15 • Makasih

1.5K 181 221
                                    

Jangan lupa vote komen ya 😉 jangan cuma siders:(

Typo tandain ya 🙏

°
°

💕Happy Reading 💕

💕Happy Reading 💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


°°°

TANGIS Freyya pecah saat Tiffany memeluknya. Suasana haru memenuhi ruang tamu di rumah Tiffany.

Freyya mengeratkan pelukannya, sembari mencium puncak kepala Tiffany. "Kamu ke mana, Sayang?" tanyanya gemetar.

Ana, Ghea, Vano, Rolan, dan Galen hanya bisa diam. Mereka bersyukur Tiffany bisa kembali walau mungkin mengalami sedikit trauma.

"Nyokapnya Tiffany keknya sayang banget, ya, sama dia," bisik Rolan pada Vano.

"Yaiyalah, namanya juga anak. Apalagi si Tiffany, kan, cewek," balas Vano berbisik.

Galen memperhatikan secara seksama interaksi antara ibu dan anak itu. "Bersyukur gue tepat waktu," batinnya.

"Siapa yang melakukan ini?" suara bariton membuat semuanya menoleh, kecuali Freyya dan Tiffany.

"Om," gumam Ghea pelan, saat melihat Darrel datang dengan wajah tegas.

Darrel menghampiri istri dan anaknya, lalu memeluk kedua perempuan yang sangat berarti dalam hidupnya itu.

"Kamu nggak papa, kan, Tiffa?" tanya Darrel khawatir. Tiffany mengangguk lemah.

"Sekarang kamu istirahat ke kamar, ya," suruh Freyya dengan mata sembab. "Bunda temenin," lanjutnya.

Tiffany mengangguk, lalu mengikuti sang ibu yang menuntunnya. Keduanya pergi dari ruang tamu. Darrel menatap nanar punggung kedua perempuan itu.

"Siapa yang melakukan ini?" tanya Darrel dingin.

Semuanya masih diam. Wajah Darrel menunjukkan bahwa ia benar-benar serius.

"Siapa yang melakukan ini?!" tanya Darrel lagi dengan lebih tegas.

"Al-Al—"

"Algatara, Om," ucap Galen memotong ucapan Ana.

Rahang Darrel mengeras. "Apa saja yang telah dia lakukan?"

"Dia hampir memperkosa putri Anda." jawaban Galen semakin membuat rahang Darrel mengeras.

"Tapi tenang, Om. Dia udah kita jeblosin ke penjara," sela Rolan.

"Baguslah. Terima kasih telah membantu Tiffany, kalian benar-benar baik," ujar Darrel, seraya tersenyum. Semuanya ikut tersenyum, kecuali Galen yang hanya memasang wajah datar.

FEBRUARY [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang