Part 8

2.6K 256 5
                                    

CINTA UNTUK ARFAN

Hari ini di ndalem Kyai Syam, banyak sekali kerabat yang berkunjung untuk menjenguk beliau yang tengah sakit, Rara tengah sibuk menyiapkan beberapa cemilan untuk keluarga besar mertua nya, sedangkan Nyai Zubaidah berada di kamar menemani suaminya yang masih terbaring lemah.

Hari ini Arfan dan Zaki tidak berangkat ke kantor karena ingin mengurus Kyai Syam, setelah minum beberapa obat alhamdulillah keadaan nya jauh lebih baik. Kyai Syam sekarang tengah mengobrol dengan Hafizah, beliau sangat merindukan putrinya itu, setelah menikah Hafizah tinggal dirumah mertuanya.

"Gimana kabar kamu nduk?" tanya Kyai Syam lirih.

"Fizah baik Abi, seharusnya Fizah yang nanya kenapa Abi bisa sakit kayak gini?" Hafizah sedih melihat tubuh cinta pertamanya tertidur lemah seperti ini.

"Itu tandanya Allah masih sayang sama Abi, mungkin ini cara Allah untuk menghapus semua dosa dosa Abi. Ini sudah menjadi kehendakNya kita tidak bisa menentang takdir."

Hafizah tidak kuasa menahan air matanya kemudian ia memeluk tubuh Abinya sangat erat, "Fizah sayang sama Abi."

"Huaaaa Mamah!" Hafizah perlahan melepaskan pelukanya, kemudian melihat putra keduanya menangis tersedu sambil berlari menghampirinya.

"Kenapa nangis hmm?" tanya Hafizah panik.

"Om jomblo nakal mah!" adunya membuat kerutan di kening Hafizah, siapa yang di maksud Hamzah?

"Pengadu," desis Arfan, lalu dengan santainya duduk di sofa kamar Kyai Syam.

"Kamu apakan anak saya?" Hafizah mendelik tajam kearah ponakan nya itu.

"Aku nggak apa apain kok, anak mbak aja yang baperan!"

Hafizah tidak habis fikir dengan sifat jahil yang tertanam di hati ponakan nya itu, entah berapa kali Hamzah menangis karena ulahnya. Arfan benar benar membuatnya pusing.

"Mah, om jomblo tadi ambil makanan aku terus sampahnya ditaro di tangan aku. marahin Mah om jomblonya," rengek Hamzah membuat Arfan membulatkan matanya, Dasar bocil.

"Oh berani kamu sama mbak!?" Hafizah mengambil ancang ancang akan menerkamnya, membuat Arfan segera berlari dan bersembunyi di balik tubuh Neneknya.

"Wes toh le sama ponakan sendiri jangan di jahilin," tegur Kyai Syam.

"Jangan salah ya, justru itu sebagai tanda sayang Arfan pada Hamzah, ponakan om yang paling ganteng." Arfan duduk di tepi ranjang memperhatikan raut wajah Hafizah yang memerah, entah menahan marah atau apa Arfan tidak tau.

"Lambemu!" desis Hafizah.

* * * *

Suasana pesantren Al hidayah kembali ramai, para santri sudah kembali untuk belajar setelah liburan semester kemaren, ada diantara mereka lebih memilih menetap karna jarak rumah nya begitu jauh. Arfan tersenyum melihat para santri berlalu lalang mengerjakan pekerjaan mereka. Ada yang tengah murojaah, ada yang tengah menjemur pakaian nya, dan ada juga yang hanya sekedar duduk santai sambil bibirnya melantunkan kalimat dzikrullah.

Arfan begitu di hormati, para santri yang melihat kedatangan Gus nya berbondong bondong menyalami guru mereka dengan takzim, tapi ia tidak begitu suka jika ada yang memanggilnya dengan sebutan Gus, seakan ada sebuah perbedaan antara dirinya dan para santri disini, padahal jelas mereka semua sama terbuat dari tanah dan akan menjumpai kematian juga.

Cinta untuk Arfan [On Going]Where stories live. Discover now