Tiga : Cewek kucing

14.4K 2K 70
                                    

Loka menyecap bibir Amanda untuk yang terakhir kali sebelum memaksa cewek cantik itu turun dari pangkuannya.

"I have to go. Aku ada meeting bentar lagi."

Amanda memasang wajah sedih, "Kamu baru bentar sama aku."

"Aku udah nggak kerja di kantor Papa kamu, nggak bisa sering keluyuran habis makan siang. Nanti aku telpon kamu, okay?"

Tanpa menunggu jawaban pacarnya itu, Loka berdiri dan membayar bill kepada pelayan. Langkahnya terlihat buru-buru.

"Sayang!"

Panggil Amanda dari tempat duduk yang dipesan mereka untuk makan siang tadi. Kepalanya mendongak penuh harap, masih tak rela melepaskan kekasihnya pergi.

Loka melambaikan tangan ke cewek itu, "Hati-hati baliknya."

Seharusnya dia tau kalau ajakan makan siang bersama Amanda akan membutuhkan waktu lebih lama daripada jatah waktu makan siangnya. Yang lebih parah lagi, cewek itu memesan restoran makan siang yang jaraknya hampir membutuhkan waktu 45 menit untuk kembali ke Portabello di primetime khas setelah jam makan siang.

Macet parah di jalan.

Loka menekan klakson tak sabar ketika di lampu merah yang begitu berubah menjadi hijau, malah kendaraan di depannya lambat majunya.

"Sial!"

Berkali-kali dia mengumpat hingga akhirnya sampai di kantor. Buru-buru dia naik ke ruangannya di lantai 7, mengambil handphone yang sengaja dia tinggal tadi. Benar saja, semua anak-anak marketing di project buku Sajak Santun udah nggak di kubikelnya masing-masing. Pasti mereka udah naik ke atas.

"Bis, anak-anak dah naik?"

Lubis yang lagi asyik streaming debutnya boyband korea di komputernya itu buru-buru menutup laman browser dengan cepat. Mampus ketauan nonton pas jam kerja!

"Udah, Pak. Baru aja," sahutnya sambil menampilkan senyum ala iklan pasta gigi.

Loka mengangguk. Sebelum pergi, dia nyeletuk, "Lanjutin nontonin cowok-cowok gemesnya."

Lubis memekik tertahan, menahan malu di ujung pipi. "Pak Loka tuh yaa.."

Sembari berjalan ke lift, Loka tertawa puas. Tapi begitu inget kalo dia udah telat meeting, dia berjalan agak cepat. Kaki panjangnya sangat membantu sekali. Dia terlalu fokus untuk cepat-cepat ke lantai 7 sampai tak sabar masuk ke lift. Alhasil, hampir aja dia nabrak cewek yang jadi penghuni satu-satunya di lift itu.

Matanya sedikit melebar liat cewek berwajah manis yang rambutnya terurai lembut membingkai wajahnya. Entah mengapa, wajah itu terlihat familiar di matanya. Wajah galak khas kucing rumah yang lagi kelaparan.

Tau kan, di instagram, ada kucing-kucing yang mirip sama manusia?

Nah itu pikirannya pertama kali liat cewek itu di lift. Mana dia keliatan sebel waktu dia masuk.

"Mas, bisa nyantai nggak, sih?"

"Sorry, gue buru-buru ada meeting," balasnya, dengan seringai tertahan.

Wah, galak beneran nih cewek.

Loka yang biasanya ramah mendadak cuma bisa senyum-senyum di dalam hati. Ternyata di kantor barunya ada juga yang galak. 3 hari ini dia masuk, mesti ketemunya sama cewek-cewek ramah yang lucu.

Dia sebenernya mau nyapa, tapi cewek itu udah duluan keluar lift. Di lantai yang sama dengan ruang meetingnya.

Dari belakang, dia liat bagian belakang cewek itu merah-merah. Dengan sigap, dia lepas jasnya yang memang bikin gerah itu sebelum memasangkannya ke pinggang cewek itu. Meskipun dia protes, dia tetap memasangkannya. Lalu dia melangkah ke ruang meetingnya yang pasti udah ditungguin banyak orang.

Morning, KilaWhere stories live. Discover now