Part 31

2.5K 259 14
                                    

Follow dulu sebelum baca yaa<3

Happy Reading🐣


Cinta Untuk Arfan

Perlahan Inara membuka kedua matanya, ia melirik ke arah sofa terlihat suaminya tengah tertidur dengan beberapa berkas yang berserakan kemana-mana. Inara tersenyum kecil, kemudian menyibak selimut yang tadi di gunakan untuk menutupi tubuhnya. Ia berjalan ke arah sofa, membereskan semua map penting milik laki-laki itu.

Setelah selesai, Inara meletakkan beberapa map penting itu ke dalam laci meja kerja suaminya, lalu ia kembali berjalan mendekati Arfan yang masih tertidur lelap.

"Kasian banget sih kamu, pasti capek banget, ya?" ujar Inara, tangan nya menyisir rambut tebal milik suaminya, hal itu membuat tidur Arfan sedikit terusik.

Dengan mata yang masih setengah terbuka pria itu mengulum senyum nya, "Baru bangun tidur, udah liat bidadari aja."

"Apaan sih kamu. Ayo Mas bangun, ini udah mau sore," titah Inara, namun sepertinya bayi besar itu tidak mengindahkan ucapan Inara. Ia malah menarik tubuh istrinya membuat wanita itu terduduk di atas paha nya.

"Mas lepas, aku mau mandi."

"Bareng, ya, ya, ya?" ucap Arfan seraya menggesekkan ujung hidungnya ke pipi kanan Inara.

"No! nanti malah ke yang lain," tolak Inara membuat Arfan menekuk bibirnya sedih.

Inara tertawa melihat ekspreksi wajah suaminya yang sangat menggemaskan, lalu Inara menekan kedua pipi Arfan menggunakan telapak tangan nya, dan membuat bibir pria itu maju seperti bebek.

"Gemes banget sih, suami nya siapa, hmm?"

Arfan melepaskan tangan Inara dari kedua pipinya, dan langsung menciumi setiap inci wajah Inara. Semua itu membuat Inara tertawa lepas, wajahnya terasa gatal karena ulah kumis tipis Arfan yang belum di cukur.

Karena gemas. Akhirnya Arfan menggendong tubuh kecil Inara ala bridal style, dan langsung melangkahkan kakinya ke arah kamar mandi, Inara memberontak dengan memukuli dada bidang suaminya itu. Namun. Semuanya usaha nya sia-sia tenaganya tidak cukup kuat untuk melawan Arfan.

"Mari kita bersenang-senang, Istriku."

"Aaaaaaa! Bunda tolongin Inara."

*     *     *    *

Usai melaksanakan sholat isya berjamaah, yang letaknya tepat di samping asrama putra. Seorang pemuda dengan setelan baju koko berwarna hitam dan sarung yang senada. Tidak lupa peci hitam yang selalu ada di atas kepalanya.

Pemuda itu berjalan keluar musholah, sesekali ia menyapa pada Ustad yang kebetulan sedang lewat. Pemuda itu mengulum senyum nya, saat melihat teman nya yang kini berjalan ke arah nya.

"Fatur, ini ada surat buat kamu," ujar laki-laki itu, lalu menyodorkan secarik kertas yang terlipat itu padanya.

Fatur menautkan keningnya bingung, ia menatap surat itu lama. Namun. Ia tak kunjung menerima surat yang entah siapa pengirim nya.

"Dari siapa, Han?" tanya Fatur.

"Jihan, dia sendiri yang memberikan nya," ujar laki-laki itu lagi.

Cinta untuk Arfan [On Going]Onde histórias criam vida. Descubra agora