Episode 19: Kembali ke kenyataan

3.4K 427 14
                                    

"Cheon Miran. Ayah bilang kakekku sangat mencintai istrinya itu hingga dijadikan nama perusahaan yang kakekku dirikan."

"Aku tidak bertanya."

"CM Group akan selalu memihak kepada yang benar. Meskipun begitu, akan selalu ada hal diluar kendali. Aku turut merasa bersalah untuk itu, Seyi-ssi"

 
  

Percakapan yang tidak Seyi pedulikan itu adalah percakapan terakhir Seyi dengan Min Yoongi dua belas hari yang lalu. Seharusnya mereka bertemu lagi akhir pekan ini, namun Seyi sengaja mengabaikan semua panggilan dan pesan dari Yoongi.

Alasannya? Seyi ingin kembali ke kehidupannya. Kembali ke kenyataan bahwa ia benar-benar tidak boleh terlibat apapun dengan Min Yoongi. Sesuatu menyadarkannya.

Satu sisi Seyi masih ingin membantu lelaki itu, di sisi lain ia juga tidak ingin terus berbohong. Pikiran bahwa dirinya kurang tegas sehingga Yoongi dengan mudah mempermainkannya muncul. Jika begitu mulai sekarang Seyi akan mempertegas batasan mereka.

Drrtt... Drrtt...

Benda cerdas persegi panjang di atas meja makan itu kembali bergetar. Panggilan masuk dari nama yang sama terus muncul di layar ponsel. Seyi tampak tak senang. Beberapa detik kemudian ponselnya mati. Ia memang tak mengisi daya baterai ponsel seharian ini.

"Nuna, apa kalian masih bertengkar?" tanya Hoon yang mulutnya penuh dengan nasi dan kimchi.

Sedari tadi Hoon terus memperhatikan kakaknya terlihat tidak nyaman ketika nama kontak 'Min Yoongi-ssi' muncul di layar ponsel. Dan seingatnya Min Yoongi itu bos sang idola  —Ryu Hansel, dan juga kekasih kakaknya(?)

"Kau bertengkar? Dengan siapa?"

Seyi hampir tersedak makanannya mendengar pertanyaan sang ibu lalu menjawab dengan cepat. "Itu, Yebin. Ibu tahu kami selalu berdebat bahkan karena hal kecil,"

"Cepatlah berbaikan dan ajak Yebin main ke toko lagi."

Seyi mengangguk pada ibunya lalu mengarahkan tatapan tajam ke adiknya. Hoon dapat merasakan arti dari tatapan itu yang jelas mengatakan 'Kuperingatkan jangan membahas hal itu di depan ibu lagi atau kelakuan burukmu aku bongkar!'. Lekas saja Hoon menghindari beradu tatap dengan kakaknya dan berpura mengambil panekuk kimchi di depannya.

***

"Hyung..."

Yoongi mengalihkan pandangannya dari komputer ke arah Jungkook yang mendudukkan diri di sofa studionya. Tanpa perlu membuka suara, hanya dari tatapan, Jeon Jungkook tahu Yoongi bertanya ada keperluan apa Jungkook datang ke studionya.

"Akhir pekan ini mau ikut ke gym bersamaku?"

"Tidak,"

Jungkook mengerti. Ia berniat akan mengajak lagi Yoongi ke gym bulan depan. Sesaat Jungkook meringis mengingat Yoongi yang lebih suka menyewa seluruh tempat gym yang mahal untuk dirinya sendiri karena Yoongi tidak nyaman berolahraga bersama orang-orang asing, tetapi Yoongi mengizinkan orang yang ia kenal dekat untuk olahraga bersama, termasuk Jungkook. Tentu saja Jungkook senang memanfaatkan hal itu.

"Baiklah, selamat bekerja, Hyung. Jangan lupa istirahat. Ini sudah jam 10 malam."

Yoongi terperangah mendengar 'jam 10 malam'. Sekarang sudah malam?

"Apa Hyung tidak tahu sekarang sudah hampir larut malam?" tanya Jungkook yang hendak pergi namun terhenti melihat gerakan cepat Yoongi yang mengecek jam di ponselnya.

"Aku sudah tau. Sekarang pergilah, Jeon Jungkook."

Jungkook mengerucutkan bibir cemberut usai mendengar usiran dari Yoongi. Tidak dapat gym gratis malah dapat usiran dingin dari Min Yoongi.

Yoongi mengusap wajahnya lalu menghela dengan berat. "Apa yang terjadi padanya? Kenapa dia menghindar lagi?"

Bermonolog seorang diri di ruangan yang redup pencahayaan menambah dinginnya suasana yang Yoongi rasakan. Tak lama ia meninggalkan ruangan itu dengan langkah yang tak nyaman dan pikiran yang kalut.

***

Pagi yang cerah untuk memulai hari sambil mencicipi pie kenari lezat yang baru keluar dari oven. Tak hentinya tangan Seyi mencomot setiap makanan yang masih hangat itu hingga tangan nakalnya ditepuki sang ibu dan dirinya diusir dari dapur.

"Aku hanya makan pie yang retak, Bu... bukan pie yang akan ditaruh di etalase." Seyi membela diri.

Ibu Seyi tak menghiraukan anak gadisnya dan tetap mengusirnya dari dapur.

Seyi pasrah dan keluar dari ruang panas itu sambil menepuk-nepuk tangan membersihkan sisa remah tepung pie dari tangannya. Ia hendak berjalan ke posisinya di kasir namun sebuah suara mengalihkan niatnya.

"Selamat pagi, Park Seyi..."

Kedua netra Seyi melebar, mulutnya berbentuk huruf O saking terkejut melihat siapa yang datang dan menyapanya.

"Choi Hajun!"

Hajun tersenyum lebar layaknya memancarkan sinar matahari pagi. "Kenapa kau sangat terkejut melihatku?" tanyanya sedikit menggoda ekspresi Seyi.

"Ya, aku terkejut melihat pelanggan setia toko ini kembali setelah lama menghilang. Apa kau sudah bosan dengan makanan di sini? Atau jangan-jangan kau menemukan toko kue yang lebih lezat dan berpaling dari tokoku?" Seyi menghujami Hajun dengan pertanyaan.

"Tidak, aku tidak menghilang. Tidak juga menemukan toko kue yang lebih lezat dari toko kue ini. Modu Hodu adalah yang terbaik,"

Hajun mendengar tawa renyah dari Seyi, ia pun ikut tertawa bersama. Seyi membawa Hajun duduk di salah satu kursi. Sembari memperhatikan lelaki itu menghabiskan kue kenarinya, Seyi mendadak teringat teman dari lelaki itu. Tidak boleh! Seyi tidak boleh bersikap tidak tega lagi! Ia harus tegas! Cepat-cepat Seyi enyahkan pemikiran tentang teman Hajun itu dari pikirannya.

"Ingin jalan-jalan bersamaku?" tanya Hajun tiba-tiba.

"Jalan-jalan?"

"Cuacanya sedang cerah, sangat disayangkan untuk tidak dinikmati," Hajun tersenyum meyakinkan. Ia benar-benar ingin bersama Seyi hari ini.

***

Sebuah mobil hitam mengkilat berhenti di salah satu toko. Ia menatap toko itu sejenak sebelum memutuskan berjalan masuk ke dalamnya.

Min Yoongi berniat memesan langsung kue kenari di toko Seyi dengan jumlah yang besar setelah selama ini ia menyuruh orang lain memesan kue untuk para staff dari toko ini. Ya, diam-diam Yoongi adalah pelanggan yang kerap memesan kue dalam jumlah yang besar atas nama orang lain.

Tangan Yoongi terangkat untuk mendorong pintu kaca di depannya, namun belum sempat ia mendorong pintu itu sudah di tarik dari dalam. Pintu itu terbuka, bersama dengan munculnya sepasang manusia yang hendak keluar dari toko itu. Tatapan mereka saling bertemu.

"...Min Yoongi-ssi?" kejut gadis yang memegang ganggang pintu kaca.








Hai, sahabatku semua... Apa kabarrrr????

Walaupun telat sehari aku mau ucapin Selamat Hari Kesehatan Mental Sedunia!!!!!
Maafin aku yang lama tidak update yaa :""
Semoga ke depannya aku bisa lancar menyelesaikan Rich Min ini dan bertemu kalian setiap hari sabtu/minggu.

I Love U Min Yoongi, eh maksudnya I Love U Guysss!!!!!
Jangan bosan-bosan bersama twinklewinter yaaa >.<

Oh iya, aku mau kasih tau teman-teman semua, kalian bisa panggil aku "winter" bukan lagi author, min, thor, dll yuppp (^^)(^^)

With Love, Winter.

RICH MIN ✔️Where stories live. Discover now