18. Lovs way's

103 19 2
                                    

• REAL •

"Hargai pasanganmu, jika kamu memandang rendah mereka maka kamu tak lebih dari sampah" - Aliana

🌹🌹🥀🌹🌹

Maaf

Ya satu kata yang mampu membuat Aliana semakin marah kepada laki-laki yang kini berdiri didepannya.

"Maaf? Ke gue? Buat apa?"

"Soal yang kemaren, gue beneran minta maaf." balas Dimas yang kini menatap Aliana penuh harap.

Aliana menghempaskan bahunya kasar, "seharusnya lo minta maaf ke Dila bukan gue! Yang lo sakitin Dila, ngapain lo minta maaf ke gue."

"Lo kelihatan marah banget kemaren, gue gamau pertemanan kita hancur mangkanya gue pikir-"

"Justru sebagai temen gue harus marah sama perlakuan lo kemaren, lo punya cewe dan bisa bisanya lo nembak gue. Lo gamikirin perasaan Dila, lo anggep cewe apa?! Barang? Mainan?"

Suara Aliana bergetar, matanya memanas.

Dimas diam dan menatap mata Aliana yang penuh dengan amarah dan keecewaan terhadap dirinya. Dimas kini merasa bahwa ia memang laki-laki yang brengsek.

Ia meluruhkan pandangan, tersenyum miris.

"Makasih udah buat gue sadar, ternyata gue se sampah itu ya," ujarnya sebelum pergi meninggalkan Aliana.

Disisi lain seseorang berdiri di balik pintu toilet dan mendengar seluruh pembicaraan mereka berdua.

Air matanya turun tanpa diminta, dadanya terasa sesak namun juga merasa lega secara bersamaan. Dila memandang ponsnya yang baru sajaenerima pesan masuk dari seseorang.

Dimas

Dila, maaf
Kamu dimana? Bisa ketemu sebentar?

🌹🌹🌹

Renjun menatap Aliana yang sedari tadi tampak suram dan murung. Ia mengulurkan tangan, membelai surai legam gadis yang terus membuang muka kearah jendela.

"Kenapa, hm? Ada masalah?"

Aliana menoleh, menatap Renjun sambil menganggukkan kepala. Renjun tersenyum tipis.

Lucu

Gadisnya sangat lucu, menggemaskan. Aliana memang punya tampang galak, tapi disatu sisi gadis itu sangat menggemaskan.

Aliana juga bukan tipe gadis yang jika ditanyai 'kenapa?' akan dibalas dengan 'gapapa'. Itulah yang Renjun sukai, gadis yang spontan jujur dengan pikiran dan isi hatinya.

"Mau cerita?"

Aliana menatap Renjun sejenak, antara yakin dan tak yakin. Menurutnya ini bukanlah suatu hal yang penting. Haruskah ia menceritakannya?

Renjun tersenyum sangat tipis "It's okay kalau emang gamau cerita." Sahutnya.

Aliana menggeleng samar...setelahnya ia memposisikan duduknya senyaman mungkin menghadap ke arah Renjun yang sedang menyetir.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 06, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

REAL - It's DifferentWhere stories live. Discover now