[COMPLETED]
[FOLLOW SEBELUM BACA]
[BUDAYAKAN VOTE AND COMMENT!]
[Series stories of Mahardika's Series]
•••
"Kamu tau nggak? Di antara 12 bulan, bulan apa yang paling aku suka?" tanya seorang gadis.
"Mmm... Oktober?" tebak cowok disamping gadis itu...
Jangan lupa tinggalkan jejak sebagai bentuk menghargai karya orang
Dengerin lagu di mulmed yaa👆
Bacanya santuy, pake perasaan. Biar ngena
Kalo mo nangis, ya silahkan nangis. Jangan ditahan² ntar nyesek sendiri 🤧
Typo tandain aja🙏
° °
💕Happy Reading 💕
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
°°°
SEKOLAH sudah kembali dimulai beberapa minggu yang lalu. Namun kini, Tiffany tak lagi dibolehkan sekolah sejak insiden ia pingsan di malam tahun baru waktu itu.
Kini Tiffany harus homeschooling karena kondisi gadis itu yang benar-benar tak memungkinkan untuk sekolah seperti biasa.
Awalnya Tiffany keberatan dan mengatakan bahwa ia baik-baik saja, namun tubuhnya berkata lain. Ia jauh dari kata 'baik'.
Tiffany menatap lengannya yang kini dipenuhi dengan lebam. Sesekali ia menangis, bukan karena rasa sakit, melainkan rasa takut.
Tiffany hanya takut. Ia takut untuk meninggalkan orang-orang yang dicintainya sekarang. Ntah mengapa Tiffany merasa belum siap dibandingkan dulu.
Dulu Tiffany benar-benar pasrah apapun yang terjadi. Namun berbanding terbalik dengan sekarang. Tiffany hanya ingin menghabiskan waktunya lebih lama dengan orang-orang yang dicintainya.
Tok ... tok ... tok
"Masuk!" Tiffany segera menurunkan baju lengan yang ia naikkan tadi. Akhir-akhir ini ia lebih sering menggunakan baju lengan panjang daripada lengan pendek.
Tak lupa Tiffany menghapus jejak air matanya agar terlihat baik-baik saja.
Ceklek..
"Kenapa, Bun?" tanya Tiffany saat Freyya lah yang masuk.
"Ini, ada dokter Raga," jawab Freyya sambil membuka pintu kamar Tiffany lebih lebar, dan memperlihatkan dokter Raga dengan setelan dokternya.