Junho tak menjawab. Yang dia lakukan hanyalah meraih bahu Sooji dan memeluknya erat. Posisi Sooji yang sedang duduk bersandar pada kepala ranjang memudahkan Junho melakukan niatnya. Dia tak peduli jika ada dokter atau suster yang tiba-tiba saja masuk. Atau bahkan Tn. atau Ny. Bae, dia sama sekali tak peduli. Yang dia pedulikan saat ini hanyalah bagaimana caranya agar wanita yang kini dipeluknya bisa lebih tenang.

******

Ctekk.. ctekk.. ctekk.. ctekk

Lampu padam. Myungsoo terbaring di atas tempat tidurnya lengkap dengan jas, dasi dan sepatu yang masih terpasang. Dia memang sengaja pulang lebih cepat hari ini. Meninggalkan pekerjaan yang sebenarnya belum selesai. Dia tak bisa memaksakan otaknya yang sama sekali tak bisa diajak bekerja sama.

Seharian ini dia belum menghubungi Sooji, demikian pula sebaliknya. Banyak pikiran berkecamuk dalam kepala Myungsoo saat ini.

Meski dia tak bertanya apapun dan Sooji pun tak bercerita apa-apa, Myungsoo tahu dengan jelas dimana keberadaan Sooji saat ini. Sementara dia, meski tahu sekalipun tak ada yang bisa dia lakukan. Woohyun memintanya untuk berpura-pura tak tahu. Woohyun memintanya diam hingga Sooji yang menceritakannya sendiri. Dan resikonya harus dirasakan Myungsoo sekarang. Khawatir tapi harus menahan diri. Panik tapi tak bisa melakukan apapun.

Ponsel yang berdering menyadarkan Myungsoo dari lamunannya. Dengan malas dia meraih ponselnya dari bufet di sebelah tempat tidur.

Sebuah nomer asing muncul di layar ponselnya. Myungsoo adalah tipe orang yang tidak pernah mengangkat telepon jika itu dari nomer yang tak dikenalnya. Namun kali ini berbeda, ada dorongan dari dalam dirinya yang menyuruhnya mengangkat panggilan itu.

"Halo.."

Myungsoo langsung duduk dan menegakkan badannya ketika menyadari siapa yang menelepon. Dia mendengar dalam diam dengan seksama sebelum akhirnya berucap,

"Katakan saja dimana. Aku akan segera datang."

Sejurus kemudian Myungsoo meraih kunci mobilnya dan bergegas pergi tanpa pikir panjang lagi.

******

Sooji memandang layar ponselnya yang menampilkan percakapan chat nya yang terakhir dengan Myungsoo. Pria itu mengucapkan selamat malam dan kata-kata 'aku mencintaimu' disertai dengan beberapa emoticon hati di pesan terakhirnya beberapa hari yang lalu.

"Apa ini.. kau masih belum tidur juga?"

Dokter Kang masuk ke dalam kamar Sooji tanpa mengetuk pintu terlebih dulu. Dan mendapati wanita yang menjadi pasiennya saat ini sedang berbaring terpaku menatap layar ponselnya.

"Aku mendapat laporan dari suster. Kau menolak untuk tidur."

"Ahh suster Han.. kenapa tak bisa diajak bekerja sama." Sooji menggerutu pelan.

"Aku bisa mendengarmu nona."

Sooji memasang senyum manisnya sambil mengedipkan matanya berkali-kali melihat Dokter Kang bersedekap dan menatap lurus ke arahnya. Berharap dengan senyum manisnya bisa meluluhkan kemarahan dokter yang juga sudah dianggap sebagai kakaknya ini.

Berhasil.

Dokter Kang mengurai tangannya dan duduk di kursi di samping sambil menghela nafas. "Ada apa? Kenapa menolak tidur? Kau tahu kan jika kurang tidur tekanan darahmu akan turun. Dan itu bukan hal yang bagus Sooji."

Meaning Of LoveWhere stories live. Discover now