BAGIAN EMPAT PULUH DUA (3)

25.9K 2.9K 207
                                    

"Nih." Kania nyodorin HP Gilang yang dari tadi dia pegang.

"Pegang di kamu dulu," sahut Gilang yang masih sibuk ngambil beberapa kaleng Cola dari kulkas.

"Ada yang nelpon."

"Siapa?"

"Diva."

"Nggak penting."

"Nggak penting gimana? Dia daritadi nggak berhenti nelpon."

Beneran kontak dengan nama Diva itu nelponin Gilang terus. Kania emang sengaja nggak kasih tau waktu mereka lagi di jalan tadi. Posisinya juga Gilang lagi bawa motor. Nggak mungkin bisa angkat telpon.

"Lang!" Panggil Kania karena Gilang cuek aja dan sekarang malah sibuk milih jajan, meanwhile si Diva ini masih terus nelponin.

"Kamu mau jajan apa?" tanya Gilang.

Kania nggak jawab. Dia malah naro HP Gilang ke dalem keranjang terus pergi.

Kania keluar dari Indomaret dan milih duduk di kursi yang ada di depan Indomaret itu.

Gilang menghela napas agak sedikit kasar. Di pandangi layar HP-nya yang masih nampilin panggilan masuk dari kontak bernama 'Diva' itu sebelum akhirnya dia angkat.

Mau nggak mau.

"Div, tolong stop nelponin gue kayak gini. Perlu gue bilang berapa kali ke lo kalo gue nggak nyaman? Berhenti Div. Sorry kalo kedengerannya ini kasar buat lo. Gue cuma nggak mau cewek yang gue suka salah paham."

Selesai ngomong gitu Gilang mutus lebih dulu sambungan telponnya dan block kontak Diva.

Gilang nggak peduli mau dicap jahat atau apapun itu. Dia beneran udah cape dan ngerasa terganggu aja karena sesering itu ditelponin sama Diva.

Gilang tau Diva suka sama dia, tapi Diva harusnya juga tau kalo perasaan nggak bisa dipaksain.

Gilang udah di kasir buat bayar belanjaannya waktu Lucas nelpon.

"Hm?"

"Titip permen yupi buat Kala Lang."

"Yeee..." Gilang jalan ke section permen, "berapa?"

"Tiga. Yang pink Lang."

"Permen doang?"

"Yoi. Balik pake jalan muter aja Lang biar makin lama lo berduaan sama Kania."

"Kania bukan Kala Cas."

Lucas di ujung sana terkekeh pelan. "Iya ya, Kania nggak sepolos Kala."

Gilang keluar dari Indomaret begitu urusan bayar membayar selesai dan langsung nyamperin Kania yang duduk sambil mainin HP-nya.

Kania nggak ngomong apa-apa. Dia berdiri, mau ngambil alih plastik belanjaan dari tangan Gilang tapi nggak Gilang kasih.

"Berat." Gilang malah nyodorin HP-nya ke Kania. "Pegang ini aja yang ringan."

Kania menghela napas sebelum ngambil HP Gilang.

"Bisa di depan gitu belanjaanya?"

"Bisa."

Kania naik ke boncengan dan motor Gilang mulai melaju buat pulang.

Kalo pas pergi tadi Kania banyak nanya ke Gilang tentang Bali, pas pulang ini Kania nggak ngomong apapun alias diem doang.

Gilang beberapa kali ngeliat Kania dari spion dan tiap sadar diliatin Kania pasti bakal langsung buang muka.

Buat Gilang gemes sendiri.

"Diva bukan siapa-siapa aku Kan." Gilang ngomong gitu waktu pandangannya dan Kania ketemu untuk kesekian kalinya lewat spion. Di kondisi jalan yang udah mulai sepi. Jadi Kania pasti denger. "Dia emang sering nelponin kayak tadi tapi jarang aku angkat."

BIRU'S GIRLFRIEND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang