04. Your'e not alone

508 145 354
                                    

My First Work!

Enjoy,
Selamat membaca♡

• R E A L •

Aku sudah terbiasa berlari sendiri, berlari melewati lorong sepi. Gelap, dingin, dan rasa takut mengitari. Tetapi malam itu terasa berbeda, kamu menggenggam tanganku, berlari bersamaku. Terima kasih, kata itu tulus terucap dari hatiku. - Aliana

🌹🌹🥀🌹🌹

"Apa tadi pagi kamu tidak sikat gigi?"

Aliana melotot mendengar pertanyaan memalukan dari Renjun. Sedetik kemudian ia menyentil kasar bibir Renjun dengan tangannya.

"Lambemu mas, nyelekit tenan."

"Kamu wanita tapi kasar, aneh, pelupa, dan juga bodoh." Ucap Renjun masih memegangi bibirnya yang nyeri akibat disentil oleh Aliana.

"Lemes bener tuh mulut, cewe apa laki lo?! Haaa?" ujar menatang dari Aliana, tak terima dikatai seperti itu. Aliana bahkan sudah menggulung lengan seragamnya agar bisa baku hantam dengan Renjun.

"Kamu sendiri, laki-laki apa perempuan? Kasar sekali." Skak mat dari Renjun.

Aliana menganga mendapat pertanyaan seperti itu, menatap Renjun menantang. "Apa lo bilang!? Gue cewek tulen ya, wahh ngajak berantem lo?!"

Pemandangan yang begitu kontras, lihatlah! Renjun berdiri memegang buku ditangannya, satu tangannya ia masukkan ke dalam celana, sedangkan wanita di depannya ini terlihat seperti orang kesurupan.

Aliana terlihat sedang memasang kuda-kuda, kedua tangannya mengepal siap meninju ditambah dagu yang ia condongkan ke depan ala-ala petinju profesional.

"Ayo gelut sini! Tangan kosong kalo berani! Ngapain lo bawa-bawa buku?! Pasti buat nimpuk gue kan, Hahh!" menggesekan jempol ke hidung ala bruch lee.

"Astaga si Ali, lo kenapa!?? Tadi bilang mau ke toilet." Tanya Dimas panik, setelah mendengar perdebatan di lorong ia segera berlari menghampiri.

Mutiara yang tadinya berniat menghampiri Aliana ke toilet ikut terkejut karena melihat Aliana berada di lorong dengan kuda-kuda ala petinju dan berteriak nyaring, seperti orang kesurupan.

"Astagfirullah, Aliana sadar. Kamu kenapa? Kamu kesurupan? Istigfar Aliana istigfar." Mengguncang tubuh Aliana serta memegang kepala Aliana sambil mendoakan sesuatu, merukyah.

"Maju lo sini!! Ga berani kan lo?! Beraninya main mulut doang. Pake otot dong nihh." Menunjukkan otot lengan yang ditutupi seragam, yang sebenarnya tidak ada otot sama sekali.

Renjun menghela napas memandang gadis bak bekantan betina yang kehilangan pejantannya. Ia menggeleng tak habis pikir, apa gadis ini tidak tahu malu. Beruntung saat ini bukan waktu istirahat, jika waktu istirahat pasti mereka akan menjadi tontonan banyak orang.

Mengulurkan tangan untuk mengelus surai legam panjang Aliana, Renjun tertawa.

"Aku bercanda. Kamu wanita kok, cantik, manis, sedikit aneh tapi aku suka." Masih tak menghentikan tawanya, tawa yang terdengar sangat merdu.

REAL - It's DifferentOnde histórias criam vida. Descubra agora