Part 28

2.6K 232 13
                                    

Follow akun wp aku yaa<3

Cinta Untuk Arfan

"Inara hamil, Bunda!" pekik Arfan, laki-laki itu berlari menghampiri Bundanya lalu di peluknya erat.

Rara yang mendengar itu pun sangat bahagia, itu artinya ia akan segera menjadi nenek. Rasanya seperti mimpi bagi Rara, dulu ia masih menggendong Arfan yang masih bayi, dan sekarang putranya itu akan segera menjadi seorang Ayah.

Nyai Zubaidah berjalan menghampiri Rara di bantu dengan tongkat nya, Inara tersenyum di balik cadarnya, kemudian memeluk tubuh rentan wanita tua itu. Ia membawa Nyai Zubaidah duduk di atas sofa dan Inara segera duduk di sampingnya.

"Berapa usia kandungan nya, nduk?" tanya Nyai Zubaidah.

Inara mengusap lembut perutnya yang masih rata, "Tiga minggu, Nek."

"Allah sudah mempercayai kalian. Jadi, jaga baik-baik janin kamu, jangan sampai dia kenapa-kenapa. Jangan terlalu banyak pikiran sama aktifitas yang berat dulu yo, nduk," tutur Nyai Zubaidah yang hanya di balas anggukan oleh Inara, ia memeluk tubuh Nyai Zubaidah. Sungguh, Inara sangat beruntung berada di tengah-tengah keluarga mertuanya ini.

Arfan melerai pelukan nya, ia berjalan menghampiri sang istri lalu mendudukkan tubuhnya di space kosong samping Inara. Ia mengusap lembut perut istrinya itu, seraya membisikkan sesuatu pada janin yang masih berusia tiga minggu.

"Sehat-sehat anak Abi, jangan bikin Umi kamu kecapean ya, sayang." Arfan mencium perut rata Inara, hal itu tak luput dari pandangan Inara. Wanita itu mengulum senyum nya dengan mata yang sudah mengeluarkan cairan bening.

Arfan mendongakkan kepalanya, pria itu terkejut melihat air mata yang turun dari kedua mata cantik Inara. Sontak Arfan menegakkan tubuhnya ia mengusap air mata itu.

"Hey, kenapa? Ada yang sakit?" tanya Arfan bertubi-tubi.

Inara menggelengkan kepalanya lirih, kemudian memeluk tubuh Arfan erat. Ia menenggelamkan kepalanya di dada bidang suaminya. Arfan bingung dengan Inara yang tiba-tiba menangis seperti ini, di usapnya lembut punggung wanita itu, dirasa tangisan Inara mulai mereda Arfan berusaha melepaskan pelukan nya. Namun. Sepertinya Inara masih ingin berada di posisi ini, alhasil Arfan hanya bisa pasrah.

"Sayang... Kenapa nangis, hmm?" tanya Arfan lembut.

"Allah baik banget sama aku, Mas. Aku mau bahagia, dan Allah hadirkan kamu untuk aku. Aku gak tau harus berterima kasih dengan cara apa, intinya Allah benar-benar mengabulkan semua doa-doa aku," terang Inara. 

Arfan tersenyum haru, ia mendaratkan satu kecupan di puncak kepala Inara. Tau kah Inara, jika Allah pun telah memberikan nya kebahagiaan, sejak kecil Arfan tak pernah menjatuhkan hatinya pada perempuan manapun. Namun. Sekalinya ia jatuh cinta, Allah menjatuhkan hati nya pada perempuan hebat seperti Inara.

"Kita rangkai kisah kita, ya, Ra. Bersama dengan dia yang menjadi pelengkapnya."

*   *   *   *

Hari ini, Inara kedatangan kedua orang tuanya. Sedari tadi wanita itu enggan melepaskan pelukan nya dari sang Bunda, sungguh Inara sangat merindukan pelukan dari wanita yang selama ini telah mengandungnya selama sembilan bulan.

Cinta untuk Arfan [On Going]Where stories live. Discover now