•chapter 23•

1.2K 140 77
                                    

.
.
.
.
.

"Tae... Yeonjun sudah pergi"

Bagai gelas kaca yang jatuh kelantai, begitu cepat hingga tak terlihat, hanya suara pecahan yang berdengung ditelinga. Begitu juga taehyung, kenapa? Kenapa untaian kata yang terlontar itu begitu berdengung ditelinganya. Begitu cepat hingga dia terus mencerna dan berputar-putar mengulang kata itu dikepalanya.

Taehyung mendongak melihat jimin yang menatapnya putus asa. Airmata jimin yang sudah lama mengalir merambat padanya menjadikan taehyung juga meloloskan airmata tanpa seijin pemilik.

Taehyung terdiam dengan nafasnya yang mendadak sesak, baru kali ini dia menolak sesuatu untuk didengar, baru kali ini tubuh dan hatinya menolak untuk menerima kalimat yang terlontar, baru kali ini telinganya ingin merasa tuli untuk tidak mendengar sebuah untaian kata itu.

Taehyung terdiam, tangannya meremas spei ranjang dengan bola mata melirik kesana-kemari gelisah. Tapi tak lama dia terdiam menatap kosong dengan dadanya yang bergemuruh.

"Apa maksudmu hah?" kata taehyung tenang beda dengan matanya yang sudah mengeluarkan banyak airmata, tapi otaknya menolak semua itu dan ingin mendengarnya lebih rinci.

"Hiks.. Aku tau semua ini berat tae tapi... Yeonjun sudah meninggalkan kita hiks.. "

Taehyung mengepalkan tanganya kuat, menyibak selimut kasar lalu berdiri dihadapan jimin dan menarik kerah bajunya kasar.

"Berani sekali kau mengatakan hal itu! BERANI SEKALI KAU MENGATAKAN ITU PARK JIMIN!" kata taehyung semakin menarik kerah baju jimin dengan tatapan yang tajam tapi banyak airmata disana.

"Brengsek sekali kau membuat candaan dengan mengatakan hal itu tentang adikku!!!"

BUGHH

"Kakak!" jerit beomgyu saat melihat kakaknya itu terjatuh kelantai setelah mendapat bogeman dari taehyung.

Beomgyu segara membantu jimin berdiri, jimin mengusap sedikit darah diujung bibirnya dan menatap taehyung tajam.

"KAU PIKIR AKU BERCANDA HAH?! UNTUK APA AKU BERCANDA DALAM SITUASI SEPERTI INI! APALAGI MENGENAI YEONJUN!!" Teriak jimin sangat keras.

Hening, setelahnya hening mungkin hanya ada suara jimin yang masih menggema ditelinga taehyung. Taehyung menangis, mendadak hatinya sangat sesak hingga tubuhnya sedikit lemas. Taehyung terduduk ditepi ranjang dengan segala keterkejutan yang luar biasa ia dapatkan.

"Untuk apa aku bercanda seperti itu taehyung hiks..Yeonjun sudah meninggal hiks Tuhan sudah memanggilnya hiks.. " tangis jimin kembali terdengar, begitu juga beomgyu dia memeluk kakaknya itu.

Taehyung tak mampu merasakan perasaannya lagi, semuanya telah hancur. Tadinya taehyung berharap setelah dirinya bangun dari pingsannya ia bisa melihat wajah adiknya yang sedang tersenyum lagi, bisa memeluknya dengan kasih sayangnya dan meminta maaf padanya. Tapi? Semuanya telah hancur, bahkan taehyung tak mendengar suara terakhir kali Yeonjun untuk pergi meninggalkannya.

"Hiks.. Hiks.. "

Tubuh taehyung limbung, untung saja ada ranjang dibelakangnya jadi taehyung terduduk kembali disana. Taehyung meremas dadanya yang benar-benar sangat sesak. Ia menangis deras, merasakan semua kenyataan yang sangat pahit ia dapatkan.

Yeonjun adalah hidupnya, akan hidup dengan siapa lagi dia selain adiknya itu. Harta yang paling berharganya sudah pergi, pergi meninggalkannya dengan semua penyesalan atas perbuatan yang selama ini dia lakukan.

Belum sempat taehyung meminta maaf, belum sempat dia merasakan pelukan dari adiknya itu lagi dan belum sempat ia memulai lembaran baru bersama Yeonjun tapi kenapa?! Kenapa dia malah meninggalkannya. Kenapa Yeonjun pergi meninggalkannya sendirian.

Look At Me [Taehyung & Yeonjun]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant