BAB 16. Alasannya

3K 571 213
                                    

Aku minta maaf karena kadang-kadang enggak bisa update setiap hari. Btw, komentar-komentar kalian di work ini tuh bener-bener kayak suntik semangat sama suntik vitamin buat aku loh. Aku pingin banget balesin komentar kalian. Tapi, gara-gara aku harus langsung on duty abis update. Jadinya suka gak sempet nengok wp. Tetep ramein ya, aku usahain tetep interaksi sama kalian. Borahae💜

Fyi, Devan di sini emang sedikit misterius, ya, gais. He can be the devil, but sometimes he can be the angel too.

 He can be the devil, but sometimes he can be the angel too

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Orang bilang, duduklah dengan para pendosa yang bertaubat sebab mereka memiliki hati yang paling lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Orang bilang, duduklah dengan para pendosa yang bertaubat sebab mereka memiliki hati yang paling lembut.

Devan menghirup vapor-nya kemudian mengembuskan kepulan asap dari mulut dan hidung. Aroma manis cokelat mengoar, menggelitik hidung Ares. Devan dan Ares duduk di sebuah cafe, mereka baru saja menyelesaikan sesi pemotretan.

Ares menyesap kopi hitamnya, kemudian menyangga kepala dengan tangan yang bertumpu di meja. Ares menatap malas cangkir kopinya kemudian menghela napas pelan.

"Ibumu baik dan perhatian, ya," ucap Ares tiba-tiba, memecah hening.

Devan menatap Ares seraya mengembuskan sisa kepulan asap kemudian tersenyum samar. Ares mendongak, menatap Devan yang lagi-lagi menghirup vapor-nya.

"Ya ... menurutmu ibuku seperti itu?"

Ares berdeham mengiyakan, teringat percakapan antara ia, Leana dan Aksa kemarin di depan ruang kamar rawat Sena.

"Ayah harus mengurus pernikahan ayah mulai bes-"

"Ayah urus saja pernikahan itu, aku yang akan membiayai operasi Kak Sena!" sela Ares cepat.

Aksa menghela napas kasar. "Memangnya kamu pikir biaya operasi jantung kakakmu bisa dibayar hanya dengan uang lima ribu rupiah?"

Ares mencebik. "Mana yang lebih penting, Yah? Pernikahan kedua ayah atau Kak Sena?"

"Ares, ayah tidak pernah berkata kalau ayah lebih mementingkan pernikahan ayah. Ayah hanya bilang, besok ayah akan mengurus pernikahan ayah kemudian mengurus administrasi untuk prosedur operasi Sena, selagi masih libur."

Detak. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang