TWENTY SIX

533 143 84
                                    

Taehyung sedang meminum teh saat pintu ruang duduk pribadi miliknya didobrak lebar-lebar.

Guncangannya membuat teh dalam cangkir sedikit tumpah dan mengotori pakaian sang Raja. Ketika Seokjin merasa was-was karena khawatir Taehyung meledak marah, sang Raja hanya menoleh ke sumber suara sembari menyeruput tehnya yang sudah tidak panas lagi.

"Ah, akhirnya si Burung Kecil pulang juga," sapa Taehyung dengan senyuman lebar. Cangkir tehnya diturunkan dengan bunyi 'tak' pelan saat permukaan bawahnya bertemu dengan cawan di atas meja.

Pria berpostur tegap dengan rambut cokelat dicukur rapi datang dengan pakaian siap tempur, pakaian yang sudah menjadi pakaian sehari-harinya. Ia datang bersama sebuah pedang terhunus, terarah pada sang raja.

"Jungkook," Seokjin muncul ke hadapannya, berusaha menghentikan langkah si pria. Tangannya mendarat di bahu Jungkook. "Berhenti. Sujud sekarang juga."

Jungkook hanya membalas Seokjin dengan sebuah tatapan tajam. Lalu pedangnya terayun hingga menyentuh kulit leher Seokjin. Satu kali tebas, leher Seokjin bisa putus.

"Lepaskan tanganmu. Sekarang," ucap Jungkook tak kalah sengitnya.

Seokjin menelan ludah. Keningnya berlumur keringat dingin secara otomatis. Pelan-pelan, ia memutar kepala agar bisa menghadap Taehyung.

Sang Penguasa Kerajaan Timur yang menonton semuanya pun mendesah. "Baiklah. Kita dengarkan."

Kepala Seokjin terarah pada Jungkook lagi. Lalu ia lepaskan tangannya dari bahu Jungkook. Keningnya mengerut tanda tidak suka dan waspada. Setelah Jungkook singkirkan pedangnya, barulah Seokjin berjalan mundur. Terpaksa ia persilakan Jungkook mengatakan apapun yang dia mau pada Taehyung tanpa bersujud.

"Dimana dia?" berang Jungkook tanpa takut. Taehyung di depan menaikkan alis.

"Siapa?"

Jungkook mengeraskan rahangnya. "Kau tahu siapa."

"Aku tidak tahu," jawab Taehyung santai. "Siapa yang kau maksud?"

Karena geram, Jungkook melangkah ke depan. Seokjin hampir saja menyusul jika Taehyung tidak memberi isyarat padanya untuk diam. Ia biarkan Jungkook mendekat, naik ke atas singgasananya dan mencengkeram kerahnya.

"Jangan memancingku, Yang Mulia," bisik Jungkook dengan amarah yang berkilat di matanya. "Dimana Kim Taeyeon?"

Sementara Taehyung nampak biasa-biasa saja. Malah terlihat bosan karena Jungkook baru berani menarik pakaiannya saja.

"Biarkan aku menjawab dengan sebuah pertanyaan, Jungkook." Taehyung membuka mulut. "Apa hubungan diriku dengan Kim Taeyeon yang kau sebut?"

Kening Jungkook semakin mengerut dari yang sudah-sudah. Matanya memandang iris hijau Taehyung bergantian, berusaha mencari makna.

Tapi yang ia temukan hanya kilat wajah percaya diri sang Raja yang sangat membuat Jungkook jengkel.

"Dia ibumu, Sialan!" Jungkook menggoyangkan Taehyung dari kerahnya yang ia cengkeram.

Panggilan kasar untuk sang Raja benar-benar mengakibatkan Seokjin geram. Pedang ditarik keluar dari tempatnya. Ia sudah sangat siap membunuh Jungkook sekarang juga. Tetapi tanda yang Taehyung berikan padanya untuk diam di tempat menjadikan Seokjin menanam kakinya di tanah.

Memberi reaksi dari sentakan sang Jenderal, Taehyung tersenyum. "Jika dia memang ibuku, mengapa kau ikut campur?"

Jungkook dibuat bungkam. Taehyung langsung melanjutkan, "Ibuku adalah urusanku. Sepertinya kau terlalu banyak leha-leha, Jungkook. Kembalilah kepada tugasmu yang semula."

[jhs] Apprentice of Evil ✔Where stories live. Discover now