Tres| Perkara Ban Mobil

718 364 426
                                    

Part 3| Perkara Ban Mobil

"Kadang manusia selucu itu.
Tidak saling mengenal, namun penilaian mereka tentang kita, seakan-akan tau segalanya. Beropini buruk hanya karena satu sifat 'minus' yang mereka lihat. Beropini baik hanya karena satu 'kebaikkan' yang dilihatkan. Padahal, sering sekali terjadi kebalikannya."
-Significa

🕊️🕊️🕊️

Sudah lima belas menit, Skala hanya berdiam diri didalam mobil sportnya. Jam pulang sudah sedari tadi. Tapi cowok itu tampak enggan untuk pulang. Matanya terpejam, menikmati alunan musik yang berputar lewat earphone ditelinganya, pikirannya masih berkelana pada kejadian di kolam berenang tadi, lebih tepatnya sesudah kejadian tersebut. Karena kejadian itu mengingatkan Skala pada 'peristiwa' dimasa lalu dan phobia yang paling ia benci menyerangnya lagi. Itulah kenapa Skala benci berurusan dengan orang, kecuali dengan kelima temannya.

Skala menanggalkan atasannya karena merasa sedikit gerah, sehingga badan atletisnya hanya dibaluti kaos hitam dan celana tartan khas seragam Antaza. Lelaki itu mendesah pelan, seakan-akan masalahnya ikut keluar dari mulut. Berdiam diri didalam mobil seperti ini membuat Skala merasa sedikit tenang. Sampai tiba-tiba mobilnya sedikit terguncang karena ditabrak seseorang.

"Oh shit!" Umpat Skala kesal, karena ia paling benci melihat makhluk yang mengganggu ketenangannya. Skala membuka matanya kasar, dan melihat kearah spion depan, melihat siapa makhluk yang berani menganggu ketenangannya itu. Dahi cowok itu menyerngit heran tatkala, melihat gerak-gerik cowok yang memakai 'hoodie hitam' itu begitu mencurigakan. Skala langsung keluar dari mobilnya ketika cowok itu sudah melarikan diri dengan tergesa-gesa.

Pria yang memiliki mata hazel itu mengitari mobilnya pelan, yang mungkin saja sedang diberi kesialan oleh pria tadi. Ternyata bukan mobilnya yang dikerjai, melainkan mobil merah disampingnya. Lihatlah ban mobil itu yang semakin mengempis karena ulah pria gila tadi. Skala tak habis pikir, selain teman-temannya ternyata masih banyak orang yang tidak waras di dunia ini.

"Ngapain lo ngeliatin mo---OH MY GOD! My car!" Teriak gadis dibelakangnya membuat Skala menoleh. Gadis itu mendorong badan Skala sedikit karena menghalangi langkahnya yang sedang meniliti ban mobilnya yang kempis. Selens mendelik tajam pada Skala. "What are you doing?!" Gertak Selens. Matanya memerah, begitu kesal melihat manusia didepannya ini, yang selalu membuatnya emosi.

Skala tak menjawab, menaikkan satu alisnya, memandang Selens dengan pandangan mengejek. Bisa dilihat bukan, betapa kesalnya Selens dipandang seperti itu. 

Selens menendang ban mobil Skala keras, sehingga mobil mahal cowok itu mengeluarkan suara yang berisik. Selens tersenyum miring, bersidekap dada. Gadis tempramental itu terlihat seperti menantang Skala. Kesal kan lo! Saat tangannya ingin memukul kaca mobil cowok itu lagi.

Skala langsung menahannya. "LO...!" gertak Skala menggantung kalimatnya, pria itu menatap Selens tajam, ia paling tidak suka miliknya disentuh oleh oranglain terlebih ini mobil kesayangannya. "ARGHHHHHH!" Skala mengerang tertahan wajahnya memerah menahan amarah. Skala menengadah keatas, cowok itu benar-benar geram melihat sifat Selens yang menjengkelkan. Kenapa cewek didepannya ini selalu membuat dirinya kesal? Jika saja Skala tak sabar, dan mengendalikan emosinya. Mungkin Selens sudah diremuk-remuk bagaikan kertas tak berharga. Siapa saja mungkin tahu, bahwa Skala sedang menahan emosi, terlihat dari pergelangan tangan Selens yang dicengkram begitu kuat dengan Skala. Percayalah, gadis itu sedang menahan sakit.

SignificaWhere stories live. Discover now