Part 19 : A Day of Cinderella

17 0 0
                                    

Pukul 10.00 tepat mereka berlima keluar dari area gedung. Dan sekarang mereka berada di taman kota yang mereka tempuh dengan berjalan kaki sepanjang kurang lebih 500 meter. Duduk melingkar di salah satu meja bundar di sana. Menikmati angin sepoi-sepoi yang menyapu halus rambut mereka. Saling pandang satu sama lain, kemudian tertawa bersama. Masih terus memutar kejadian beberapa menit yang lalu yang sangat berkesan di otak mereka masing-masing. Itu adalah hal baru yang akan sangat berkesan bagi mereka. Merancang strategi dengan sebegitu mendadaknya, menjalankan dengan mempertaruhkan nyawa, yang untungnya berhasil tanpa ada korban jiwa raga.

"Udah dong, udah!" pegang Anne pada perutnya yang masih setengah tertawa. "Ini nggak jadi mainnya malah ketawa terus sih! Sakit perut, Anne!"

Ziva langsung menoyor kepala Anne, "Yah, lo sih yang bikin ketawa!"

"Eh, bentar deh, ini jadi kalian masih belum nentuin mau main kemana?" Lea mengambil alih percakapan. Keempat gadis di depannya merespon dengan tatapan bingung juga. Mereka bahkan tidak sadar bahwa masih belum merencanakan apapun untuk hari ini. Mungkin pikiran mereka kemarin terlalu fokus untuk menjalankan rencana tadi.

"Ini udah siang, sih. Mau makan dulu aja?" usul Sava.

"Tapi bentar, ini mau kemana-mana pake seragam?" Lea baru tersadar kalau dirinya dan Ziva masih memakai seragam sekolah. "Zivaa, kau kenapa tak ganti baju tadi? Kalo Risa bawa ganti, pasti kau juga udah siap-siap dong?"

Ziva yang mendengar itu hanya menghela napas kasar. "Terus citra lo mau dikemanain? Kaya orang kabur lo pake seragam sendiri. Atau nggak kita dikira anak-anak nakal yang nyulik lo lagi. Gimana-gimana kalo ada warga sekolah yang liat, biar kita berdua, eh enak aja, biar kita semua kena akibatnya."

Tatapan terharu ditampakkan oleh Risa, Anne, dan Sava. Tidak dengan Lea yang masih tak sadarkan diri dari rentetan omongan Ziva. Rasanya ada sesuatu di dalam sana yang berdegup kencang. Ya, jantungnya. Andaikan ego-nya tak setinggi itu, mungkin Ia sekarang sudah memeluk Ziva dengan sangat erat. Bahkan kedua tangannya mengepal dengan sangat kuat. Ini pertama kalinya ada yang mau berjalan di samping Lea. Karena memang selama ini Ia sudah terbiasa untuk berjalan sendiri. Tanpa ada seseorang yang mau dan mampu masuk ke dalam hidupnya. Sebentar, tidak, kecuali Agra. Yang terpaksa harus tau keadaan Lea yang sesungguhnya.

"Woii!! Lo nangis?" guncang Ziva pada lengan Lea. Lalu Ia menoleh sekeliling, tiba-tiba merasa merinding. "Atau lo kesambet setan taman?"

"Eh, nggak kok, kelilipan. Kalo kita ke Laut Sandang dulu gimana? Beli baju yang lebih nyaman di sana?" Lea sengaja mengalihkan pembicaraan agar pusat perhatian tidak berada pada ekspresinya. Hampir saja tembok pertahanannya runtuh kalau saja Ziva tidak mengguncang badannya.

Risa tiba-tiba tertawa kecil. "Ternyata Lea tahu tempat gituan, ya?" yang kemudian dibalas anggukan oleh ketiga temannya. Dan Lea hanya memutar bola mata malas.

"Gue oke, sih. Lagian ini masih pagi buat makan siang. Laut Sandang juga nggak terlalu jauh dari sini." sahut Ziva.

"Masih pagi buat kaum rebahan seperti kau, udah terlalu siang buat orang normal." siapa lagi kalau bukan Sava yang bermulut pedas dengan nada datar yang seolah-olah tak tampak menindas. Membiarkan Ziva dengan wajah kesalnya.

Detik berikutnya Anne tertawa sangat lantang. Bahkan tangan mungilnya sampai memukul-mukul Risa di sampingnya. "SAVA AILOPYUU!!! SAVA I STAND YOUUUU!!"

"Udah, udah, ayo berangkat, keburu makin siang.." Lea beranjak lalu diikuti mereka berempat.

■■■

Laut Sandang adalah pusat perbelanjaan termurah di kota ini. Tempat ini merupakan kumpulan para penjual pakaian, aksesoris, alat rumah tangga, dan masih banyak lainnya. Tapi memang kebanyakan yang menjual pakaian. Dan hebatnya, setiap stan merupakan produk milik penjual sendiri. Jadi bisa dibilang ini merupakan usaha kecil para pengusaha untuk memasarkan dagangannya. Dengan harganya yang dibilang terjangkau daripada toko-toko di mall sana, tak mungkin sedikit masyarakat sekitar maupun turis lokal/nonlokal berkunjung dan berbelanja sepuas hati di sini. Bahkan ada beberapa pengusaha yang ditarik oleh investor untuk diberi modal dan kesempatan membangun toko sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gurl's [Omega High School]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang