Holaaaaaaaaaa, Readers!
Dah lama banget Author nggak mampir kesini
Kalian masih disini kan??
Ya udin monggo dibaca
Boboiboy milik Monsta
Alur punya Author
"Kenapa ikan nafas butuh air?": Berbicara
'Nih anak ngasih pertanyaan kok bikin mikir sih?': Berfikir/membatin
Enjoy~
#
Inginnya memeluk Air dan Daun sampai pagi, hanya saja Cahaya sadar diri dengan yang namanya personal space. Dia tak ingin berakhir jadi clingy pada mereka... namun gimana ya....
"UwU Peluk Daun terus Cahaya! Daun suka!" ternyata ada yang lebih antusias daripada dirinya.
Air hanya tersenyum simpul saat Cahaya tengah dipeluk-sampai-mau-semaput tapi hebatnya masih bisa menampakan ekspresi rumitnya. Huft, memang adiknya yang satu ini malu - malu kucing kalau dapat kasih sayang saudaranya.
'Insecure dia'
Siang itu Cahaya benar - benar tidak menapakkan kakinya keluar dari kamarnya yang berbagi dengan Air, masih cemas kalau tiba - tiba panic attack hinggap. Untungnya kedua kakaknya tidak menanyakan apapun selain, Air yang ketiduran di kasurnya dan Daun yang tengah merangkai bunga di kamarnya, tentu membuat lantai agak kotor. Cahaya gemez pengen ngaplok abangnya pakai bantal melihat ini.
Cahaya maunya kedua kakaknya untuk keluar agar memberikan sedikit privasi padanya untuk mengatur pikirannya yang sempat serawutan pagi tadi, tapi sepertinya kedua kembar pas di atasnya itu tidak ingin meninggalkannya.
'Hm? Emang mereka se-protective ini ya?'
Sementara itu, orang yang dikira Cahaya tengah tidur sebenarnya tengah berpikir. Otak Air seperti terisi bahan bakar yang banyak hingga tidak bisa membuatnya tidur. Air mengingat kembali kejadian awal saat dia membangunkan Cahaya,
'Dari situ Cahaya berubah... tapi kenapa? Sampai harus panik dan menangis?'
Asumsi demi asumsi Air berjejer di benak, namun dia tidak menemukan jawaban. Malah lebih banyak pertanyaan.
'Ada yang janggal. Gimana caranya aku bertanya tanpa harus ditatap kayak gitu?'
Walau Air tahu Cahaya selalu mengalihkan pandangannya dari matanya (dimana ini baru terjadi) tapi tatapan itu membuat hati Air gundah. Tatapan layaknya melihat tragedi mengerikan dimana didalamnya orang mati hidup kembali.
Air takut jika bertanya lebih, Cahaya akan lari dari mereka.
"Yoooo! Kok sepi sih?!" Pintu dibuka dan menampakkan Api dengan rusuh membanting pintu kamar Air membuat Cahaya terlonjak kaget, dengan mata layaknya mangsa yang sering diincar oleh predator.
Dan itu tak luput dari perhatian Air yang menggenggam tangannya erat.
'Oh tuhan....... kuatkanlah hati ini...' Cahaya menatap Api, senyumnya yang resek, mata penuh keusilan beserta aura hyper yang menyerbak. Ya inilah Api yang dia tahu, bukan yang mirip dengan api unggun kekurangan kayu bakar. Kobarannya melemah seiring dengan angin dingin berhembus.
Cahaya bergidik. Terakhir kali dia melihatnya hanya tinggal bercak berserakan tak ada lagi. Cuman topi berlogo api tertinggal di tanah.
"Uff..." Cahaya ingin muntah setiap kali mengingatnya.
YOU ARE READING
Save and Protect
Fanfiction"Maafkan aku Kak, Aku tidak bisa menyelamatkan kalian" "Jika aku bisa memutar kembali waktu, aku akan melindungi kalian dengan nyawa ini" "Aku sayang kalian" Musuh telah menghancurkan semuanya. Merenggut dan memusnahkan orang yang dia sayangi. Disaa...
