MDSG part 19

34K 2.4K 137
                                    

_______________________
Don't be siders!!
Plagiats jauh-jauh!!!
_______________________

Mulmed : Daya - Hide Away 🎵

____________________
Hola good people!

Gimana kabar kalian?

Semoga kalian semua sehat selalu ya gaes. Amin!

Always, terima kasih udah mampir ke sini dan aku berterima kasih banyak buat kalian yang masih tetap stay tune dengan cerita ini. Makasih banget, lope u all so much!

Happy reading!

🌸🌸🌸

Di suatu ruangan ber-AC yang di setting dengan suhu sekitar 24 derajat celcius, Pricil duduk diam sembari melipat kedua tangan atas pangkuannya. 

Dalam penantiannya, jantung gadis itu berdegup sangat kencang. Menatap sosok yang akan menentukan nasibnya dengan tatapan penuh harap.

Seorang pria paruh baya mengembuskan napasnya pelan lalu menatap Pricil dengan tatapan serius. Relfeks Pricil menegakkan tubuhnya.

"Jadi, bagaimana sir Simon?" tanya Pricil penuh harap pada dosen pembimbingnya itu.

"Begini, setelah saya mengeceknya, saya melihat masih ada beberapa bagian yang perlu diperbaiki kembali. Saya sudah memberikan tanda di beberapa halaman," jelas sir Simon.

Mendengar penjelasan dari dosen pembimbingnya Pricil mendesah pelan. Raut kecewa nampak jelas di wajah gadis berkacamata itu.

"Baik, sir. Saya akan segera memperbaikinya," sahut Pricil.

Sir Simon terkekeh pelan,"jangan kecewa seperti itu. Makanya saran saya jangan terlalu terburu- buru dan itu akan membuat kamu jadi kurang teliti." ujar dosen itu.

"Baik, sir," 

Dosen pembimbing Pricil itu tersenyum kecil, melipat kedua tangannya di depan seraya bersandar di kursi kebesarannya.

"Kamu adalah salah satu mahasiswi favorit saya yang berprestasi, jadi saya yakin kamu pasti mampu menyelesaikannya tepat waktu," kata dosen itu memberi semangat.

Pricil ikut tersenyum kecil mendengarnya. Ia lalu segera bangkit berdiri dari duduknya kemudian sedikit menunduk hormat hendak pamit,"terima kasih banyak, sir. Kalau begitu saya pamit permisi."

Pricil merasa kecewa, ternyata hasil begadangnya hampir satu minggu ini hasilnya kurang memuaskan. Padahal dia sudah berada di bab paling akhir tapi ekspektasi tidak berjalan sesuai realita. Benar apa yang dikatakan oleh dosen pembimbingnya tadi, ia terlalu terburu-buru. Apa dia terlalu bersemangat?

"Hai, Sil, gimana tadi skripsi lo aman kan?" Jenita yang sedari menunggu di luar ruangan bertanya.

Pricil mendesah,"jauh dari kata aman, Jen. Gue terlalu terburu-buru jadinya banyak yang missing." keluhnya.

"Hei, jangan murung gitu dong, kan masih ada waktu jadi jangan down dulu oke," ujar Jenita memberi semangat.

Pricil menggangguk lesu.

"Thanks Jen. Yuk anterin gue buat jemput Seyhan, sekalian gue kenalin dia ke kalian berdua," ajak Pricil.

"Woah serius, asekkk. Eh by the way, kita nebeng pake mobil Gitta aja ya, soalnya gue udah gak bawa motor lagi,"

Mr Duren And Silent Girl - ENDDonde viven las historias. Descúbrelo ahora