Awal

3.1K 186 21
                                    

Sungguh aku tidak pernah menduga akan berakhir seperti ini........ku harap semua ini hanyalah mimpi buruk yang tidak nyata. Tapi nyatanya aku melihat kalian satu persatu meninggalkan aku, disini.

Hamparan bebatuan yang menjadi latar belakang pertarungan ku dengan'nya'. Yang penuh dengan bercak darah dan kehancuran. Aku....... tak bisa lagi merasakan apapun.

"Pergi dari sini, Solar!"

Kau meninggalkan kami dengan menyisakan kilatan cahaya merah......hanya untuk memberikan kami peluang untuk kabur...memberikan aku peluang untuk hidup. Kak....kami membutuhkanmu

"Kumohon...salinglah menjaga...."

Itu kalimat terakhir yang kau ucapkan pada kami. Meninggalkan dinding tanah untuk melindungi saudaramu yang tidak berguna ini. Maafkan aku....aku tidak bisa menjaga yang lainnya. Aku tidak bisa menjadi pemimpin yang berguna

"Hei, apapun yang terjadi....tetaplah tersenyum"

Kami menemukanmu tergantung pada sebuah pohon besar. Aku tidak tahan kak...... melihat angin menghembuskan pelan rambutmu yang bersimbah darah. Bagaimana kami tersenyum kembali saat kau yang membawa keceriaan hilang?

"Berjuang terus! Jangan sampai putus!"

Kau yang mengatakan itu pada kami, tapi kau juga yang 'terputus' duluan. Aku bahkan tidak bisa mengenalimu lagi kak, jika saja lambang api tidak terukir di topimu. Sungguh aku tidak bersemangat lagi untuk hidup tanpa kalian

"Kau matahari......penerang kegelapan dunia ini"

Ucapanmu sangat halus hingga aku tidak bisa mendengarkan apa yang ingin kau sampaikan. Kau meninggalkan senyuman polos yang sering kau gunakan saat berlaku jahil. Kak.....jangan pergi... tidak ada yang akan memberikanku pelukan lagi

"Hiduplah untuk kami.."

Kak jangan memandangku seperti itu. Aku tidak menginginkan matamu yang indah dan aku juga sudah pasrah pada kegelapan yang menjadi temanku sekarang. Aku ingin kau bersamaku! Aku sudah tidak kuat melawan takdir. Aku tidak bisa lagi berfikir. Aku.... tolong....jangan tinggalkan aku disini.....sendiri

Sakit, sesak, dan hampa yang menghantui disetiap hembusan nafasku, disetiap kali mataku tertutup melihat tubuh tak bernyawa menanti. Aku berjanji aku akan membalaskan dendam ini....dendamku....dendam kalian.....aku akan memusnakan 'dia' bagaimanapun caranya. Dan ya aku berhasil. Aku tertawa di tempat sepi bekas pertarungan dengan menghancurkan jasadnya sebagai pelampiasan.....tapi aku tak merasa senang ataupun gembira. Yang kurasakan hanyalah penyesalan dan kesedihan.

"......hiks.......hiks......huuuuuwwwwwwwaaaaaaaaaaa......!!!!!!!"

Aku menangis disini sendirian kak.....tanpa kalian. Tanpa ada siapapun yang mau mendengarkan derita yang kupendam.

".....hiks......maafkan aku kak...... aku tidak berguna, aku tidak bisa melindungi dan menyelamatkan kalian saat itu"

Aku memukul tanah, mengingat kejadian yang sama terulang kembali.

"....sobs......sungguh.....aku sangat menyayangi kalian......aku ingin bertemu kalian....."

Kenangan indah yang telah menjadi kenangan pahit, selalu menyobek hatiku.

"....hiks....Jika aku bisa memutar kembali waktu.....aku akan melindungi kalian dengan nyawa ini sebagai taruhannya......"

Aku selalu berfikir untuk mengubah masa lalu agar membuat masa depan yang baik untuk kita.....tapi semua itu hanya khayalan belaka yang menghabiskan waktuku untuk menangisi kalian yang telah tiada. Aku ingin mati saja bertemu dengan kalian.....

".......bagaiamana jika kau kuberikan satu kesempatan?......"

Seseorang berdiri di belakangku, aku terlalu lelah untuk melawannya.

"Kesempatan?"

"Ya, untuk memperbaiki ini semua...kau mau?"

Belum sempat aku menjawabnya kesadaranku mulai menghilang di bekap oleh kegelapan.

#

Bersambung~

Hai Author membawakan cerita baru~

Gimana? Kalian udah nangis?

Belum? kurang angst berarti

Biasa pembukaan kan sedikit

Eheq~

See you next time~

Author out

Save and ProtectWhere stories live. Discover now