MDSG part 34

41K 2.2K 109
                                    

Enjoy the reading good people

🌸🌸🌸

Pricil mematut penampilannya di depan cermin dengan senyum mengembang. Dengan memakai ball gown dress putih panjang yang sangat cantik dan melekat pas ditubuhnya.

Pricil membawa tangannya ke dada kiri, di mana jantungnya yang tiba-tiba saja berdebar tak karuan.

Ya, tepatnya hari ini. Dalam beberapa menit ke depan, ia akan menjadi seorang istri.

Bahagia tentu ia rasakan. Namun disela rasa bahagia dalam menyambut hari special-nya, ada pula perasaan gugup yang dirasakannya.

"Wajar saja kok, nduk kalo kamu gugup," kata Rima pada waktu Brigitta sedang merias wajahnya.

Well, disini Pricil menggunakan jasa sahabatnya untuk merias dirinya. Sebenarnya bukan hanya menggunakan jasa sahabatnya, tapi lebih ke memanfaatkan sahabatnya. Toh gratis....muehehe,pikir Pricil puas.

Pricil mengembuskan napasnya. Mencoba untuk rileks.

Seketika pikirannya terlintas pada waktu ia pertama kali bertemu dengan Daniel. Ia mengingat satu waktu dimana ia tak sengaja menubruk Seyhan di depan toko dan membuat anak kecil itu menangis. Karena kejadian itulah menjadi awal pertemuannya dengan Daniel.

Tanpa sadar Pricil tersenyum, geleng-geleng kepala setiap kali mengingatnya. Dan seriring berjalannya waktu bahkan sampai saat ini, Pricil masih tidak menyangka kalau ia akan berjodoh dengan duda tampan tersebut. Well who never knows....

Tiba-tiba pintu diketuk lalu terbuka. Membuat perhatian Pricil teralihkan dari lamunannya.

Muncul lah dua sahabat kecenya yang juga sudah berdandan cantik. Mereka berdua akan menjadi bridesmaid Pricil.

"Ya ampun, Sil lo cantik banget!" ucap Jenita yang terpesona dengan penampilan Pricil.

"Makasih ya, Jen," balas Pricil tersenyum tulus.

"Hasil karya gue tuh!" celutuk Brigitta sambil memainkan kuku-kuku cantiknya yang baru mendapat perawatan manicure.

"Iyain aja dah daripada ntar muka lu asem pas pemberkatannya Pricil," ledek Jenita.

"Bangke lu, Jen!"

Pricil memutar bola matanya malas melihat dua sahabatnya mulai beradu mulut. Kemudian langsung melerai keduanya,"stop! Mulai lagi deh, kek meong ama tikus!"

Seperti biasanya, Jenita dan Brigitta hanya menyengir kuda.

"Sil, kita berdua turut bahagia buat lu ya. Congratulations beb, semoga pernikahan kalian langgeng terus sampe maut memisahkan," ucap Jenita yang langsung diamini oleh Pricil.

"Aw....happy wedding ya bebeb-ku. Tapi lo curang. Padahal kita bertiga waktu itu pernah janjian kalo gue yang bakal jadi pertama yang nikah, huuh,"

"Udahlah Ta, trima aja nasib lu. Ntar habis ini ya giliran lu," ujar Jenita sambil tersenyum geli yang dibalas cebikkan dari Brigitta.

"Nduk...." panggil Rima yang baru saja masuk, mengekor Trisno dibelakangnya.

Jenita dan Brigitta pun segera pamit keluar untuk memberikan ruang bagi orangtua Pricil.

Rima menatap penampilan putrinya dari atas sampai ke bawah dengan tatapan kagum bercampur haru,"putri Ibu.........cantik sekali kamu, nak,"

"Ibu....." mata Pricil pula mulai berkaca-kaca menatap Ibu dan Bapaknya bergantian.

"Duh...jangan nangis atuh, ntar nak Brigtta ngambek lagi kalau karyanya rusak gara-gara kamu menangis,"

Mr Duren And Silent Girl - ENDDonde viven las historias. Descúbrelo ahora