Kim Namjoon

2.1K 225 21
                                    

Namjoon dan Taehyung membawa nampan berisi makanan mereka ke meja dekat jendela agar dapat melihat pemandangan di luar. Belum ada banyak orang yang mengunjungi kafetaria, barangkali karena waktu makan siang sebenarnya masih setengah jam lagi.

"Hyung, Dr.Min masuk tidak hari ini?"

"Mungkin. Aku belum bertemu. Ada apa?"

"Tidak ada. Hanya ingin tahu," jawab Taehyung sambil memasukkan nasi dan potongan tahu ke dalam mulut.

"Dia terlalu tua untukmu."

"Terlalu tua untuk apa, Hyung?"

"Untuk jadi mainan."

Taehyung menghentikan pergerakan sendok yang hampir mencapai mulutnya. "Aku memang sering bermain-main dengan perasaan orang lain. Tapi itu dulu. Sekarang beda. Aku benar-benar tertarik padanya."

Namjoon meletakkan sendok lalu memandang adiknya. "Kau masih terlalu muda untuk paham tentang arti kata 'tertarik' pada orang lain. Hati-hati agar tidak seperti aku."

Taehyung terdiam. Ia paham bahwa kakaknya tak ingin ia bernasib sama, ditinggalkan orang yang dicintai hanya beberapa hari sebelum menikah. Dengan alasan klise, bosan.

"Hyung, sudah hampir 8 tahun tapi masih ingat orang itu?"

"Masih, tentu saja. Rasa sakit hati tidak mudah dilupakan. Tapi, aku mengingatnya dengan perasaan yang berbeda. Sekarang, lebih ke arah benci dan kasihan."

Taehyung tersenyum. "Aku senang akhirnya dirimu tak menangisinya lagi."

---

Kim Namjoon berjalan ke arah lift yang akan membawanya turun ke lobi. Ia mendapat telepon dari resepsionis bahwa ada seseorang yang menunggunya.

"Siapa tamuku?" tanyanya langsung kepada resepsionis.

"Yang itu, Dr.Kim. Yang pakai baju hitam di sebelah mesin pendaftaran."

"Oke, terima kasih."

Namjoon mendekat ke arah sosok yang membelakanginya. Tampak familiar baginya.

"Permisi, Anda mencari saya?"

Sosok tersebut menoleh dan mengembangkan senyum saat melihatnya.

"Hai, Joon. Lama tidak bertemu. Apa kabar?"

Namjoon terkejut melihat sosok yang baru saja ia bicarakan dengan Taehyung, saat ini berdiri di hadapannya. Mantan tunangannya.

"Ada perlu apa, Nona Moon?"

"Oh, sekarang panggilnya 'Nona Moon'. Kenapa tidak seperti dulu?"

"Karena kita tidak seperti dulu. Ada urusan apa mencariku? Segera katakan."

Moon Byulyi, yang berstatus mantan tunangan Namjoon tersebut tertawa. "Wah, kamu benar-benar sudah berubah, Joon. Anyway, aku cuma mau bilang-"

Pandangan Namjoon seketika terfokus pada seseorang yang mengenakan jumper coklat kebesaran serta jeans belel. Wajahnya tertutup masker namun bahu lebarnya tak dapat menutupi identitasnya.

"Ternyata dia tidak mendengarkanku," ucapnya sambil berkacak pinggang.

"Joon, kau mendengarkanku tidak?"

"Tidak, sejujurnya. Sudah, aku harus pergi."

Namjoon melangkah cepat hingga berada tepat di belakang sosok yang ia perhatikan.

"Memang benar dia. Ini parfumnya," batin Namjoon. Eh, tunggu sebentar. Mengapa ia bisa mengenali pemilik parfum tersebut dengan mudah? Pasti ia sudah gila!

"Mau ke mana kau, Kim Seokjin?" Namjoon menghentikan langkah sosok tersebut dengan menahan pundaknya. "Bukankah kau seharusnya di rumah?"

"Kenapa kau tahu ini aku?"

"Tahu saja. Sudah jawab dulu, mengapa kau di sini?"

"Aku bosan di rumah."

"Bersih-bersih saja."

"Sudah. Sudah semuanya tapi masih bosan jadi ke sini saja."

"Ck! Dasar keras kepala!"

"Aku belajar dari ahlinya. Kau!"

"Lho, Dr.Kim, kudengar hari ini tidak masuk. Kenapa di sini? Aku baru mau ke rumahmu nanti." Namjoon dan Seokjin menoleh ke sumber suara.

"Kookie!"

"Aish, Hyung! Sudah kubilang jangan panggil begitu kalau di rumah sakit."

"Kenapa? Kan aku selalu memanggilmu begitu."

"Iya tapi tidak saat kerja." Jungkook cemberut. "Jadi, kenapa ke sini?"

"Bosan di rumah."

Namjoon mendengus dan membuat Seokjin serta Jungkook menatapnya.

"Apa?"

"Apa memangnya? Kau yang mendengus seperti kuda."

"Enak saja. Awas kau ya!"

"Dr.Kim, saya coba menghubungi Anda sejak tadi ternyata ada di sini." Ketiganya menoleh ke arah Park Jimin yang tampak terengah-engah.

"Ada apa, Park Jimin?"

"Ada korban tabrak lari yang akan sampai UGD lima menit lagi. Anda diminta bersiap kalau ternyata pasien perlu operasi."

"Oke." Namjoon segera berlari ke arah UGD namun berbalik lagi sambil menudingkan telunjuknya kepada Seokjin. "Awas kalau sampai berani bekerja hari ini!"

- Bersambung -

Namjoon's ProposalWhere stories live. Discover now