Episode 8: Orang asing

4.5K 547 10
                                    

"Seyi Nuna?!"

Seseorang itu sama terkejutnya dengan Seyi.

"Lee Yoochan!!!" pekik Seyi. Sudut bibirnya tertarik otomatis. Kedua netranya berbinar memancar rasa senang berjumpa.

Yoongi terpaku pada mata Seyi yang membentuk sabit saat tersenyum, terlihat benar-benar tulus. Tapi Yoongi tidak suka. Saat bersamanya Seyi selalu menunjukkan raut kesal, bahkan tadi Seyi marah-marah, namun dalam hitungan detik gadis itu tersenyum lebar pada lelaki yang membawa kopi dan sebuah map di tangan.

"Lama tidak bertemu, Lee Yoochan. Bagaimana kabarmu?"

Melihat Seyi yang mendekat Yoochan pun berjalan mendekatinya. Saking antusias bertemu Nuna kesayangannya, Yoochan memeluk gadis itu.

"Aku baik. Nuna sendiri bagaimana?"

"Nuna juga baik. Maafkan Nuna sudah jarang menemui Yoochani, utututu..." Seyi menepuk-nepuk dan mengelus gemas punggung Yoochan layaknya bayi besar.

"Ekhm!!!" Yoongi berdeham keras merusak suasana. Entah karena apa Yoongi tidak tahan ingin memisahkan mereka. Entah karena apa. Yoongi juga tidak tahu.

Dehaman keras itu menyadarkan Yoochan bahwa ada orang lain yang berdiri di belakang Seyi sambil menatapnya tajam.

"Oh, PD-nim, Selamat pagi," Yoochan menyapa dan membungkuk singkat. Ternyata produser yang menjadi sosok inspiratif bagi Yoochan lah yang tadi berdeham keras

Seyi menukik alis, bergantian memandangi Yoochan dan Yoongi. "Kau mengenalnya?" tanya Seyi pada Yoochan.

Yoochan melempar senyum. "Tentu saja. Siapa yang tidak mengenal Suga PD-nim di korea selatan? Kecuali dia hidup di gua."

Ugh. Seyi tertohok. Kata-kata Yoochan menusuk telinganya. Rasanya Seyi pernah mendengar hal yang sama dari seseorang.

"Ya! Kau kan memang tidak tahu apa-apa tentang pria tampan! Kau itu seperti hidup di gua, Seyi! Di gua!!!"

Mendadak perkataan Yebin minggu lalu muncul dalam pikirannya.

"Omong-omong ada apa kau kemari?" Seyi mengalihkan topik. Diam-diam ia melirik Yoongi dari ujung mata. Lelaki itu tampak berusaha menahan senyuman bangga untuk dirinya sendiri.

Yoochan mengangkat sekilas map dokumen di tangannya. "Aku ada interview hari ini, doakan aku berhasil, Nuna."

Mata Seyi melebar, "Kau akan bekerja di sini?"

"Lebih tepatnya magang." Yoochan mengkoreksi diksi Seyi.

Diam-diam Yoochan penasaran mengapa Yoongi tampak seperti sedang memperhatikan mereka. Dengan langkah kecil Yoochan mendekat pada Seyi untuk membisik sesuatu. "Apa Nuna mengenal secara pribadi Suga PD-nim? Mengapa dari tadi ia berdiri di dekat Nuna?"

Seyi memukul ringan bahu Yoochan dan terkekeh kaku. "Apa maksudmu? Bagaimana mungkin aku mengenalnya."

"Park Seyi-ssi."

Min Yoongi yang tadinya diam dan memperhatikan mulai buka suara. Ia berjalan menuju Seyi dan mengambil tangan gadis itu dari bahu Yoochan.

Seyi melotot kaget. Yoochan memandangi mereka curiga.

"Akan aku urus semua yang kau minta. Sampai bertemu lagi." ujar Yoongi seenaknya.

Lalu pandangan Yoongi beralih pada Yoochan. "Dan kau! Kenapa masih di sini? Pergilah ke ruang interview!"

Kedua netra Yoochan membulat, ia gugup sekaligus bingung tiba-tiba dimarahi Yoongi. "Y-ya, PD-nim." jawabnya patuh. Tatapan Yoongi membuatnya ingin cepat-cepat pergi menuju ruang wawancara.

RICH MIN ✔️Where stories live. Discover now