Part 18 : Kidnapping by Gurl's [for Gurl's]

Start from the beginning
                                    

"Kalian 'tuh kenapa jahat banget sih sama Anne?!" ucap Anne dramatis. Bahkan beberapa siswa di sekitar mereka menggeleng heran. Bagaimana dulu Tuhan berpikir untuk menciptakan makhluk sepertinya?

"Nih liat!" rogoh Anne ke dalam saku celana olahraganya untuk mengambil benda digital peregi panjang miliknya. Kemudian dibukanya grup chat geng baru yang berjudul "CIWI-CIWI CANTIQ BADAI SQUAD"

"Kenapa cuma di read doang, hah?!" napas Anne memburu. "Kenapa nggak ada yang bales chat Anne?!"

Ketiga teman di hadapannya hanya saling pandang. Risa menjilat bibir bawahnya mencari alasan, Ziva menggaruk kepala yang tak gatal, dan Sava... tentu saja memasang wajah datar andalannya. Beberapa detik kemudian akhirnya Risa yang memutuskan buka suara. "Duduk, duduk dulu sini yaa! Kita 'tuh nggak maksud buat nyuekin kamu, tapi 'kan itu kita lagi siap-siap buat festival. Aku nyiapin buat robotik, Ziva basket, Sava....." ucap Risa menggantung dengan matanya yang mulai kode-kode ke arah Sava.

"Tidur." sontak mereka semua melihat Sava. Sama sekali tidak membantu!

Tak lama kemudian datanglah Lea dengan wajah campuran ceria dan lelah. "Haii gais!"

Belum juga pantat Lea mendarat di kursi sebelah Ziva, tunjuk Anne tiba-tiba padanya. "Nah, kalo kamu kenapa nggak bales?!"

"Bales? Bales apaan, Ne?" Lea menelusuri setiap tatapan yang diberikan teman-temannya. Ia sungguh tak tau apa-apa. "Ada apa sih?"

Anne menyodorkan lagi telpon genggam yang menampilkan grup chat mereka. Disitulah Lea baru paham apa maksud dari tatapan teman-temannya. "Kenapa jadi diributin sih, Ne? Orang kita tiap hari juga ketemu di sekolah."

Tatapan Anne yang tadinya masih kesal segera berubah. Benar juga, pikirnya. Dihembuskan napasnya kasar, lalu ia bersandar di kursinya dengan meminum segelas jus alpukat. Hampir saja ia tersedak kalau tidak segera menelan cairan jus di mulutnya. Ia menahan senyum saat melihat beberapa permen yupi yang ada di depan matanya. Bahkan jumlahnya terus menambah dari kantong Lea dan Ziva. Ia menoleh ke arah Ziva dan Lea. "Sogokan?"

Setelah dirasa permen di kantong Lea telah keluar semua, Ia mendekat ke arah Anne. "Udah dong, jangan ngambek yaaa??"

Senyum yang Anne tahan sudah tak sanggup untuk sembunyi lagi. "Ya..kalo sogokannya cuma ini.." katanya sengaja Ia gantung. Matanya berkeliling nakal. "..tergantung. Kecuali kalo besok kita jalan-jalan."

"Eh, boleh juga sih! Besok 'kan Minggu.." sahut Risa. "Gimana? Aku sih yes."

Semua mengangguk kecuali satu, Lea. "Aku...besok ada seminar di Gedung Citra Bahasa, gimana dong?"

Mereka kompak medesah kecewa. "Izin dulu kali, Le?" sahut Ziva enteng.

"Andaikan bisa, tapi aku besok jadi perwakilan sekolah." lesu Lea. "Maaf yaa...kalian pergi aja dulu tanpa aku. Kapan-kapan 'kan masih ada kesempa--"

"Nggak bisa gitu dong?! 'Kan kita satu geng! Harus sama-sama terus!" sela Anne tiba-tiba. Kemudian suasana hening, karena perlahan kantin mulai sepi juga. Lea izin pamit terlebih dulu setelah mendapat pesan bahwa Ia harus segera ke kantor guru. Ide konyol Anne pun datang. "Eh gais, sini merapat!"

Meski malas mereka tetap mendekat ke arah Anne. Bak tokoh di film-film sana, mereka saling membisikkan sesuatu. Ya, sesuatu yang konyol, dan beresiko sangat tidak kecil. Mereka berempat tampak begitu serius merencanakannya, terkadang diselingi tertawa licik dari Anne dan Ziva. Setelah dirasa cukup matang, mereka menyatukan tangan, bertos ria penuh semangat untuk melakukan rencana besok. Lalu mereka kompak beranjak dan memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing. Dengan peringatan dari Anne bahwa jika mereka semua harus membalas pesannya di grup chat.

Gurl's [Omega High School]Where stories live. Discover now