Part 5

945 137 5
                                    

Happy Reading.. 🎉🎉🎉

“Sooji.. bagaimana menurutmu tentang bunga tulip warna ungu? Tidakkah akan menambah aura menenangkan bagi para tamu saat ada di meja makan? Kupikir Ny. Jeong akan suka. Yang kudengar dia penyuka warna ungu.”
Sooji bergeming.

“Sooji?” Tetap tak ada respon. “Hei..”

“Oh.. uh? Apa? Ada apa?”

“Apa yang terjadi? Kau baik-baik saja? Kau melamun sejak tiba. Apa terjadi sesuatu dirumah?”

“Ohh tidak Oppa. Hanya ada sedikit hal yang kupikirkan. Bukan apa-apa. Lupakan saja.”

“Kau selalu bisa berbagi tentang apapun padaku Sooji. Kau tau itu.”

Sooji hanya tersenyum menanggapinya. Dia menatap pria yang ada di hadapannya ini dalam diam. Pria ini adalah salah satu sahabat terbaiknya. Usianya yang beberapa tahun lebih tua darinya membuat Sooji merasa memiliki seorang kakak laki-laki yang tak pernah dia miliki.

Lee Junho.
Seniornya saat sekolah dulu. Mereka sudah lama saling mengenal. Bahkan bisa dibilang, Junho adalah satu-satunya orang di luar keluarganya yang tahu dengan pasti tentang kondisi kesehatannya dan juga kakaknya, Bae Soomi.

"Apa ibumu marah-marah lagi?" Junho pantang menyerah mengorek informasi dari Sooji.

Sooji terkekeh. "Apa itu hal yang baru untukmu?

Sooji berdiri dari tempat duduknya. Beranjak ke pantry yang berada di pojok ruangan yang sama dan menyeduh secangkir teh hangat untuk Junho serta membuat segelas coklat panas untuk dirinya sendiri.

Cuaca di Seoul sedang tak menentu. Pagi hari langit sangat cerah, tapi bisa saja hujan deras turun di siang hari. Seperti hari ini. Saat berangkat dari rumah langit begitu bersih dan membuat Sooji merasa bersemangat, tapi siapa yang bisa menduga jika setelah makan siang dia merasa kedinginan seperti sekarang sehingga mengharuskannya menghangatkan diri dengan minuman favoritnya.

Sepertinya memang sedang ada yang mengganggu pikirannya, batin Junho saat melihat Sooji kembali termenung menatap derasnya hujan lewat jendela sambil menunggu air yang dimasaknya mendidih.

"Katakan saja jika kau ingin aku yang membuat minumannya. Jangan memberiku kode seperti ini. Kau tau aku bukan orang yang cukup peka dengan hal semacam ini." Junho mengambil alih sendok dari Sooji dan melanjutkan kegiatan gadis itu membuat teh dan coklat panas.

"Oh uh Oppa.. maaf. Aku melamun. Biar aku saja. Berikan padaku."

"Sudah.. duduklah." Perintah Junho yang sayangnya tak dihiraukan Sooji. Dia tetap berdiri di pantry sambil memperhatikan Junho yang melanjutkan kegiatan yang seharusnya dia lakukan.

"Oppa.. apa kau percaya pada cinta pada pandangan pertama?" Sooji tiba-tiba bertanya.

Gerakan tangan Junho yang sedang mengaduk teh sontak terhenti. Dia menoleh dan menatap Sooji. Sementara gadis yang ditatapnya malah fokus melihat ke arah meja pantry.

"Siapa dia?" Bukannya menjawab, Junho malah balik bertanya.

"Apanya yang siapa?"

"Pria sial itu. Siapa pria yang sial itu yang akhirnya berhasil tertarik padamu?"

"Oppa!" Sooji merajuk. Dia mengambil gelas yang berisi coklat panasnya dan menyamankan dirinya di bean bag sofa bermotif floral berwarna pink dan putih. Bibirnya mengerucut sebal pada Junho.

Junho yang melihatnya hanya tertawa. Gadis berusia 25 tahun itu masih terlihat seperti anak kecil jika sedang merajuk seperti ini. "Kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu? Kau benar-benar sedang jatuh cinta?"

Meaning Of LoveOù les histoires vivent. Découvrez maintenant