SIXTEEN

649 164 96
                                    

Tengah malam, Taeyeon terbangun.

Ia tahu itu tengah malam, dikarenakan sinar rembulan menebus masuk teramat terang dan serangga-serangga di luar sangat berisik.

Namun, alasan mengapa ia terbangun adalah karena sisi kanan tempat tidurnya kosong melompong.

Taeyeon langsung berbalik menghadap pintu masuk kamarnya dan menangkap bayangan seseorang sedang duduk di teras. Bahunya jatuh, menandakan ada yang tidak beres.

Sang Ratu pun bangun berdiri, mengikat jubah tidurnya supaya lebih erat lalu melangkah keluar.

Orang yang duduk di teras tidak menoleh sama sekali bahkan ketika pintu dibuka. Dari rambutnya yang cokelat dan kepala yang bulat, Taeyeon langsung tahu siapa itu.

"Mengapa kau tidak tidur?" adalah pertanyaannya setelah menutup pintu kembali. Selain penasaran, salah satu tujuannya adalah supaya pria yang sedang duduk termenung memandang bulan itu melihat ke arahnya.

Namun, sepertinya lelaki itu sedang tidak bisa diganggu. Pandangannya sama sekali tidak tanggal dari bulan purnama yang bersinar terang.

"Jangan khawatirkan diriku. Silakan tidur kembali, Yang Mulia," katanya.

Taeyeon tidak menurut. Ia berjalan di atas kaki telanjangnya dan memutuskan untuk duduk di samping pria tersebut.

Keduanya tidak bicara selama beberapa saat. Bulan malam ini teramat indah sehingga membuat keduanya membisu.

Hingga sang Ratu memecah keheningan dengan, "Ada masalah apa lagi?"

Pria di samping berkedip tanpa menolehkan pandangan. Ia pun menghela napas.

"Tidak ada."

"Jungkook, kau tahu bahwa aku tidak suka pembohong."

Pernyataan sang Ratu membuat Jungkook sedikit resah. Ia tahu ia tidak boleh berbohong, tetapi ia sedang tidak ingin jujur malam ini.

"Anda betul-betul tidak perlu khawatir, Yang Mulia. Aku baik-baik saja," tekannya kemudian.

"Apakah Jieun membuat masalah lagi?" Taeyeon malah bertanya lagi. Jungkook dibuat bungkam.

Itu skakmat. Jungkook tidak tahu harus merespon seperti apa. Yang membuatnya gundah gulana akhir-akhir ini memanglah seonggok roh nakal yang bernama Jieun.

Tidak ada yang tahu bagaimana caranya mengenyahkan satu roh yang tinggal dalam tubuh seseorang. Bahkan peramal sekalipun. Jungkook hampir angkat tangan jika cintanya pada Kim Taeyeon tidak sekuat ini.

"Tidak. Tidak ada masalah," Jungkook menekankan sekali lagi. "Kembalilah tidur."

"Aku akan tidur jika kau ingin tidur bersamaku," bantah sang Ratu dengan tegas.

Taeyeon memang punya sifat keras kepala. Namun, biasanya sang Ratu akan mengalah dengan lembut.

Tapi sepertinya malam ini Taeyeon sedang tidak mau mengalah.

"Aku akan tidur di sampingmu. Nanti setelah kau tidur, Yang Mulia."

"Aku tetap tidak mau jika kau masih akan terus di sini."

Jungkook mendesah. Ia ingin marah. Ingin meledakkan rasa kesalnya.

Jieun sudah cukup membuatnya naik pitam. Taeyeon tidak perlu keras kepala juga seperti Jieun.

"Jika aku bilang aku akan menyetubuhimu di sini sekarang, apakah kau akan menurut?"

Taeyeon mengerutkan kening. Wajahnya menandakan ketidaksukaan atas kata-kata yang Jungkook lontarkan.

[jhs] Apprentice of Evil ✔Where stories live. Discover now