Episode 25: Lingkaran

3.4K 438 31
                                    

Hai... Winter kembali ♡
Jangan lupa vote & comment yaa >.<










Bisakah tuhan memberi bocoran sedikii~it saja tentang takdir seperti apa yang sebenarnya tuhan berikan untuknya. Seyi ingin melawan takdirnya yang selalu berkaitan dengan lelaki bermarga Min, namun selalu gagal. Takdir menyeretnya kembali seperti arus lautan yang kencang.

Sejak mereka kembali bertemu hingga sekarang, dinding yang Seyi dirikan hampir goyah.

Secepat itu?

Ya, secepat itu.

Seperti dua kutub magnet yang berlawanan maka akan saling tarik menarik. Itulah mereka. Seyi diam, tapi Yoongi menariknya.

Dan, Seyi takut. Takut dirinya terbiasa dengan semua yang Yoongi berikan dan lakukan padanya. Untuk dirinya.

Taman dan perpustakaan SMP MyeongIn, tempat latihan Taekwondo Park Hoon, lalu taman bermain di SD Jihye sudah direnovasi menjadi lebih baik dan lebih besar karena ulah siapa? Itu karena Min Yoongi. Dengan suka rela lelaki itu menghabiskan banyak biaya untuk memperbaiki fasilitas-fasilitas itu. Yoongi bilang dirinya memang selalu berdonasi dan kali ini ia memilih berdonasi di bidang fasilitas pendidikan.

Hanya itu?

Tidak.

Yoongi juga membebaskan biaya sewa tokonya selama 2 tahun. Lagi. Sejak lelaki itu membeli gedung hingga sekarang, total 3 tahun keluarga Seyi terbebas dari uang sewa. Bersyukurlah Ibu Seyi tidak tahu ternyata Yoongi yang menjadi pemilik gedung itu. Seyi yakin ibunya tidak akan senang mengetahui mereka sedang menyewa gedung dari anak pemilik CM Group. Seyi sudah menolak dan membicarakannya dengan Bibi Shin - yang dulu pemilik gedung itu, tapi Bibi Shin bilang bahwa keluarga Seyi beruntung karena pemilik gedung yang baru sangat baik hati sampai membebaskan mereka dari biaya sewa. Bibi Shin juga diminta menutupi identitas pemilik barunya pada keluarga Seyi, tapi tentu saja Seyi sudah tahu karena Yoongi sendiri yang memberitahunya.

Seyi berterimakasih untuk itu semua, tapi itu juga mengkhawatirkannya.

Di sekolah, para guru bersikap lebih baik pada Seyi karena Yoongi sebagai donatur di sana mengatakan bahwa dirinya dan Seyi adalah teman dekat sehingga mereka tidak perlu sungkan untuk berdiskusi dengan Seyi tentang perbaikan fasilitas. Akibat ucapan Yoongi itu, kini kepala sekolah mendesak Seyi menyampaikan pada Yoongi untuk mengembangkan ruang musik mereka. Kepala sekolah yakin Yoongi pasti mendukungnya karena ia sendiri bekerja di bidang seni musik.

Sudah 3 hari dan Seyi masih ragu menghubungi lelaki itu. Suara ujung kuku yang mengetuk meja terdengar semakin keras, satu tangan lagi menumpu kepalanya dan matanya tidak henti menatap ponsel di atas meja.

Jika Seyi menelepon Yoongi sekarang, ini akan menjadi pertama kalinya ia yang menghubungi Yoongi duluan. Biasanya lelaki itu yang menelepon dan mengiriminya pesan untuk bertemu. Dan tanpa disadari Seyi menjadi terbiasa dengan hal itu.

"Baiklah, Park Seyi! Kau hanya perlu memintanya datang ke sekolah untuk berdiskusi!"

Seyi bertekad lalu mengangkat ponselnya dari meja. Ia mencari kontak Yoongi lalu menekan tombol panggil.

Terdengar dering panggilan yang tersambung, Seyi menunggu sambil menggigit sudut bibirnya. Entah karena apa ia gugup.

"Halo,"

Itu suara Yoongi.

"Yoongi-ssi, ini aku, Park Seonsaeng." Seyi memilih bersikap formal karena ini menyangkut urusan pekerjaannya.

RICH MIN ✔️Where stories live. Discover now