Kesempatan

2K 171 42
                                    

Holaaaaaaaaaaaaa, Readers tercinta~

Author membawakan chapter lagi nih~

Eheq

Maapkan hamba jika kurang angst, karena saya masih belajar

Makasih mau menanti kelanjutan fanfiction ini

Dahlah kebanyakan intro

"Lepaskan!": berbicara

'Aku...' : berfikir/membatin

Enjoy~

#

"Huh??"

Kegelapan yang dinantinya untuk bertemu dengan saudaranya, kini berubah menjadi sebuah tempat yang tenang. Solar menatap tempat yang ia duduki. Hamparan rumput terbentang luas dengan bukit menjulang melengkapi penampilan menyerupai lukisan.

"Tempat apa ini?"

"Bagaimana menurutmu? Tempat ini indahkan" sebuah suara menjawab pertanyaannya. Solar mencari sumber suara itu dan bertatapan langsung dengan seorang pria berumur 25 tahunan. Si pria berparas rapi dengan rambut pirang dan telinga yang menyerupai elf. Dia menatap Solar penuh kesabaran. Solar melihat fisiknya. Dia di dalam tubuhnya yang berumur sekitar 14 tahun.

"Siapa kau? Mengapa aku ada disini? Dimana kakakku?" Dipikiran Solar, dia hanya ingin bertemu dengan saudaranya setelah apa yang telah terjadi. Dia ingin meminta maaf dan segalanya. Memeluk mereka dengan erat lalu selalu bersama mereka selama – lamanya.

"Oh iya, aku lupa untuk memperkenalkan diri. Hai, namaku Soleil pemilik dimensi yang kau duduki sekarang" Orang itu tersenyum ramah.

"Dimensi?"

"Yup, dimensi ini diantara dimensi realita dan dimensi fana. Kakakmu dan temanmu berada dimensi fana" Soleil menunjuk kesalah satu gerbang berpoles hitam dengan mawar merah menjalar. Gerbang itu mengeluarkan aura yang mengerikan memberikan kesan angker.

"Lalu mengapa aku berada di sini? Biarkan aku mati! Aku ingin bertemu dengan mereka!" Wajah putus asa yang Solar tampakkan tidak membuat Soleil kasihan padanya.

"Tenang lah dulu wahai pengguna elemental Cahaya (Light), Aku datang kesini karena aku ingin memberikan kau sebuah kesempatan!" Perkataan itu sukses membuat Solar terdiam. Mata silver yang buram kini berfokus pada mata emas menyala.

"Mengapa? ... BUKANKAH SELAMA INI AKU SUDAH TIDAK PUNYA KESEMPATAN LAGI?!... MENGAPA SEKARANG?!" Frustasi dan emosi yang menumpuk Solar lontarkan pada orang didepannya yang dengan entengnya mengatakan bahwa dia bisa membantunya. Memang dia apa? Tuhan?!

"Aku bukan Tuhan dan aku juga bukan malaikat. Aku kesini karena aku ingin memberikan kesempatan" Soleil menatap Solar tanpa ekspresi. Dia memaklumi jika Solar akan menyerangnya, toh dimensi ini miliknya yang semua diatur olehnya.

"Bukankah kau ingin menyelamatkan mereka dari takdir yang kelam?" Tanya Soleil sambil memandang lekat Solar.

"Omong kosong! Semuanya sudah terlambat! Mereka sudah mati!" Jawab Solar dengan tatapan kosong.

"Bagaimana jika kau masih mempunyai satu kesempatan lagi untuk merubah itu" Solar berfikir kalau orang didepannya ini sudah gila.

"Tidak, aku masih waras"

"Kau bisa membaca pikiran?!"

"Tentu, saja. Jadi apa jawabanmu?" Solar hanya terdiam menatap sendu rumput ditanah.

"Kau bisa menyelamatkan mereka!" Soleil tidak tinggal diam. Dia ingin solar menerima kesempatan ini. Mata Solar melebar saat mendengarkan perkataan Soleil.

Save and ProtectDove le storie prendono vita. Scoprilo ora