Seis| He's SKALA

556 260 328
                                    

Part 6| He's SKALA

Happy Reading!
Don't Forget Vote N comment!

___

"Sekasar dan sekejam apapun seseorang,
percayalah dihatinya ada rasa rapuh yang ia sembunyikan dengan begitu dalam. Hanya saja dengan berlagak kejam,
bisa membuatnya terlihat kuat dari kerapuhan itu."
-Significa


🕊🕊🕊

Gadis itu melangkah cepat dilorong sekolah yang sedang ramai, ia mengabaikan banyak mata yang melihat kearahnya, dirinya juga enggan membalas sapaan yang terlontar kepadanya. Sekarang ia tak berminat meladeni mereka semua, karena kepalanya sudah panas terlebih lagi hatinya yang sudah berapi-api. Selens merasakan emosinya tengah meledak-ledak.

Selens semakin mempercepat langkahnya kedalam kelas, suasana hatinya benar-benar buruk karena pertemuannya dengan Skala barusan. Bisa-bisanya cowok gila itu mengancamnya, bahkan mengasarinya lagi. Benar-benar cowok sinting!

Tangan Selens terkepal, rok tartannya bergerak kesana-kemari karena sang empunya yang berjalan tergesa-gesa. Setibanya dikelas Selens menghampiri ketiga temannya yang sedang berkumpul dimeja guru. Nafasnya berderu tak beraturan.

Anna yang duduk sedikit jauh, langsung berpindah ke meja Selens, Zeline dan Disya ikut mendekat.

Setibanya dikursi Selens langsung mengambil tumblernya yang berisi air dingin dan sedikit batu es. Ditandasnya air itu seperti orang kehausan. Kepalanya langsung terasa segar, seakan kekesalannya tadi ikut mencair bersama batu es yang tengah ia kunyah.

Anna yang melihat Selens sedang kesal seperti itu, gatal ingin bertanya sesuatu. "Did something happen to you?" Tanya Anna langsung.

"Kenapa Els?" Tanya Zeline lembut, tangannya mengusap lengan Selens menenangkan.

Disya hanya ikut menyimak, matanya memicing menerka-nerka apa yang sedang terjadi. "Jangan bilang ini karena Skala?!" Tebak Disya tepat sasaran.

"HUH!" Mendengar nama Skala disebut, Selens menghela napas kasar. Ia mengunyah batu es lagi, tetapi lebih beringas dari yang tadi, seakan batu es itu adalah Skala.

Anna ikut mengusap-ngusap punggung Selens menenangkannya. "Tarik nafas...hembuskan..." Intruksi Anna. Selens pun menurut, mengikuti gerak tangan Anna yang bergerak keatas dan kebawah.

"Kok malah jadi kayak orang mau lahiran sih," seru Disya merusak suasana. "Lo kenapa Els? Skala berulah lagi? Atau lo yang bikin ulah?" Serbunya tak sabaran.

Selens menghela napas panjang. "Dia marah, karna dia kira gue nuduh dia, padahalkan nggak gitu," jelas Selens yang sudah mulai tenang.

"Maksudnya?" Tanya Zeline bingung.

"Dia nggak terima gue bawa-bawa dia ke BK."

Mulut mereka bertiga serentak membentuk huruf O dan mengangguk mengerti, karena juga bingung mau bereaksi seperti apa. Yang jelas mereka harus mendukung Selens apa lagi disaat-saat seperti ini. "Trus tanggapan Bu Ratih gimana?" Tanya Disya.

"Bu Ratih nggak mau nyelesain masalahnya sekarang, karena belum jelas."

Mereka bertiga menghela napas berat, karena rasa penasaran mereka juga ikut tak mendapat jawaban. Wajah Selens semakin memelas melihat reaksi sahabatnya.

SignificaOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz