40. Epilog

30.7K 1.7K 123
                                    

Vote and komennya jangan lupa
.
.
.
~ HAPPY READING DEAR ~

Bram memasuki kamar Laura dengan senyum mengembang. Baru saja ia membuka pintu, Laura sudah menyambar nya dengan berbagai pertanyaan yg jawaban nya hanya satu, dan Bram yg tau.

"Kau dari mana saja Bram? Aku mencarimu ke setiap penjuru rumah! Aku khawatir..!" Pekik Laura kuat

Selama dua jam Laura berkeliling menjadi batang hidung pria itu namun tidak juga jumpa membuat Laura khawatir. Tentu saja khawatir, tidak biasanya Bram menghilang tanpa jejak seperti sekarang.

Yg dimarahi tampak tetap tersenyum cerah dan mendekati tubuh Laura. Bram memeluk Laura erat dan lembut. Suasana hatinya tampak sangat senang hingga rasanya Bram ingin berteriak bebas..

"Aku sangat mencintaimu, Laura. Sangat.." bisik Bram membuat Laura bingung

"Ada apa Bram? Kenapa berkata seperti itu? Apa ada masalah?" Tanya Laura was-was

Gadis itu takut, juga bingung. Apa ada sesuatu yg menganggu Bram hingga dia berkata seperti itu?

Bram menggeleng dan menciumi leher Laura lembut "tidak, hanya ingin mengatakannya saja. Memang tidak boleh aku bilang kalau aku mencintai mu?"

Laura melepas pelukannya dan menatap Bram lekat "aku tau kau mencintaiku, dan tidak masalah kalau kau mau mengatakan nya.."

Bram menuntun Laura menduduki ranjang. Hari sudah memasuki sore, tiba-tiba saja Bram merasa kantuk di matanya. Segera ia merebahkan tubuh di ranjang Laura dan membawa gadis itu berbaring bersama.

"Bram!" Desis Laura risih

Bram tidak perduli. Ia tidur di atas dada Laura sembari memeluk tubuh calon istrinya erat. Suasana hatinya sedang baik, jadi mau Laura marah atau kesal, Bram akan tetap senang dan tersenyum.

"Aku hanya ingin tidur sebentar, sayang. Biarkan aku istirahat.."

Laura mengalah dan membiarkan Bram bergelung di atas dadanya. Entah apa yg dilakukannya, Laura pun heran. Bukannya tidur, Bram malah menciumi leher Laura hingga gadis itu geli sendiri.

"Hentikan Bram.."

Bram menghentikan kegiatan nya dan mensejajarkan wajah dengan Laura. Mereka tidur berhadapan dan saling berpandangan. Bram masih dengan senyum nya dan Laura dengan kebingungan nya..

"Bisa katakan ada apa? Kenapa terus tersenyum?" Tanya Laura

Bram menggeleng "bagaimana keadaan ibu hamil ini?" Tanyanya balik sembari mengelus lembut perut Laura yg masih rata

Laura tersenyum lembut dan masuk ke dalam pelukan Bram "baik.."

Bram mengangguk dan memeluk Laura erat. Ia mengelus sayang punggung itu "kau ingin sesuatu?" Tanya nya lagi

Laura menggeleng "tidak, Bram"

"Tumben kau tidak meminta hal aneh lagi?"

Laura terkekeh "kata bayi nya nanti lagi. Ia masih belum ingin apapun, tunggu saja kalau aku meminta hal yg lebih parah.."

Bram mengangguk dan mencium pelipis Laura "separah apa pun akan aku turuti. Kau prioritas pertamaku, Laura. Aku sangat menyayangimu.."

Laura kembali tersenyum, Bram selalu bisa membuat Laura jatuh cinta setiap saat. Selalu saja bisa membuat Laura senang dengan apapun aksinya. Laura bersyukur bahwa Tuhan berbaik hati telah menghadirkan Bram untuknya.

"Begitu pun aku, sangat menyayangi mu Bram. Kau pria terbaik ku, hanya kau"

Bram tersenyum senang. Dadanya menghangat dan perutnya terasa geli, seperti ada ribuan kupu-kupu yg bersarang di sana. Laura memang sangat bisa membuat Bram meleleh hanya dengan ucapan kata.

K I D N A P P E D ✓Where stories live. Discover now