Episode 22: Hari baru

Start from the beginning
                                    

"Aku penasaran apa lirik ini ada yang terinspirasi dari salah satu wanita di kencan buta saat itu,"

"Tentu tidak, kencan butanya selalu gagal," Hoseok menyahuti.

"Padahal aku sudah mengerahkan seluruh relasi terbaikku untuk pria dingin ini,"

"Hyung, bisa jawab pertanyaan satu ini? Kenapa kau selalu menolak mereka?"

Kursi Yoongi berputar ke arah tiga manusia yang mengusiknya. "Yang aku ingat teman kalian memakai terlalu banyak perhiasan seolah ingin memikatku dengan hal itu, tapi aku tahu perhiasan-perhiasan itu palsu. Harganya murah."

"Lihatlah kata-katanya yang tajam selalu membuat teman-temanku menangis saat pulang." Namjun berkata lalu diangguki setuju oleh Hoseok.

Tok! Tok!

Dengan cepat dan kompak ke empat manusia itu beralih fokus ke arah pintu yang sudah terbuka. Ada Min Junki berdiri di sana.

Hoseok, Namjun, dan Jungkook berpandangan. Seolah memikirkan hal yang sama. Tidak biasanya kakak lelaki Yoongi mengunjungi tempat kerja adiknya.

"Hari ini aku pulang cepat," kata Yoongi begitu melihat kakaknya.

"Pulang? Sekarang? Kenapa? Apa ada masalah? Baru kali ini Hyung pulang sebelum matahari tenggelam."

"Jangan lupa bersihkan ruangan ini setelah kalian gunakan!"

Dan Yoongi pun menghilang bersama sang kakak setelah memberi titah.

"Sikapnya sangat tidak stabil belakangan ini,"

Namjun mengangguk. "Benar. Minggu lalu aku dengar tiba-tiba Yoongi Hyung mengajukan ide ingin bergabung dengan perusahaan Psy Hyungnim*."

"Psy Hyungnim*? Gangnam Style?" Jungkook bertanya untuk memastikan.

*(di korea nama penyanyi Psy itu dibaca 싸이 (ssai)

"Eung. Dia ingin mendirikan agensi khusus untuk model dan aktor bersama Psy Hyungnim. Jika tidak salah Yoongi Hyung mengajukan nama untuk perusahaannya itu PSY Brand."

"PSY Brand? Nama yang bagus," gumam lelaki bergigi kelinci itu.

"Aku takut dia kenapa-kenapa. Aku bahkan mendengar dia membeli sebuah penthouse di Pulau Jeju." Hoseok menambahkan.

"Jeju? Apa mungkin lelaki itu sedang mempersiapkan untuk menikmati masa pensiunnya kelak?"

Hoseok memiringkan kepalanya, seolah ada pemikiran lain yang hinggap. "Atau... karena dia memiliki wanita di Pulau Jeju?"

Dua lelaki dewasa itu saling berpandangan. Lagi-lagi mereka memiliki pemikiran yang sama. Namjun seperti tahu tujuan Yoongi memilih Pulau Jeju dan juga tujuan memilih mendirikan anak perusahaan baru dengan nama PSY Brand.

"Konon katanya lelaki dingin seperti Min Yoongi pada akhirnya akan menangis karena wanita," tutur Jungkook dengan polos.

Sontak saja pemuda itu mendapat tatapan tak menyenangkan dari para Hyung di depannya.

"Kenapa?" Jeon Jungkook tetap tak mengerti.

***

Suasana taman belakang rumah keluarga Min terasa sejuk dan damai. Secangkir teh masing-masing di hidangkan untuk anak dan ibunya sudah mulai dingin sebab tak disentuh. Setelah mendengar cerita yang panjang, satu-satunya wanita di antara mereka mulai berkaca-kaca.

"Maafkan aku, Bu..."

Yoongi tertunduk. Ia menghela nafas panjang dan berat. Yoongi yang berharap akan merasa lega setelah ini masih menyimpan perasaan janggal di dadanya. Tidak tahu lagi dengan cara seperti apa rasa sesak itu bisa dihilangkan.

"Ibu yang ingin minta maaf sudah selalu menekanmu. Terimakasih Yoongi, sudah bersedia terbuka pada kami. Ibu hanya takut putra bungsu ibu ini menjadi orang yang tertutup dan hanya tertarik pada pekerjaan."

Sang ibu menggenggam tangan anaknya yang terkepal di bawah meja. "Ibu tidak akan memaksakan keinginan ibu lagi. Siapapun nanti yang akan mendampingimu, ibu akan mendukungnya,"

Kakak Yoongi turut tersenyum senang. Ia senang adiknya berkata jujur karena keinginannya sendiri tanpa paksaan. Sedari awal memang Junki sudah mencurigai gadis yang Yoongi bawa saat itu, tapi Junki memilih diam. Lalu suatu hari ia tak sengaja melihat Yoongi bersama gadisnya itu di sebuah restoran. Junki memperhatikan raut wajah Yoongi lebih ekspresif dari biasanya, dan juga sorot mata Yoongi yang memandang gadis itu lembut. Melihat hal itu kecurigaannya seketika luntur. Mereka tampak seperti sepasang kekasih sungguhan.

Namun tiba-tiba saja beberapa hari yang lalu Yoongi mendatanginya dan menceritakan kejadian yang sebenarnya. Yoongi bilang dia tidak ingin berbohong lagi. Tentu saja Junki terkejut. Yoongi berbohong untuk menyelamatkan diri dari ancaman sang ibu. Tapi kenapa Yoongi terlihat sedih setelah tidak lagi bersama gadis itu? Apa mungkin Yoongi benar-benar menyukainya? Namun saat ia tanyakan ke pemuda itu dia malah mengalihkan topik pembicaraan seperti tidak ingin pertanyaan itu muncul.

"Oh ya, bukankah kau bilang ada yang ingin kau katakan saat bertemu ibu?" Junki mengingatkan. Ia juga penasaran apa yang ingin adiknya sampaikan.

"Apa ibu tahu, lelaki yang paman tuduh menggelapkan dana perusahaan beberapa tahun lalu, dia adalah Ayah Seyi."

RICH MIN ✔️Where stories live. Discover now