MDSG part 30

33.9K 2K 38
                                    

Enjoy the reading good people!

🌸🌸🌸

Setelah menempuh perjalanan di udara selama 13 jam lebih, akhirnya mereka tiba di bandara internasional Soetta. Kemudian mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju kediaman orang tua Daniel atas permintaan Markus.

Begitu mendengar kabar dari pelayan yang mengatakan bahwa Daniel, Seyhan serta Pricil sudah sampai, Mariana tergopoh-gopoh menyongsong kedatangan mereka bertiga di pintu utama mansion.

Dengan berlinang airmata haru Mariana memeluk Daniel, Pricil juga Seyhan yang berada dalam gendongan gadis itu. Sama halnya Markus, pria paruh baya itu melakukan hal yang sama menyambut mereka bertiga.

"PujiTuhan kalian berdua baik-baik saja, nak." ucap Mariana menatap Pricil dan Seyhan sembari tersenyum lega. Wanita paruh baya itu mengusap pipi Pricil lalu beralih mengelus puncak kepala Seyhan.

Namun pada saat Mariana hendak meminta Seyhan dari gendongan Pricil, anak kecil itu malah menggelengkan kepalanya dan tidak mau lepas dari Pricil.

Mariana menatap bingung cucunya. Begitu juga Markus.

Namun berbeda dengan Daniel dan Pricil yang sudah paham apa yang sedang terjadi pada Seyhan.

"Sayang, itu granny Mariana." bujuk Pricil.

"No....." cicit Seyhan, menyerukkan kepalanya dileher Pricil.

Raut wajah Mariana seketika berubah sendu melihat penolakan Seyhan.

Daniel seketika merasa iba pada mamanya.

Sayangnya, Mariana harus menelan rasa kecewa karena kejadian tempo hari berpengaruh terhadap psikis Seyhan, di mana ia mengalami suatu trauma bukan hanya terhadap orang asing tapi juga pada wanita tua. Dipandangan Seyhan semua wanita tua yang dilihatnya akan mirip Martina. Jadilah anak kecil itu pasti akan merasa ketakutan dan menangis.

"Seyhan..." panggil Mariana pelan, tangannya menyentuh pundak cucunya.

Seyhan kembali menggeleng. Semakin beringsut dalam gendongan Pricil. Ia merasa takut dan matanya pula mulai berkaca-kaca."Hiks....no.....no......"

Hati Mariana sakit. Bahunya luruh. Lututnya pun terasa lemas. Wanita paruh baya itu tidak menyangka, cucu tersayangnya akan menolaknya seperti ini."Ya Tuhan......"

Dengan sigap Markus menopang tubuh istrinya yang mulai linglung,"ayo, sebaiknya kita masuk ke dalam dulu." tutur Markus sambil mengiring tubuh istrinya untuk berjalan.

"Ma, beri Seyhan waktu, ya," ujar Daniel begitu mereka sudah berada di ruang tamu. Ia merasa tidak enak hati melihat sang mama yang ingin sekali memeluk Seyhan.

Mariana hanya bisa mengangguk pasrah.

Pricil juga merasakan hal yang sama. Ia menunduk menatap Seyhan yang berada dalam gendongannya.

Sangat disayangkan, suasana yang seharusnya bahagia malah jadi sedih seperti ini.

"Pricil," panggil Markus.

"Ya, pa," sahut Pricil.

"Tolong bawa Seyhan ke kamar Daniel sekarang. Dia pasti kelelahan selama di perjalanan," ujar Markus. Pricil mengangguk paham lalu pergi membawa Seyhan ke kamar.

Markus mengembuskan napasnya gusar sambil memijit pelipisnya.

"Ini semua gara-gara Martina....hiks....cucuku jadi menjauhiku...." isak Mariana.

"Sayang, kumohon tenanglah. Kau ingat apa yang dikatakan Daniel tadi kan? Beri Seyhan waktu," tutur Markus mencoba menenangkan istrinya.

Daniel berjongkok di depan Mariana dan menggenggam kedua tangannya,"betul, ma. Seyhan bertingkah seperti itu bukan maksud karena dia membenci mama. Tapi percayalah, seiring berjalan waktu Seyhan pasti luluh. Jadi mama bersabar dulu, okay."

Mr Duren And Silent Girl - ENDWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu