22. Bram the only one

25.9K 2.1K 61
                                    

Vote and komen
.
.
.
~- HAPPY READING DEAR -~

•warning! Part ini menyebabkan baper berkepanjangan..🙏🏻

Laura sudah cantik dengan dress abu-abu di atas lutut miliknya. Ia menggandeng tas selempang kecil berwarna hitam juga dengan sepatu heels berwarna hitam. Terlampau indah..

Ia sedang menunggu Bram yg sedang mandi di kamar. Karna terlalu bersemangat, Laura sampai bersiap di satu jam sebelum pertemuan mereka dengan Daren, kakak Laura.

Yah. Setelah lima hari ia menelpon ibunya, Daren sampai di Manhattan dan sudah mengabari kalau ia mau bertemu Laura di sebuah restoran yg sudah ia beritahu.

"Apa-apaan baju itu?" Pekik Bram

Bram mendadak kesal saat melihat dress Laura yg menampakan separuh paha gadis nya, tidak taukah Laura kalau itu aset Bram?

"Kenapa? Ini bagus" balas Laura polos

"Paha mu terlihat. Aku tidak suka.. ganti!" Ucap Bram

Laura mengernyit "aku menyiapkannya satu jam, dan kau mau menghancurkannya? Tidak bisa!" Balas Laura ngotot

"Kau-"

Laura berdiri dari duduknya, segera dia menggandeng lengan Bram dan membawanya menuju pintu "kita hampir terlambat karna menunggumu mandi seperti wanita.. sangat lama"

Bram berdecak "aku tidak suka dress mu!"

"Kalau begitu jangan dilihat.." jawabnya enteng

Laura semakin menarik Bram menuju parkiran mobil. Ia tidak menghiraukan wajah Bram yg cemberut kesal. Yg ada di pikiran Laura hanya Daren, sang kakak. Ia sudah menyiapkan segala macam jawaban untuk Daren nanti, tapi tidak mudah mengelabui pria berotak encer sepertinya.

"Kau siap bertemu kakakku?" Tanya Laura membuka kesunyian di dalam mobil

"Tentu.."

"Kakakku akan keluar dari ekspektasi mu"

Setelah mengatakan itu Laura menghadap wajahnya dengan jendela. Memperhatikan setiap jalan yg ia lalui. Benar kata Bram, disini terlihat sepi dan seperti hutan karna di sisi kanannya terdapat banyak rawa-rawa.

Keputusannya untuk tidak kabur memang benar. Bayangkan saja kalau ia kabur tanpa persiapan, bukan sampai dirumah yg ada ia akan di mangsa hewan liar.

Perjalanan dari apartemen Bram ke restoran kakaknya memakan waktu satu jam full. Laura sampai bosan sendiri, tidak ada ponsel yg biasa menemani nya dan hanya terdengar suara radio di sini.

Mobil Bram mulai memasuki kawasan kota karna dari sini Laura bisa melihat banyaknya manusia yg berlalu lalang, juga ada banyak kendaraan yg melintas.

Laura rindu semua ini. Perlahan ia membuka kaca jendela dan membiarkan angin jalanan memasuki mobil, membelai wajah nya. Ia menengadah kepalanya dan tersenyum, kejadian ringan ini bisa membuat nya senang.

Bram mengapit tangan Laura dan mengemudi di sebelah tangannya yg lain. Melihat Laura senyum membuat dada Bram menghangat. Ia jelas tau kalau Laura merindukan suasana seperti ini.

Keegoisan nya lah yg membuat Laura seperti sekarang. Ia yg bertanggung jawab saat melihat gadisnya sedih. Ia juga yg menjadi sumber air mata gadis itu, Bram paham sekali.

"Ada aku yg mencintaimu.." lirih Bram dan langsung mengecup punggung tangan kanan Laura

Laura masih fokus dengan apa yg ia pandang sampai ia tidak sadar kalau mobil yg ia tumpangi sudah memasuki parkiran restoran.

K I D N A P P E D ✓Where stories live. Discover now