BAGIAN TIGA PULUH SATU

51K 6K 526
                                    

"Ya, Pak?" Aluna naro HP-nya ke atas meja setelah nge-loudspeaker panggilan telpon Pak Asep.

Tangannya kembali cekatan motongin beberapa buah yang baru dia keluarin dari kulkas.

"Ada Ibu-Ibu yang mau ketemu Mbak Aluna ini."

"Ibu-Ibu? Siapa Pak?" Kening Aluna berkerut bingung.

"Ibu Diona Mbak. Mbak Aluna kenal?"

Aluna menghela napas berat sebelum berujar, "kenal, suruh masuk, Pak."

"Oke, Mbak."

Aluna beranjak dari dapur. Dia nggak nyangka kalo Mama Jevan, Tante Diona, bakal senekat ini.

Dateng ke kosannya seenaknya sendiri.

Aluna nggak sedikit maksain buat senyum seakan menyambut waktu ngebuka pintu depan kosannya dengan Mama Jevan yang udah berdiri di depannya.

"Tante nggak seharusnya kesini."

"Tante ajak buat ketemu di luar kamu nggak pernah mau."

"Bukan berarti Tante seenaknya bisa temui saya disini. Tante tahu alamat kosan saya dari siapa? Jevan?"

"Tante cari tahu sendiri Aluna. Nggak sulit buat Tante cari tahu informasi tentang kamu."

Tangan Aluna refleks mengepal kuat.

"Kamu nggak nyuruh Tante masuk?"

"Saya nggak pernah mempersilahkan orang yang nggak begitu saya kenal baik masuk Tante," Aluna tersenyum tipis, "silahkan duduk di kursi itu kalo Tante capek berdiri terus." Aluna menunjuk kursi yang ada di teras kosannya.

Diona tersenyum sebelum mendudukkan diri di kursi teras.

"Nggak usah repot-repot buatin Tante minum. Tante nggak haus. Tante cuma butuh bicara sama kamu."

"Saya juga males Tante repot-repot masuk lagi ke dalam cuma buat ambil minum." Aluna duduk di samping Diona dengan pandangan lurus ke depan.

"Tante nggak pernah nyangka kalo Biru yang kamu bilang pacar kamu itu Biru anak Tante. Udah berapa lama kamu pacaran sama dia?"

"Penting buat Tante tahu?"

Diona mendengus. "Saya ibu kandungnya Biru, Aluna."

"Baru ngakuin Tante? Dulu kemana?" Aluna menatap Diona berani.

Diona balik menatap Aluna dengan sedikit keterkejutan di wajahnya yang berhasil dia sembunyikan.

"Putusin Biru. Saya nggak suka kamu pacaran sama dia."

"Kalo Tante nggak suka saya pacaran sama Biru. Tante suruh dong Biru putusin saya. Kenapa harus saya yang putusin Biru."

"Aluna—"

"Satu lagi, Tan. Tolong bilang ke anak Tante yang satunya. Stop gangguin saya. Anak Tante yang namanya Jevan bikin saya ilfeel." Aluna bangkit berdiri. "Urusan saya masih banyak Tante di dalam. Saya permisi. Tante hati-hati pulangnya."

Aluna menyunggingkan sedikit senyumnya ke Diona sebelum berlalu masuk ke dalam kosannya.

***

"Biiii! Jangan dimakanin mulu anggurnya!" Omel Aluna untuk kesekian kalinya.

"Masih banyak kok," Biru dengan santainya tetep makanin anggur yang udah Aluna potong jadi dua.

"Ya masih banyak kalo kamu makanin mulu lama-lama abis!" Aluna ngerebut wadah isi anggur yang ada di depan Biru. "Nih kalo mau makan. Makan ini aja." Aluna nyodorin wadah isi melon yang udah dia potong kecil-kecil.

BIRU'S GIRLFRIEND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang