Part 6

2.7K 275 1
                                    

CINTA UNTUK ARFAN

"Ada apa ini?" suara bariton seseorang membuat mereka menunduk takut menatap kedua mata pria tersebut.

"Kenapa diam? Masih punya mulut kan?" tanya nya lagi.

"Anu Gus itu..."

"Cepat katakan Azzam!" geram Arfan karna santrinya ini tidak mau berbicara.

"Tadi, saya tidak sengaja melihat dia berbicara dengan seorang perempuan bercadar Gus dia juga memeluk perempuan itu. Tapi saya tidak tau kemana perempuan itu pergi," jelas Azam gugup ia benar benar takut dengan cucu dari Kyai Syam.

"Benar begitu?" tanya Arfan pada laki laki yang sedari tadi menundukkan pandangan nya.

"Benar Gus, tapi dia itu kakak kandung saya," ujarnya berusaha membela diri.

"Kalau benar dia itu kakak kamu, dimana dia sekarang?" tanya Arfan dengan tatapan mengintimidasi.

"Ada di ndalem pak kyai Gus, sedang mengurus surat pendaftaran saya."

"Kamu santri baru disini?"

"Nggeh Gus."

"Siapa nama kamu?"

"Muhammad Fatur Salam."

"Biar ini jadi urusan saya, sekarang kalian boleh kembali ke asrama dan kamu ikut saya ke ndalem," tegas Arfan yang langsung diangguki oleh Fatur.

* * * *

Keduanya berjalan menuju ndalem Kyai Syam, sedari tadi Fatur hanya menunduk dalam, tatapan Gus nya ini benar benar menakutkan. Ia membayangkan jika nanti dirinya jadi adik ipar Gus Arfan yang terkenal tegas ini apa yang akan terjadi nanti, Fatur menggelengkan kepalanya ngeri.

Arfan memang sangat keras dan tegas jika mengenai masalah pesantren, ia ingin santri santri Kakeknya ini disiplin dan mandiri. Jika ada masalah di pesantren maka ia orang pertama yang turun tangan langsung.

Keduanya kini sudah sampai di depan ndalem Kyai Syam, Arfan berjalan terlebih dahulu ia melihat Rara dan Zaki berada disana. Langsung saja ia mencium punggung tangan kedua orang tuanya, ia juga mencium punggung tangan nenek dan kakeknya.

"Kak Nara!" seru Fatur lalu memeluk tubuh kakaknya.

"Udah keliling pondoknya?" tanya Inara lembut.

Arfan membulatkan matanya apa ini mimpi? Wanita itu sekarang berdiri tepat di hadapan nya, dan Fatur tadi memanggilnya dengan sebutan kakak? Itu berarti laki laki itu adik Inara, Habibati nya.

"Maaf Gus apa Fatur menyusahkan sampeyan?" tanya Inara membuat Arfan mengalihkan etensinya.

Arfan memalingkan wajahnya, ia berusaha bersikap biasa saja namun siapa sangka hatinya sedari tadi berdetak sangat kencang, "Tidak ada."

"Alhamdulillah," ucap Inara.

"Gimana nak Fatur kamu masih mau mondok disini?" tanya Kyai Syam.

"Iya aku mau Pak Kyai," jawabnya begitu antusias.

"Bu Aminah sama Pak Fauzan tidak usah khawatir kami akan menjaga Fatur disini," ujar Rara seraya tersenyum lebar.

Cinta untuk Arfan [On Going]Where stories live. Discover now