Bram, Laura dan Daren memasuki area meja makan. Di sana hanya ada mereka bertiga. Sementara ibu dan ayahnya akan turun sebentar lagi. Para pelayan menyuruh mereka untuk menempati bangku masing-masing.

Mereka menatap ke arah tangga saat mendengar bunyi hentakan kaki. Di sana Serly tampak turun bersebelahan dengan Kris, sang suami. Bram bisa melihat aura yg sama saat pertama kali Bram melihat Daren.

Terlihat kuat dan gelap. Tatapan mata Kris tajam dengan manik mata hitamnya seperti Daren. Usia yg menua tidak menghilangkan kadar ketampanannya.

"Kalian sudah kumpul? Wah.. ibu sangat rindu suasana ramai ini" pekik Serly

Kris duduk di kursi tunggal menghadap yg lainnya. Daren duduk bersebelahan dengan sang ibu dan Bram duduk bersebelahan dengan Laura yg menggenggam tangannya sedari tadi.

Kris tampak diam namun ekor matanya meneliti Bram yg duduk di dekatnya, Daren sekali. Mereka melakukan makan malam tanpa suara. Kecanggungan mengelilingi Bram.

Bram jelas sadar kalau ayah Laura penasaran dengannya. Ia sering memergoki Kris menatapnya selama makan malam. Bram mendadak gugup dan takut.. aura Kris lebih dominan dari Daren.

Mereka berkumpul di ruang keluarga setelah makan malam. Disinilah saat nya Bram membuka suara. Antara ragu dan canggung..

"Jadi kau yg di ceritakan Daren?" Kris buka suara terlebih dahulu

Bram memegang dan duduk tegak, ia menatap Kris serius "iya.... "

Kris yg mengerti memotong ucapan Bram "panggil saja ayah.."

Bram tersenyum dan mengangguk "iya ayah, saya Bram" ucapnya lebih tenang

Laura duduk bersama ibunya. Tadi ia sempat melepas rindu dengan sang ayah. Laura juga sedikit berkata untuk jangan terlalu keras dengan Bram.

"Kedatangan saya kesini ingin meminta putri anda." Bram menarik nafasnya tenang "saya ingin melamar Laura untuk menjadi istri saya"

Kris menatap serius "kau sadar dengan yg kau katakan?"

Bram mengangguk mantap "tentu, saya sadar dan tau segala konsekuensi ucapan saya barusan. Saya serius dan saya yakin bisa menghidupi Laura termaksud keluarga kami nanti.."

Pendirian yg kuat.. Kris tau itu

"Aku kesal karna kalian menyembunyikan hubungan kalian, dan saat aku tau.. kalian langsung akan menikah. Kau mengerti maksud kan nak?"

Bram mengangguk "saya mengerti" Bram menunduk "Dan saya serius dengan yg saya katakan barusan, yah. Saya cinta Putri anda dan saya ingin dia di hidup saya."

Laura duduk di sebelah Daren gugup. Ayah nya diam dengan masih menatap Bram. Sementara Daren berdoa semoga Bram tidak melupakan pembicaraan mereka tadi untuk tidak bicara apapun pada ayahnya tentang hubungan mereka yg sebenarnya.

"Aku tidak akan menanyakan apa yg kau punya, karna aku tau.. kau pasti akan melakukan apapun untuk memenuhi anakku. Namun aku akan bertanya, apa yg akan kau lakukan selanjutnya?" Tanya Kris

Bram menatap binar dan mengangkat kepalanya "saya ingin menikahinya." Ucap Bram tegas

Kris mengangguk "aku salut dengan mu karna kau langsung ingin serius dengan anakku. Tapi untuk usul mu aku ingin jawaban Laura?" Kris menatap ke arah Laura yg gugup

Laura tersenyum sendu dan menatap ke arah ayah nya "Bram melamar ku di atas danau indah yg bahkan belum tersentuh orang." Kemudian dia mengangkat tangan kirinya yg tersemat cincin "dan aku menerima nya.."

Kris tersenyum samar melihat anaknya yg tampak bahagia. Ia sudah tua dan paham benar dengan yg namanya cinta. Dengan hanya melihat ia bisa tau seberapa besar cinta milik putrinya dan betapa tunduknya Bram atas Laura.

Serly tersenyum dan menepuk tangannya riang "lalu, kenapa sesuatu yg baik harus di tunda!" Pekik nya

"Kapan?" Tanya Kris pada Bram

"Bram ingin secepatnya.." ucap Bram antusias

"Bulan depan.." utus Kris

Bram mengangguk senang dan berjalan menuju Kris. Ia langsung memeluk tubuh ayah mertua nya dengan erat karna terlalu senang. Kris memeluk anak nya yg lain.. yah, Bram sekarang sudah menjadi anaknya juga

Perlahan air mata Bram mengalir. Selain ia bahagia karena akan memiliki Laura, ia juga teringat dengan sang ayah. Pasti ayahnya juga senang karna Bram akan segera menikah... Ayahnya pasti senang karna Bram memiliki teman hidup.

Kris mengelus punggung Bram dan berbisik "Laura putri kesayanganku, aku yakin kau akan lebih bisa menjaganya dibandingkan aku ayahnya"

Bram mengangguk dan melepas pelukan nya "aku akan menjaganya, yah. Selalu"

Laura tersenyum haru berpadu legah. Kecemasan tidak terwujud. Ia sangat senang karna ayahnya tampak lebih welcome dengan Bram di banding David yg dulu.

Bram berjalan cepat ke arah Laura dan menerjang gadis itu dengan pelukan nya. Anggap saja itu selebrasi kesenangan nya.

"Kita berhasil.. kau akan jadi istri ku" bisiknya

Laura tersenyum dan mengangguk sembari mengelus punggung Bram. Sama dengan Bram, Laura pun sangat sangat senang.

Bram membingkai wajah Laura dan mengecup seluruh wajah itu dengan sayang. Dan Laura hanya bisa terkekeh geli. Terakhir Bram mencium bibir Laura dalam dan kuat tanpa sadar kalau mereka menjadi tontonan.

Kris dan Serly membuang wajah. Sementara Daren menatap sebal. Hanya dia yg belum memiliki pujaan hati di antara kedua pasangan bahagia itu.

"Ekhemm." Deheman Kris membuat Bram tersadar

Bram melepas Laura dan menatap canggung. Ia lupa kalau ada keluarga Laura disini. Segera ia menunduk sebagai tanda maaf. Sementara Laura menggaruk tenggangnya yg tidak gatal.

"Kau bilang dia melamarmu di danau yg belum disentuh orang?" Tanya Daren penasaran

Bram mengangguk tegas dan menatap Daren "aku melamarnya di danau dekat rumah ku. Kau mau melihat nya? Ku jamin kau tidak akan mau pulang"

Daren menaikan alisnya sebelah "akan aku kunjungi nanti.."

"Danau itu sudah menjadi milik Laura. Jadi tanya padanya kalau kau ingin.." balas Bram

• KIDNAPPED •

Aku lagi seneng nih...

Mau double up kagak?!📢📢📢

K I D N A P P E D ✓Where stories live. Discover now