XXXV

4.3K 563 250
                                    

Halo! Apa kabar? ^^

Akhirnya setelah satu bulan bab 34 Honeymouthed and Full of Wildflowers versi Bahasa Indonesia update, sekarang bisa lagi update bab 35! :D Dee tahu teman-teman di sini banyak yang geregetan, penasaran, kangen, dan nggak sabar sama lanjutan cerita ini, tapi mohon maaf nih, Dee tugasnya di sini menerjemahkan saja, nggak ada sangkut paut sama kinerja naskah atau waktu update. Jadi, walaupun kalian mohon-mohon untuk cepat update dan nanya kapan ini akan update, Dee cuma bisa bilang, "maaf, nggak tahu" :") Hehe. Semua itu ada dalam kuasanya pududoll/aprilclaws selaku author cerita ini di AO3. Dee akan mengupdate versi Bahasa Indonesia setelah dua atau tiga hari versi Bahasa Inggris keluar di AO3 (karena Dee juga butuh waktu untuk translating dan editing, hehe).

Tapi, terima kasih buat teman-teman yang antusias sama terjemahan ini, ya! ^^ Senang banget dapat apresiasi kalian, hehe. Semoga kalian juga bakal suka sama terjemahan bab ini. Jangan lupa tinggalin vote kalau suka dan nggak divote kalau nggak suka ^^

Selamat membaca~

.

.

.

= Akan Kutangkup Sayap-Sayapmu Dalam Jemariku, Membelai Bulu-Bulumu Hingga Kau Tertidur, Bernapas Tenang Dalam Rengkuhanku =

.

.

.

Playlist: I Only Wanna Talk to You-The Maine, Let You Win-Adam Watts, Say Yes to Heaven-Lana Del Rey (bonus), Sick of Losing Soulmates (cover)-dodie ft. Olivia

.

.

.

Aroma minyak melati membubung di udara, melingkar di pergelangan tangan dan leher Donghyuck bagai rantai tak kasat mata. Mark adalah yang memegang ujungnyaㅡatau mungkin ujunglah yang memegangnya, menariknya mendekati Donghyuck dan kulitnya yang segar. Aroma itu tercium bagai rumah, Mark sadar, bagai ruangan yang selalu Donghyuck dan Mark tempati ketika di Dawyd. Mark tidak sadar bahwa ia merindukannyaㅡia tidak berpikir akan mampu merindukan kehidupan mereka di Dawydㅡhingga ia melangkah memasuki kamar Donghyuck untuk pertama kali sejak mereka tiba di Robyn, dan kini merasakan perasaan itu begitu dalam, membuatnya kepayang. Rumah beraroma seperti Donghyuckㅡatau Donghyuck yang beraroma seperti rumah, Mark tidak tahu mana yang datang lebih dulu.

Biasanya, Donghyuck-lah yang menginvasi kamar Mark, mengendap-endap ke dalam ruang kediamannya untuk bergelung di sofa milik Mark dan membaca buku di depan perapian, tetapi mungkin akibat rasa hormat dan takut, Mark tidak pernah berani melakukan hal yang sama. Sampai hari ini.

Donghyuck meninggalkan jejak kaki basah di lantai. Rambutnya lembap, ujung lengkungnya masih meneteskan air meski Mark telah mengusapkan handuk di sana sebelum mereka meninggalkan kamar mandi. Api di perapian menciptakan corak merah.

Kau akan terserang flu, Mark nyaris berkata, tetapi kemudian Donghyuck berbalik menatapnya, dan itu adalah tatapan seekor harimau ketika kau menetapkan mata panah ke arahnya, menantangmu untuk menembak.

"Apa kau hanya akan berdiri di sana?" tanya Donghyuck. Ia memilih sebuah jubah mandi sutra dari salah satu kursi berlengan dan membalutkannya di sekitar bahu sambil melangkah mendekati salah satu lemari. "Masuk saja. Anggaplah rumah sendiri."

[🔛] Semanis Madu dan Sesemerbak Bunga-Bunga LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang