Bab 1

557 16 4
                                    

Suara motor terdengar mendekat ke sebuah rumah yang didominasi oleh warna putih dan hitam.

Tak lama, motor itu berhenti menghilangkan bunyi khas knalpot untuk sementara.

"Makasih Ky... Ini helmnya.."Rani menyerahkan helm itu kepada lelaki yang dipanggil dengan sebutan 'Ky tersebut.

"Besok, jangan lupa ya jemputannya. Jangan sampai telat, untung tadi bisa keburu masuk, kalau nggak mah dijemur seharian.."Ucap Rani, mengingatkan laki-laki itu untuk tidak terlambat menyemputnya.

"Siap buk bos.. Aamann.."Ujar Risky, cowok yang biasa Rani panggil dengan sebutan Ky.

"Ya udah, kalau gitu aku masuk ke dalam dulu.. Hati-hati ya bawa motornya. Kalau rem jangan lupa berhenti.."Kelakar Rani pada Risky, yang merupakan kekasih Rani.

Rani masuk ke dalam rumah, setelah Risky menghilang dari pandangannya.

Di dalam rumah, didepan pintu.

Krittt..

"Ah, astaga.. Ibu!!"

"Kenapa Ibu berdiri didepan pintu? Udah kayak hantu penunggu di film-film horor aja."Ucap Rani.

"Cepet mandi, terus ganti baju kamu."Titah Ibu.

"Lah, emang mau ngapain Bu?? Ibu mau ngajakin Rani belanja ya.."Goda Rani, sok kegeeran.

"Jangan geer, udah cepat mandi terus jangan lupa pake baju yang bagus. Ingat, pake yang dres, bukan celana."Perintah ibu, mutlak.

"Huufff.. Iya Bu.."Ucap Rani, pasrah.

Rani lalu menaiki tangan, menuju ke kamarnya.

🌻

Rani duduk diam di dalam mobil. Sedangkan Ibunya fokus menyetir.

"Sebenarnya Ibu mau bawa aku kemana sih??"Pikir Rani.

"Terus kenapa juga aku harus pake dres gini. Ah.. Udah ah, ngapain mikirin hal yang nggak penting."Positif Rani.

Tak lama, Ibu Rani berhenti di sebuah restoran mewah.

Ibu turun dari mobil, Rani pun menyusul.

"Ibu mau ngajakin Rani makan? Bilang dong Bu, dari tadi. Tapi kalau cuman makan kenapa harus dandan begini segala Bu?? Kan pakai baju biasa juga bisa.."Ucap Rani.

Ibu, diam.

"Atau, jangan-jangan Ibu mau jodohin Rani ya?? Kayak di wattpad-wattpad gitu.."Ucap Rani ngeyel.

"Kamu jangan kebanyakan nanya."Ucap Ibu, lalu masuk ke dalam restoran tersebut.

Rani, hanya bisa diam dan mengikuti Ibunya.

Rani hanya duduk diam diruangan yang telah di boking sebelumnya. Dan Ibu Rani, juga terlihat tidak ingin berbicara sepatah kata pun.

Second time, pintu terbuka. Menampilkan seorang pria lengkap dengan setelan jasnya. Dan seorang wanita seumuran Ibu Rani dengan dress elegannya.

Wanita itu tersenyum ke arah Ibu Rani. Sementara Rani, hanya bisa mengernyitkan dahinya, tak mengerti dengan suasana ini.

"Ibu kenal sama tante-tante itu? Lah, jadi yang makan disini nggak cunan aku sama Ibu, tapi juga sama mereka?"Tanya Rani kepada Sang Ibu.

Ibu hanya menjawab dengan anggukan.

"Kita makan sama mereka??"Tanya Adnan kepada Mamanya.

Mama Adnan mengangguk.

"Why??"Tanya Adnan.

"Sudah, jangan banyak bertanya. Duduk.."Titah Mama Adnan, Adnan hanya patuh menuruti perintah sang Mama.

Suasana menjadi tenang. Makanan juga telah terhidang rapi di atas meja. Dan beberapa gelas berisi minuman juga berdiri tegak.

Awalnya semua berjalan baik-baik saja, hingga akhirnya kegaduhan mulai terjadi.

"Rani, kamu akan menikah dengan pria yang ada di hadapan mu saat ini. Adnan.."Ujar Ibu Rani.

"Apa??? Ibu Nikahin aku sama om-om begini?? Yang tua begini?? Aku masih SMA Bu. Ibu lagi becanda kan.."Teriak Rani histeris.

"What?? Nikah sama ABG labil?? Come on Mom, this is not funny, you know. Lagian Adnan, nggak sudi nikah sama anak SMA bentukan kayak dia." Ucap Adnan tak terima.

"Apa ABG labil?? Om ngehina saya?.. Lagian ya Om saya juga ogah tu nikah sama om-om kayak om. Udah tua juga, udah bau tanah.."Rani membalas Adnan.

"Apaa??"Adnan marah mendengar penuturan Rani.

"Dasar ABG labil.. Nggak sudi saya nikah sama kamu. Yang ada nanti kamu jadi aib bagi saya.. "Ucap Adnan tak tanggung-tanggung.

"Apa..???? "Teriak Rani.

"Adnan!!!"Marah Mama Adnan.

"Kamu kalau ngomong yang sopan. Lagian Rani itu calon istri kamu. Dan di sini juga ada calon ibu mertua kamu. Apa begini Mama ngajarin kamu?? Ngomong kasar sama cewek??"

"Tapi Ma, Adnan nggak mau nikah. Adnan masih muda.."Adnan membantah.

"Wueekk.. Muda dari Hongkong. Udah bau tanah begitu, masih ngerasa muda. Dasar om-om nggak tau diri."Sinis Rani.

"Rani!!!.. "Kali ini Ibu yang berteriak.

"Huufff.. Maaf Bu.."Ucap Rani mengerti maksud dari sang Ibu.

"Pokoknya mau nggak mau, kalian tetap bakalan nikah. Dan pernikahan itu akan diselenggarakan dua Minggu lagi."Ucap Mama Adnan.

"Apaaa??"Teriak Adnan dan Rani bersamaan.

"Ibu..!! Masa' iya dua Minggu lagi, kecepatan buk.."Rani merajuk.

"Ma, bisa ditundakan? Bulan depan kek, atau tahun depan juga bisa. Bulan ini Adnan lagi sedang sibuk-sibuknya."Adnan menolak.

"Tidak ada penolakan. Jika kalian menolak maka pernikahan kalian akan dipercepat. Dan kalian jangan sampai berpikiran untuk kabur dari pernikahan ini."Ucap Mama Adnan, mengakhiri. Lalu pergi bersama Ibu Rani meninggalkan ruangan itu.

"Aishhh.."Rani menendang kaki meja cukup keras.

"Ini semua salah om..!!"Ucap Rani.

"Kenapa kamu jadi salahin saya??"Tanya Adnan.

"Ya iya lah salah om. Harusnya om itu udah nikah. Kalau om udah nikah, jadi saya nggak perlu nikah sama om. Ngerti..!! Jadi semuanya salah om. Titik..!!"Jelas Rani.

"Terserah kamu.."Adnan lalu meninggalkan ruangan itu, menyisakan Rani seorang.

"Om... Om..!!!!"Teriak Rani.

"Ihh, kok malah pada pergi semua sih. Terus aku pulang sama siapa dong?? Lagian aku juga nggak bawa dompet karna ibu yang bakalan bayar katanya."

"Ahhh.. Nggak tau deh.. "

Married With YOU Where stories live. Discover now