12. Make a choice

Start from the beginning
                                    

"Jauh-jauh sana lu bau!!!" alibinya dengan satu tangan mendorong tubuh Renjun menjauh, padahal Aliana sungguh candu dengan aroma soft menenangkan dari parfum yang Renjun kenakan.

Renjun tak menggubris dan memilih duduk di samping Aliana. Mengerutkan kening ketika melihat Aliana menyodorkan tangannya ke arah Renjun.

"Apa?"

"Susu," pinta Aliana dengan mata yang dikedipkan beberapa kali, lucu.

Renjun tersenyum, memperlihatkan senyum manisnya. "Ah benar-benar menggemaskan," disertai tawa renyah dengan tangan yang terulur mengacak pelan rambut Aliana.

Tanpa sadar bibir Aliana melengkung ke bawah, cemberut, "ga bawa susu?" tanyanya kepada Renjun yang masih tertawa.

"Aku nggak bawa, maaf. Besok akan kubelikan."

Lebih baik Aliana meminta susu dari pada seblak. Renjun rela membelikan Aliana susu sekardus atau bahkan puluhan kardus susu kotak coklat untuk Aliana.

Aliana hanya membalas pernyataan dari Renjun dengan dengusan kesal. "Ngapain lo disini, sono pergi! Gue lagi mau mikir, gausah ganggu," usirnya galak kepada Renjun.

"Lagi mikirin aku kan?" tanya Renjun menggoda Aliana yang sudah dalam mode singa.

"Gue tonjok ya lo-arghh," secara refleks mengangkat tangan untuk memukul Renjun. Namun, setelahnya Aliana meringis kesakitan ketika tangan kanannya yang masih terbalut perban terasa ngilu.

Renjun yang melihat itu refleks tergopoh dan berjongkok di hadapan Aliana, "apa? Kenapa? Ada yang sakit? Mana? Kita masuk ke dalam, aku akan panggil dokter."

"Ck, cuma ngilu sedikit. Ren bangun ih diliatin banyak orang anjirt maluuu," gerutu Aliana yang meminta Renjun agar kembali duduk di bangku.

Renjun yang baru sadar berdiri dan melihat sekitar. Benar saja orang-orang menatap aneh kearah mereka berdua sekarang. Lagi-lagi Renjun selalu mempermalukan diri sendiri karena Aliana.

"Mangkanya hati-hati, kamu buat aku khawatir," ucap Renjun setelah mendudukkan diri kembali.

"Reaksi lo yang terlalu lebay, tangan gue cuma ngilu doang tapi reaksi lo seakan-akan gue mau lahiran tau ga?!!" balas galak Aliana.

"Luka ditanganmu tidak sebercanda itu Aliana," kata Renjun serius yang diam selama beberapa saat.

"Tidak perlu berpura-pura kuat di hadapanku, jika sakit bilang jangan dipendam," lanjut Renjun menatap tepat pada netra jernih milik Aliana.

Aliana kembali menunduk, helaan napas keluar dari mulutnya. Beberapa pertanyaan kini mulai memenuhi kepalanya. Sejak kapan dirinya dan Renjun menjadi dekat? Sejak kapan Renjun berteman dengannya? Kenapa Renjun mau membantunya? Renjun, apa yang pria itu inginkan?

"Tinggallah bersamaku," kata yang keluar dari mulut Renjun mampu membuat Aliana mendongak terkejut.

"Gak!!"

"Kenapa?"

"Pokoknya nggak!"

Tentu saja Aliana akan menolak mentah-mentah, memangnya dia ini siapanya Renjun berani-beraninya tinggal dirumah keluarga Huang. Aliana sudah cukup merepotkan keluarga Huang, tentu saja ia merasa sungkan.

REAL - It's DifferentWhere stories live. Discover now