Part 1

8.1K 429 3
                                    

CINTA UNTUK ARFAN

Seorang pria dengan setelan gamis berwarna hitam itu tersenyum penuh arti dan kacamata hitam yang bertengker manis di pangkal hidungnya, ia berjalan mendekati seorang wanita yang sangat ia rindukan di sampingnya ada seorang pria yang merangkul pinggang wanita itu. 

"Bunda," lirih pria itu melepaskan kopernya lalu memeluk tubuh wanita tua itu. "Kangen," ujarnya. 

"Alhamdulillah kamu selamat sampai tujuan nak," jawab wanita tua itu sembari melepas pelukan nya, lalu di tatapnya wajah tampan putranya  yang begitu mirip dengan wajah suaminya.

Arfan Fadil Putra Al-Fatih laki laki berusia 25 tahun itu sekarang tumbuh mejadi laki laki dewasa, perawakan nya yang tinggi dan sedikit berotot di bagian lengan nya sebab ia tidak pernah absen untuk ngegym. Arfan mempunyai alis yang tebal serta bibir nya yang tipis dan merah.

Ia baru tiba di bandara setelah menyelesaikan pendidikan nya di tarim, begitu selesai ia langsung pulang ke indonesia karna Arfan sudah sangat merindukan keluarganya.

"Kamu tidak merindukan Ayah Fadil Putra?" Arfan menoleh lalu melihat raut wajah Ayahnya yang sedikit kesal, ia terkekeh kemudian memeluk Ayahnya erat. Ya Arfan juga sangat merindukan Ayahnya.

"Abang ada bawa oleh oleh?" ujar Syafa setelah sampai, tadi ia bosan menunggu sang kakak yang tak kunjung datang. Jadi ia berniat untuk membeli minuman dan beberapa cemilan.

"Adik kurang ajar, abangnya dateng bukan nya di peluk malah nanya oleh oleh." Arfan mencubit hidung bangir Syafa membuat gadis itu sedikit meringis.

"Abang mau di peluk? Yauda sini," ucapnya sembari merentangkan kedua tangan nya, Arfan menggelengkan kepalanya tapi ia pun berjalan dan memeluk adiknya sangat erat. Sungguh ia juga sangat merindukan adiknya yang sangat cerewet itu.

*  *  *  *

Inara Syifatunnisa, wanita cantik memakai gamis berwarna hitam dan cadar yang menutupi wajahnya. Ia berjalan pelan menuju minimarket yang berada tidak jauh dari rumahnya, sesekali ia tersenyum ramah pada beberapa orang yang menyapanya. 

Kini Inara sudah sampai di minimarket dan langsung mencari beberapa bahan untuk membuat kue, ibunya Aminah sangat pandai membuat kue, banyak juga yang memesan kue pada ibu Aminah.

Saat hendak mengambil tepung ia mendengar suara tangisan anak kecil, kedua matanya menyipit melihat anak kecil yang duduk sambil memeluk boneka nya. Perlahan ia berjalan mendekati anak kecil itu. Inara sedikit terkejut karna anak kecil itu berjalan pelan menjauhinya.

"Hey cantik jangan takut, aku engga jahat," ujarnya begitu lembut berusaha meyakinkan anak kecil itu.

"Tante siapa?" tanya anak kecil itu, sambil mengeratkan pelukan pada boneka taddy bear miliknya.

"Aku Inara," jawabnya lalu tersenyum terlihat dari kedua matanya yang menyipit.

"Jangan takut ya, ibu kamu kemana?" Inara berjalan mendekat anak kecil itu pun tak lagi menjauhinya, tangan mungil itu diraih dan di genggam erat oleh Inara.

"Tadi Bunda bilang mau ambil cemilan terus aku kesana sebentar, pas aku balik lagi Bunda engga ada disini tante," jelasnya lalu kembali menangis.

Cinta untuk Arfan [On Going]Where stories live. Discover now