BAGIAN DUA PULUH

Mulai dari awal
                                    

Biru baru jalanin mobilnya lagi buat pulang waktu Aluna udah masuk ke dalem kosannya.

***

"Woi! Serius amat ngeliat HP!" Biru duduk di samping Rangga, di kursi depan kelas mereka pagi ini.

Mata Biru menyipit waktu ngeliat Rangga lagi buka instagram Aluna.

"Ngga?"

"Gue nggak liatin foto Aluna, nyet! Tapi yang ini nih."

"Celine?" Tanya Biru.

"Namanya Celine?" Rangga malah balik nanya.

"Iye, itu Celine. Sahabatnya Aluna."

"Lucu, Ru."

Biru nepuk pundak Rangga. "Udah ada monyetnya."

"Serius lo?"

Biru ngangguk. "Anak hukum, temennya Jevan."

"Ah, anjrit!"

"Yang satunya jomblo tuh, Kania namanya."

"Gue tertariknya sama si Celine. Lagian Kania udah di-tag Gilang."

"Tapi setau gue belum resmi jadi sih Celine sama si Mirza. Baru PDKT doang. Ya kalo lo berani nyalip, salip aja, Ngga, gue dukung," Biru nepuk sekilas pundak Rangga sebelum masuk lebih dulu ke dalem kelas

***

Aluna keluar dari Gramedia waktu udah dapetin buku yang disuruh dosennya beli sekitar jam dua siang. Niatnya mau langsung ke kampus karena dia ada kelas jam tiga.

Tapi di jalan, mobil Aluna tiba-tiba di stop paksa sama Bapak-Bapak yang keliatan panik banget. Si Bapak itu ngetuk-ngetuk kaca mobil Aluna.

"Mbak, ada Ibu-ibu yang baru diserempet motor, dia pingsan, bisa tolong anterin ke rumah sakit terdekat?" Bapak itu langsung ngomong dengan cepet waktu Aluna buka kaca mobilnya. "Tolongin ya Mbak."

Aluna masih mencerna apa yang dibilang Bapak itu, tapi pintu mobil belakangnya udah keburu dibuka, dan Ibu–korban diserempet– itu dibawa masuk ke dalam mobilnya.

Aluna panik waktu ngeliat luka di kening si Ibu.

Ya ampun! Kenapa gue sih?! Keluh Aluna dalam hatinya. Mau nggak mau dia harus bawa Ibu itu ke rumah sakit. Dia masih punya sisi kemanusiaan.

Aluna bawa Ibu itu ke IGD terdekat, dan sekarang Aluna lagi ngecek tas si Ibu itu. Tadi juga Aluna udah sempet nelpon Biru. Nyuruh Biru nyusul ke IGD, karena dia nggak bisa ngurus ini sendirian.

HP si Ibu yang baru aja Aluna ambil dari tasnya bunyi. Telpon dari kontak dengan nama "anakku"

Aluna langsung ngangkat telpon itu.

"Ma? Mama dimana?"

"Halo? Sorry, nyokap lo ada di IGD."

"Apa? Kok Bisa??? IGD mana??"

Aluna nyebutin nama IGD tempat dia bawa Ibu itu, dan anak Ibu itu bilang dia langsung jalan kesana.

Aluna menghela napas lega.

Sekitar sepuluh menit kemudian, dari jauh Aluna nggak sengaja ngeliat Jevan lari dengan muka paniknya. Kening Aluna mengerut. Jevan ngapain disini.

"Aluna?" Jevan yang ngeliat Aluna duduk di salah satu kursi juga ikutan kaget, "lo ngapain disini?"

Belum sempet Aluna jawab, Jevan udah keburu ngomong lagi, "itu tas nyokap gue," tunjuknya ke tas putih yang ada di pangkuan Aluna.

"Hah? Nyokap lo?"

Jevan ngangguk. "Gue kesini karena tadi waktu gue nelpon nyokap yang ngangkat cewek, bilang kalo nyokap gue ada di IGD. Itu lo?"

Aluna ngangguk.

"Nyokap gue di ruangan mana?"

Aluna nunjuk ruangan yang ada di depannya dan Jevan langsung masuk ke dalem ruangan itu.

Ibu itu Mamanya Jevan?

Aluna masih nggak nyangka. Ini kebetulan kan?

Nggak lama Biru dateng, mukanya panik, dia langsung megang pundak Aluna, ngecek kondisi Aluna. "Kamu nggak apa-apa kan?"

"Nggak papa, aku cuma bawa Ibu itu kesini."

Biru ngehela napas lega. "Ibunya mana?"

"Masih diperiksa. Anaknya juga udah dateng tadi. Kamu mau tau nggak siapa anaknya?"

"Siapa?"

"Jevan. Ibu itu ternyata Mamanya Jevan."

Aluna mengernyit bingung waktu ngeliat ekspresi Biru mendadak kaku dan di detik berikutnya Biru langsung berdiri dari duduknya, narik tangan Aluna.

"Kita pulang."

"Biru–"

"Pulang Aluna."

"Tapi ini–" Aluna nunjuk HP dan tas Mama Jevan yang masih ada di dia.

Biru langsung ngambil HP dan tas itu dari Aluna, dia titipin ke perawat yang lewat dan setelahnya tanpa banyak kata Biru langsung gandeng tangan Aluna untuk pulang.

***

Hm, dikit-dikit mulai kebuka ya tentang Biru+konflik tipis2 diawal ☺️

Jangan lupa votes +komentar
Biar aku semangat update lagi
😁😁😁

22/9/20

BIRU'S GIRLFRIEND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang