BAGIAN DUA

95.2K 9.3K 85
                                    

"BERISIK!!!"

Aluna teriak di balik selimut yang masih membungkus tubuhnya. Dia bener-bener kesel karena dari tadi HP-nya nggak berhenti berdering.

Shit!

"Orang gila mana sih yang pagi-pagi nelpon kayak gini!"

Aluna menggerutu sambil nendang selimut yang membungkus tubuhnya dengan penuh emosi. Tangannya mulai sibuk meraba-raba bagian kasur untuk nyari HP-nya.

Bi is calling...

"Apa?"

"Aku di depan."

"Depan? Depan mana?" 

"Kos kamu."

"NGAPAIN?!" Aluna refleks berteriak. Gila apa ini tuh masih jam setengah enam. Hari Minggu pula. Waktunya dia bangun siang dan males-malesan.

"Aku mau ngajak kamu olahraga."

"NGGAK MAU! Kamu aja sendiri sana."

"Kamu tuh harus mulai biasain olahraga. Biar sehat. Jangan males terus."

"Nggak mau! Aku masih ngantuk."

"Siapa yang nyuruh belanja lipstick sampe jam 12?"

Aluna mendadak kicep.

"Udah, kamu bangun cuci muka, sikat gigi, nggak usah mandi. Aku tunggu."

"Gak mau Biruuuuu..." rengek Aluna.

"Aku lagi nggak mau dibantah."

"Ih! Dimatiin lagi!" Aluna natap layar HP-nya dengan kesel. Dasar otoriter. Gerutunya sambil bangkit dari kasur menuju kamar mandi.

***

Aluna jalan keluar dari dalam kosan dengan muka tertekuk maksimal dan bibir mengerucut maju. Dia masih nggak ikhlas hari Minggunya direcokin begini.

Demi Tuhan semalem dia baru tidur jam dua.

Aluna ngeliat Biru lagi asik main catur sama Pak Asep di Pos.

Dih sejak kapan mereka akrab.

"Eh, Mbak Aluna, udah siap Mbak? Mas Biru udah lama nih nungguin," ujar Pak Asep.

Aluna cuma senyum sekilas untuk menanggapi ucapan Pak Asep sebelum mukanya kembali ke mode awal.

Biru spontan menoleh ke belakang.

Dan matanya menangkap sosok gadis yang mengenakan hoodie berwarna hitam dengan tudung yang menutupi kepalanya, training hitam dan sneakers berwarna putih tengah menatapnya dengan muka tertekuk dan bibir mengerucut.

"Udah siap?" tanya Biru lembut.

Aluna hanya mengangguk lalu langsung berjalan ke arah mobil dan masuk begitu saja meninggalkan Biru yang masih menatapnya tanpa berkedip.

"Mas?" Pak Asep melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Biru. "Kedip toh Mas, terpesona banget ya sama Mbak Aluna?"

"Eh, iya Pak." Biru kaget lalu tertawa kikuk sambil menggaruk bagian belakang kepalanya. "Saya pamit deh, Pak." Biru berdiri dari duduknya.

"Sip, hati-hati, Mas."

Biru masuk ke dalam mobil dan mendapati Aluna sudah sibuk bermain candy crush di HP-nya. Masih dengan muka tertekuk dan bibir mengerucut maju.

BIRU'S GIRLFRIEND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang