Part 6

827 128 8
                                    

Happy Reading ❤❤

"Kau sudah pulang?"

"Oh ibu.. ya.. besok aku harus pergi pagi-pagi sekali. Jadi kupikir aku akan istirahat lebih cepat hari ini." Sooji menghentikan langkahnya menaiki tangga ke lantai dua rumahnya.

Ny. Bae pun menghela nafas. "Sooji.."

"Kenapa ibu belum tidur? Ahh ini masih pukul 8. Apa ayah belum pulang? Kenapa sepi sekali?" Sooji menyela ucapan ibunya. Bukan bermaksud tidak sopan. Hanya saja dia tau apa yang akan diucapkan sang ibu. Dan itu membuat suasana hatinya jadi tak nyaman, oleh karena itu sebisa mungkin dia mengalihkan topik pembicaraan.

"Ayahmu belum pulang. Ibu sedang menunggunya. Kakakmu baru saja pulang. Sepertinya sedang mandi."

"Ah begitu.. kalau begitu, aku akan ke kamar dulu bu." Sooji mulai tak nyaman dengan kecanggungan ini. Ya, aneh bukan? Sooji bahkan merasa canggung dengan ibunya sendiri. Dia tak tahu sejak kapan dia merasakannya. Hanya saja saat dia menyadarinya, jarak antara dia dan ibunya sudah sangat jauh.

Sooji melanjutkan langkahnya, namun langkah itu terhenti saat suara sang ibu kembali terdengar. "Kau sudah makan malam? Ibu akan buatkan sup tahu pedas kesukaanmu kalau kau ingin makan."

Sooji menoleh dan mengulas sebuah senyum tulus. Salah satu senyum tertulus yang pernah dia buat. "Aku sudah makan malam dengan Junho Oppa." Sooji terdiam sejenak sebelum melanjutkan, "Tapi apa ibu keberatan jika membuatkannya untuk sarapanku besok pagi?"

****

"Aku pulang."

"Kau sudah pulang? Astaga apa aku bermimpi melihatmu di rumah sekarang? Demi Tuhan, ini bahkan belum pukul 9 malam."

Sontak saja semua orang yang berkumpul di ruang tengah menoleh ke arah Myungsoo saat mendengar Jisoo mengomentari kepulangan adik iparnya.

Tn. Kim yang sedang asik dengan ipad nya pun meletakkan benda itu dan ikut menatap Myungsoo lama. Sementara Sarang yang sedang mendengarkan musik melalui MP4 nya juga ikut menatap samchonnya itu dengan pandangan datar.

"Apa kalian sudah membuat peraturan baru? Misalnya seperti aku dilarang ada dirumah jika jarum jam baru menunjukkan pukul 8 lewat 45 menit seperti sekarang ini?" Ucap Myungsoo santai sambil melepas jas nya dan duduk di sebelah Sarang yang sedang duduk sendirian di sofa dua dudukan. "Aku hanya ingin pulang cepat hari ini Noona. Tidak ada yang serius. Jangan menatapku begitu." Lanjut Myungsoo saat lagi-lagi semua anggota keluarganya terdiam dan mulai memandangnya dengan khawatir seolah Myungsoo sudah tidak waras karena tidak bekerja hingga larut malam.

"Samchon lapar?"

"Ah lihatlah.. keponakanku jauh lebih memahami aku dibanding kakak ipar dan kakekku. Kau benar. Samchon lapar sekali. Apa wajahku terlihat sekali ya kalau aku kelaparan?"

"Wajahmu bukan seperti orang yang butuh makan."

"Hah? Lalu?"

"Kau butuh bersenang-senang."

Setelahnya, gelak tawa terdengar dari Tn. Kim dan Jisoo. Sarang --yang sepertinya tidak sadar bahwa ucapannya membuat pamannya terkejut-- dengan acuh berdiri dan mencium pipi kakek dan ibunya serta mengucapkan selamat malam sebelum beranjak ke kamarnya untuk tidur.

Myungsoo yang tersadar pun lalu berteriak, "Kau yang lebih butuh bersenang-senang dibanding paman."

"Pergi bersihkan dirimu. Kupanaskan makanan untukmu." Jisoo yang belum bisa berhenti tertawa juga beranjak ke dapur.

"Ish.. mereka suka sekali membully ku, padahal aku bukan anggota termuda keluarga ini." Myungsoo masih saja menggerutu sendiri.

Sang kakek yang mendengar pun hanya tersenyum. "Pergilah. Jisoo menyuruhmu membersihkan diri. Setelah itu ada yang ingin kakek bicarakan denganmu."

Meaning Of LoveWhere stories live. Discover now