Episode 18: Janji dan Memori

3.6K 455 30
                                    

"Tidak mau!"

Sudah ke-tiga kalinya gadis Park itu meneriakkan kata yang sama dan selalu disambung dengan helaan nafas panjang dari lawan bicaranya.

"Hufftt... Sarafku selalu tegang bicara denganmu..."

Seyi mengangkat bahu acuh sambil terus minum jus jeruknya tanpa peduli dengan keluhan Yoongi.

"Kalau begitu bantu aku beri alasan untuk ibu," pinta lelaki itu.

Sembari memainkan bibir gelas jus Seyi berpikir dan menjawab, "Ummm... Bilang saja aku sakit perut!"

"Gedung tempat acara itu punya 50 toilet." sambung Yoongi cepat.

"Atau katakan aku sedang menemani adikku mengerjakan PR!"

"Jadi, PR adikmu lebih penting dari pada acara besar keluarga kekasihmu?" pungkas Yoongi lagi menanggapi alasan kekanakan sang gadis.

"Uhuk!" Seyi tersedak begitu mendengar kata 'kekasihmu' keluar dari bibir Yoongi. "Ouch! Berhati-hatilah dalam memilih kata, Min Yoongi-ssi!" tegurnya.

"Kau harus terbiasa dengan status barumu! Kau kekasihku! Untuk saat ini..." ujar Yoongi, namun memelankan suaranya di akhir kalimat.

"Sepertinya keputusanku salah sudah menerima tawaranmu."

Sontak Yoongi mengangkat alis mendengar ucapan Seyi yang berubah. "Kenapa?"

"Rasanya aku sudah tertipu! Jika dipikir-pikir, keluargamu melihatku dan mengenalku sebagai kekasihmu. Bukankah nantinya aku semakin sulit lepas darimu? Ugh! Bodoh sekali aku!" Seyi menggigit ujung bibir bawahnya menahan penyesalan.

"Sampai saat ini wajahmu belum muncul di artikel, kan? Itu semua karenaku."

Tampak sekilas rasa bangga di diri Yoongi yang membuat raut Seyi berubah masam.

"Ya, karena itu memang hal yang seharusnya kau lakukan!" Seyi berkata tajam.

"Anggap saja kau sedang sial bertemu denganku saat itu."

Yoongi menutup pembicaraan dengan sengit.

"Kau mengajakku bertemu hanya untuk menanyakan hal itu?" tanya Seyi yang mulai gerah berbicara dengan Yoongi. Suasana restoran yang mulai ramai sebab sebentar lagi mendekati jam makan siang juga membuatnya tidak nyaman. Was-was ada yang mengenal Yoongi dan memotret lelaki itu sedang bersamanya.

"Aku tidak sekedar bertanya, tapi membujukmu untuk ikut demi ibuku."

Seyi menghembus nafas kuat-kuat sebelum kembali berbicara. "Aku mengerti kau anak yang baik. Tapi, maaf... sampaikan pada ibumu aku tidak bisa. Permisi. Aku pergi dulu."

Kedua kaki Seyi telah berdiri tegak bersiap menyusul Yebin yang sedang menunggunya dengan manis. Namun, suara Yoongi terdengar menginterupsi langkahnya.

"Sebentar!"

Seyi berbalik singkat. "Ada apa lagi?"

"Temani aku makan siang." Yoongi berkata sembari memperhatikan kedua mata Seyi lekat.

"Kenapa aku? Di sana ada temanmu!"

Kepala Seyi bergerak kecil menunjuk ke arah teman Yoongi yang sedang duduk bersama Yebin tidak jauh beberapa meja darinya. Ya, Namjun dan Yebin sedang menunggu dua anak manusia yang terlibat takdir aneh selesai berdiskusi sambil berbincang-bincang kecil.

"Ternyata kau bukan pengamat situasi yang baik." tukas Yoongi kemudian menggeleng kepala. "Lihat ke sana. Temanmu dan temanku sedang serius mengobrol. Kau ingin mengganggu mereka? Dari penglihatanku, mereka sangat cocok jadi sepasang kekasih."

RICH MIN ✔️Where stories live. Discover now