08. Angel like devil

395 115 270
                                    

My First Work!

Selamat membaca🌹

• R E A L •

Secara batin aku terluka, secara emosi aku kacau, secara mental aku depresi, dan secara fisik aku tersenyum. -Aliana

🌹🌹🥀🌹🌹

Flashback on ...

2 hari yang lalu

Aliana pov

Baru kemarin malam kedua orang tuaku tiba setelah mengunjungi kakekku yang jatuh sakit karena terkena serangan jantung, tetapi Ayah sudah harus kembali bekerja lagi.

Hari ini hari minggu, apa Ayah tidak bisa istirahat sejenak? Ayah harus pergi ke Surabaya selama seminggu. Aku hanya berharap semoga Ayah sehat selalu.

Aku masih berdiri di depan pintu memandang kepergian Ayah, merasa kasihan karena harus bekerja mati-matian. Seandainya dulu Ayah tidak tertipu dengan proyek abal-abal, seandainya dulu Ayah tidak menanggung semua biaya ganti rugi untuk proyek itu, seandainya Ayah tidak diberhentikah secara paksa oleh perusahaan sialan itu.

Memang benar adanya, roda kehidupan itu berputar.

Aku mendongak menahan tangis, menghembuskan napas. Baru beberapa langkah setelah menutup pintu, tiba-tiba ada yang mengetuknya kembali. Mengernyit penasaran, aku berbalik berjalan menuju kearah pintu.

"Siapa? Ada yan-" ucapku terhenti, mematung menatap beberapa orang dengan luka perban dimana-mana. Aku menggertakkan gigi melihat rentenir yang pernah mengejarku bersama Renjun.

"Siapa yang datang, Aliana?" aku menoleh, menatap ibuku yang sudah berdiri tepat di sampingku. "Ada apa ini?" tanya Ibu yang sudah membuka pintu lebar-lebar.

"Bu Tari anda terkena denda dan harus membayar ganti rugi biaya rumah sakit serta asuransi kepada kami."

Aku tertawa sarkas mendengar ucapan para bajingan ini, "ganti rugi? Cih, yang seharusnya minta ganti rugi itu gue ya." Ucapku memicingkan mata menatap rendah bajingan di depanku ini.

"Saya tidak mengerti apa yang kalian bicarakan, sebaiknya kalian pergi." Kata ibu yang sudah hampir menutup pintu.

"Kekasih anak Ibu ini mengeroyok para anggota," kalimat itu lantas membuat ibu urung untuk menutup pintu.

Dia tersenyum miring, menatap ke arahku, "kami menghampiri putri anda yang sedang berduaan dengan kekasihnya, kami hanya ingin bertanya Ibu Tari sedang pergi ke mana, tapi kekasihnya malah memukuli kami dan berkata bahwa kami mengganggu mereka yang ingin bercinta."

Aku tertawa semakin kencang mendengar sesuatu yang tidak masuk akal barusan. Faktanya mereka yang ingin melecehkanku dan Renjun yang menolongku.

"Cih, lo bahkan nggak punya bukti, gausah muter balikin fakta deh"

Pria sialan itu menyodorkan ponsel kearah ibuku yang sedari tadi diam mematung, "silahkan Bu Tari lihat sendiri."

Aku melirik saat Ibu mengambil ponsel itu memperlihatkan rekaman video diriku yang bersembunyi di belakang Renjun, saat Renjun berkata 'Jangan sentuh gadisku' dan melempar helmnya kearah salah satu rentenir.

REAL - It's DifferentWhere stories live. Discover now