Fadil

21 5 0
                                    

Fadil tahu siapa Alzar dan mengapa orang tersebut menjadi gosip diantara para dryad. Namun dia memutuskan untuk diam saja.

Sehari telah berlalu semenjak rapat para konselor dan saat ini dia telah selesai berlatih menggunakan senjata kesukaannya yang sebenarnya sulit difungsikan sebagai senjata pembunuh. Sebuah tongkat terbuat dari batu sewarna asap yang mulus tapi tidak terlalu licin untuk dipegang dan panjangnya 190 cm.

Dia memilih senjata ini karena Fadil diajari oleh Alzar bahwa benda apapun bisa difungsikan sebagai senjata. Dan berkat latihan dan ajaran dari orang itu, dia sekarang bisa melubangi besi setebal 50 cm dengan sodokan tongkat ini. Yang istimewa dari senjatanya adalah kemampuannya yang mirip seperti tongkat kera sakti. Meringan, memberat, membesar, mengecil, memanjang, dan memendek.

Fadil mengecilkan tongkatnya dan memasukkannya ke dalam saku celananya. Dia suka berlatih sendirian didalam hutan, didekat kepalan Zeus, meskipun sebetulnya batu itu lebih mirip onggokan tahi.

Saat berjalan keluar hutan, ingatan lama tentang ibunya muncul kembali.

Fadil tak memiliki masa lalu yang kelam seperti demigod demigod lainnya, malah keluarganya cukup aman sejahtera tanpa gangguan. Kecuali ibunya yang tiba-tiba mengusirnya dari rumah untuk berlatih diperkemahan Blasteran dan hanya pulang ketika sekolah tahun depan.

Dulu Fadil kesal bukan main karena hal itu, sekarang dirinya saat ini malah terkekeh pelan.

Ibunya sangat cantik menurut standarnya. Mata berwarna abu abu seperti badai, rambut yang dicat biru dengan bagian bawah yang dilapisi dengan cat rambut berwarna ungu. Muka bulat, hidung mungil, dan mata besar menambah kesannya sebagai wanita imut dari Asia. Terutama Jepang saat ini. Meskipun beliau putri Athena, ibunya suka pergi ke acara yang bisa dibilang ... perkumpulan untuk orang orang aneh. Cosplay dan anime, itulah yang ibunya sukai. Kakek dan neneknya juga sudah maklum dan hanya memencet dahi saja ketika menukar pandangan dengan Fadil saat ditanya kenapa ibunya bertingkah seperti itu.

Ibu Fadil suka memakai kaos putih polos dengan jaket hitam tanpa lengan, rok pendek biru muda, dan stocking panjang, lengkap dengan sepatu tinggi. Ibunya sebernya termasuk golongan wanita pendek, dan tiap kali Fadil menyinggung hal tersebut, keningnya niscaya di bor oleh ibunya menggunakan jari tengah yang dilipat.

Mungkin kali ini aku bakal mati, Fadil membatin. Angin yang berhembus meniup pepohonan hutan dan membuat daunnya berjatuhan. Meskipun sekarang musim dingin, perkemahan Blasteran seolah tak terpengaruh oleh perubahan iklim yang terjadi, mungkin itu karena penghalang gaib yang ada di parimeter perkemahan, mungkin penghalang itu berbentuk kubah dan memiliki tinggi yang jauh dari tanah.

Para dryad sedang tidur didalam pohon, berbeda dengan satir-satir yang kini mengembara ke sepenjuru negeri untuk meningkatkan populasi demigod yang ada di perkemahan. Sudah delapan bulan dirinya berdiam di perkemahan, Fadil cukup senang dengan hidup damai nan tenang. Dia tak cukup sinting seperti teman-teman sekamarnya yang cuma berotak otot dan ingin bertarung saja.

Fadil terus memikirkan berbagai hal sembari menikmati jalan-jalan dihutan sebagai mana rutinitas hariannya.

○○○

Dia keluar hutan di waktu yang sama dengan Sally yang sedang menguap sehabis bangun dari tidurnya.

"Hey, kapten" Sally memberi hormat, "bagaimana? Dapat gagasan untuk misi maut besok? Atau kau perlu menelii lebih lanjut"

"Mungkin aku perlu ke pondok Athena" Fadil menyimpulkan. Kini mereka berjalan beriringan menuju area latihan. Target panahan dan boneka jerami bertebaran dimana-mana, tapi karena sekarang sedang waktu sekolah. Perkemahan relatif sepi dan hanya beberapa orang yang sedang berlatih disana. "Meskipun mereka kurang suka bergaul dengan anak Ares"

Modern MythologyOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz