Intro : Teach Me

5.6K 489 36
                                    

"Anda kedatangan tamu."

Gadis bertubuh kecil yang tengah duduk di depan kanvas putih menghembuskan nafas. "Dia datang terlalu cepat," bisiknya.

Pelayan wanitanya pun segera bertanya, "Apakah aku perlu memintanya kembali pulang?"

"Tidak," tukas sang gadis. Punggungnya tetap menghadap pelayannya. "Bawa dia padaku."

Pelayan tersebut pun permisi untuk keluar dan datang kembali dalam kurun waktu lima menit. Sang gadis di depan kanvas bahkan belum sempat mengangkat kuasnya karena sang tamu telah memasuki ruangannya.

"Apakah aku harus berdiri? Atau harus duduk? Kepada siapa aku harus bicara?" terdengar tamunya bertanya-tanya. Sang gadis langsung mengernyit di balik punggungnya.

"Besar mulut, ck." Ia mendecak ringan, berusaha agar tidak terdengar.

"Duduk saja di sini." Pelayannya memberi instruksi. Tanpa melihat pun, sang gadis tahu bahwa tamunya menurut dengan mudah.

Setelah itu, pelayannya pergi meninggalkan keduanya di ruangan tersebut.

Tidak ada yang bersuara selama beberapa saat. Sang gadis sudah bisa mengangkat kuasnya yang telah tercelup tinta dan menorehkan beberapa garis, membuat sebuah sketsa.

Hingga tamunya berdeham.

"Apakah kau putri dari... apa sebutannya? Goddess of The Mountain?"

Sang gadis tak menggubris pertanyaan itu. Ia tetap pada pekerjaannya, membuat sketsa wajah manusia di atas kanvas.

"Aku hanya bertanya. Karena aku datang ke sini dari tempat jauh dan tidak ingin masuk ke rumah yang salah."

Sang gadis masih menutup mulut. Ia turunkan kuas untuk dicelupkan kembali ke dalam wadah tinta. Lalu, ia lanjutkan lukisannya.

"Aku tidak tahu apakah kau adalah orang yang kucari atau bukan. Bisakah kau memberiku petunjuk?"

Mendecak, sang gadis menarik kuasnya dari kanvas. "Apa tujuanmu datang kemari?"

Tersentak setelah mendengar suara tegas dari sang gadis, tamu itu segera menjawab. "Ayahku mengirimku ke sini untuk... untuk belajar? Sepertinya."

"Aku tidak butuh seseorang yang ragu akan kedatangannya sendiri. Pulanglah sebelum kau menyesal."

Mendengar itu, sang tamu tentu terkejut. "A-aku tidak bisa langsung pulang. Aku ke sini betul-betul ingin belajar."

Mendengar itu, sang gadis segera menoleh. Matanya yang memicing tajam seolah menusuk ke arah sang tamu. "Oh, ya? Belajar apa? Untuk apa? Aku tidak suka memberikan ilmu leluhurku secara cuma-cuma."

Melihat rupa gadis itu membuat sang tamu menelan ludah. Tubuh kecil dan paras cantik memang bukan yang ia kira. Namun, bekas luka itu.

"Ayahku ingin aku mampu menggantikannya menjadi seorang jenderal," jawab sang tamu setelah mengumpulkan kata-kata yang tepat.

"Jadi ini adalah keinginan ayahmu? Bukan keinginanmu sendiri?"

Mendapat pertanyaan itu, sang tamu menunduk dan menjawab, "Ya," pelan sekali.

"Pulang saja kalau begitu."

Sang tamu mengangkat kepalanya cepat sekali dan meninggikan suara, "Ta-tapi aku betul-betul tidak bisa pulang! Aku ke sini setelah meninggalkan semua kehidupanku sebelumnya dan kau seenak jidat menyuruhku pulang?! Kau--"

Tak!

Tamu itu segera menutup mulut. Sebelah tangan memegangi keningnya. Matanya menangkap sebuah tutup botol kecil yang menggelinding di dekat lututnya.

"Kau... kau melempariku dengan tutup botol tinta?"

"Kau harus belajar menghormati orang lain jika ingin dihormati," sahut sang gadis. Ia pun kembali pada lukisannya. "Aku tidak peduli dari mana kau berasal. Aku tidak tertarik untuk mengajarimu apapun. Pulanglah sebelum aku pulangkan secara paksa."

Menggertakkan gigi dalam mulut, sang tamu segera memperbaiki duduknya. Ia kosongkan pikiran dan hati dan menarik nafas dalam-dalam.

"Namaku Jung Hoseok. Aku kemari setelah mendengar pesan terakhir ayahku sebelum beliau meninggal dunia. Aku harus bisa buktikan padanya bahwa aku bisa menjadi anak yang membanggakan meski ia sudah tidak ada di dunia ini. Kumohon, ajari aku."


***


note:

Ini spin-off Servant of Evil yang aku janjiin! ehehe maaf yaa lama. hope u guys like it and look forward for the next chapter!

salam, fatim.

[jhs] Apprentice of Evil ✔Where stories live. Discover now