51. Welcome to Arashter

177 27 7
                                    

[Jangan bosan buat baca cerita ini yaw!]

Happy reading ....

***

"Semua perubahan pasti disertakan dengan sebuah alasan. Entah itu perubahan fisik, tampilan, dan juga sikap. Manusia pasti mengalami perubahan itu. Kita berubah dengan suatu alasan. Alasan apa? Ya hanya diri kamu sendiri yang mengetahuinya." — Karalieva Olivina.

____________________

"Ra, lusa kamu ikut Olimpiade, 'kan?"

Ara mengambil selembar roti yang sudah diolesi oleh mentega. Ara memakan roti itu dengan cepat dan mengangguki ucapan bundanya.

Bunda memberikan segelas susu putih pada Ara. "Jangan terlalu stres. Jangan mikirin hal yang gak penting. Kamu juga harus fokus belajar."

Ara menelan rotinya dan meneguk susunya. "Bunda juga gak boleh banyak pikiran. Cukup yakin aja kalau Ara bakal menang."

Bunda terkekeh. "Pasti. Bunda selalu yakin."

Tin! Tin!

Ara segera bangkit. Gadis itu langsung menyalimi bunda dan mencium kedua pipi wanita itu. "Ara berangkat."

"Belajar yang serius," ingat bunda.

Ara hanya tersenyum dan berlari kecil menuju halaman rumah.

Ara berusaha bergegas untuk pergi ke sekolah. Akibat ayahnya yang sudah berangkat lebih awal, Ara jadi harus menebeng dengan Nella. Tapi, ada untungnya juga ayah berangkat awal, karena ini akan mempermulus rencana Ara. Ya, rencana.

Kenapa Ara tidak membawa Angel? Jawabannya adalah ... Ara lupa mengisi bahan bakar motor itu. Akibatnya motor itu membisu untuk sementara waktu.

Ara membuka pintu rumahnya dan menghampiri mobil mewah berwarna merah yang sudah terparkir di sana.

Saat Ara mendekat pada mobil itu, pintu mobil pun terbuka, menampilkan Nella, Abel dan juga Ze. Ara membuka mulutnya lebar-lebar. Ia ... terkejut.

Ara berlari menuju Abel yang tengah merengut. Ara menangkup kedua pipi Abel dan memandangi wajah gadis itu.

"Abel cantik banget. Ara gak bohong," ujar Ara.

Ara menyapu pandangannya pada Nella dan juga Ze. Kedua gadis itu juga nampak cantik. Sangat amat cantik.

Ara dan ketiga temannya tampil sangat memukau dengan riasan yang sederhana. Ya, mereka berempat memang memasang riasan pada wajahnya. Mereka ingin mengimbangi Ara.

Ara dan Abel nampak kompak dengan jaket kulitnya. Nella yang nampak cantik dengan kacamata bening yang bertengger manis di hidungnya. Tak tertinggal juga dengan Ze. Gadis itu tampak manis dengan rambut yang dibuat bergelombang.

"Siap?" Nella bertanya.

Ara mengangguk pasti. "Siap!"

"Skuy! Berangkat!" seru Nella.

"Pasti muka gue udah kayak ondel-ondel," ucap Abel dengan suara pelan.

Ara duduk di samping kursi kemudi yang ditempati oleh Nella. Sedangkan Abel dan Ze duduk di belakang.

Mobil melaju dengan cepat. Obrolan dan gosipan yang Nella ceritakan mengisi ruang hening di dalam mobil.

Flashback on.

"Hari ini mereka terkejut. Besok, mereka bisa lebih terkejut."

Abel dan Nella mengernyit. Besok? Memangnya ada apa dengan hari esok?

Silently Follow [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang