27. Duel

129 22 5
                                    

[Makasih buat kalian yang gak pernah absen baca cerita ini. Aku harap kalian selalu terhibur oleh setiap tokoh dan alur ceritanya^^]

Happy reading ....

***

"Tidak semua masalah bisa diselesaikan dengan kekerasan. Tapi jika masalah itu tidak bisa diselesaikan secara damai, rusuhkan saja sekalian." — Arashter.

____________________

Hari ini kelas XII MIPA 2 mendapatkan banyak sekali tugas Matematika dan harus mengumpulkannya di hari esok. Bel pulang sudah berbunyi, Ara dan para sahabatnya sudah berada di luar kelas. Seperti biasa, mereka berdiam dulu di depan kelas sampai sekolah mulai sepi.

"Ra, bisa nemenin Ze nggak?" Ze bertanya pada Ara yang berada di sampingnya.

"Nemenin ke mana?"

"Ze mau ngerjain tugas MTK di sekolah, soalnya di rumah Ze hari ini lagi banyak tamu. Ze nggak mau keganggu sama mereka."

Abel dan Nella hanya memperhatikan keduanya. Ara diam dengan sedikit berpikir. Ara rasa ini juga kesempatan ia untuk membuat proposal yang kemarin diberitahu oleh Raja. Sama-sama mengerjakan tugas mungkin akan jadi lebih baik.

"Bisa kok. Ara juga udah terlanjur izin bakal telat pulang, soalnya Ara mau ngerjain proposal di tempat yang tenang."

"Proposal?" beo Abel dan Nella bersamaan.

Ara menatap temannya yang sangat kompak. Ia mengangguki ucapan kedua temannya itu. "Hm. Bulan depan sekolah kita bakal berkemah. Terus Ara ditugasin buat bikin proposal."

Nella menyenggol bahu Abel dengan sengaja. Nella tersenyum lebar pada Abel seolah ingin megungkapkan sesuatu. "Noh, Bel. Ada untungnya juga 'kan Ara jadi sekretaris OSIS? Kita jadi tahu informasi lebih cepat."

Abel tidak merespon ucapan Nella. Setelah Nella mengetahui Ara dijadikan sekretaris OSIS, gadis itu langsung mendukung Ara sepenuh jiwanya. Nella juga sangat mendukung jika Ara menyukai Raja. Jika Ara berpacaran dengan Raja, otomatis ia juga akan lebih dekat dengan Arashter. Itu impian Nella dari dulu.

"Kalian mau berdua aja atau gue sama Nella juga ngikut?" tanya Abel meminta pendapat.

Ze menggeleng. "Berdua juga gak papa. Emangnya kalian mau ikut ngerjain tugas MTK bareng?"

Abel dan Nella menggeleng cepat. Mereka berdua sudah kapok mengerjakan tugas yang mengenai angka bersama Ze. Gadis itu bisa jadi galak dan sangat buas jika keduanya mengeluh karena soal yang terlalu sulit.

Sebenarnya Ze tidak akan semarah itu jika Abel dan Nella memperhatikan cara menyelesaikan soalnya. Abel dan Nella tipikal manusia yang sangat lambat mengerti jika mengenai angka dan hitung-hitungan. Walaupun berkali-kali diterangkan dan diajarkan, kedua gadis itu tetap saja tidak bisa mengerjakan soalnya. Maka dari itu keduanya memilih berguru pada gugel. Harap jangan tiru manusia seperti ini!

"Ah, nggak! Gue baru inget kalau hari ini gue ada janji sama nyokap buat bikin kue," kilah Abel. Gadis itu terlihat panik ketika Ze menatapnya.

Ara memiringkan kepalanya. Abel yang terkenal sedikit 'tomboy' dan mageran tingkat kabupaten akan membuat kue? Peningkatan yang sangat pesat. "Wah ...! Abel bisa bikin kue?"

Abel menggaruk kepalanya. "Ini baru, baru mau belajar bikin."

"Oh, iya. Nella mau ikut kita?" Kini Nella yang dilempar pertanyaan oleh Ara.

Nella dengan cepat mencari-cari alasan. Ia tidak mau berakhir dengan kepala pusing dan mimpi buruk malam ini karena terbayang-bayang angka yang bertebaran dipikirannya. Sepertinya Nella mengalami phobia angka sekarang.

Silently Follow [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang