XXIV

4.4K 551 95
                                    

(INTERMESO) SULUR MENYATUKAN RERUNTUHAN AKHIR KISAH KITA

.

.

.

Playlist: Over the Love - High Quantum

.

.

.

Yangyang lebih cepat daripada Donghyuck, dan lebih pemberani, juga pelaut yang lebih jago. Ia tertawa sangat kencang ketika pertama kali kepala Donghyuck terpukul oleh tali yang gagal ia kencangkan, kemudian tersenyum nakal, menampilkan lidah merah jambunya untuk mengejek Donghyuck. "Pangeran macam apa kau," ucapnya. "Sebaiknya kau cepat belajar, Yang Mulia."

(Dasar bocah badung. Donghyuck membencinya. Donghyuck mencintainya.)

Donghyuck mengomel pada Jeno selama tiga minggu sebelum akhirnya menyerahㅡkeduanya menyerahㅡdan berteman dengan tuan muda dari Starpoint itu, daerah kecil di Pulau Shar, bentangan pulau terakhir sebelum badai laut yang besar. Starpoint menuntun arah kapal dari Pulau yang berlayar menuju Burnt Lands (Ladang Terbakarㅡpen), rekan dagang terbesar milik Kepulauan.

Namun Burnt Lands, terlepas dari namanya yang buruk, tidak terbakar sama sekali, tetapi tampak hijau dan subur dan bersinar dalam cahaya keemasan. Itulah yang Yangyang katakan pada Donghyuck, ketika mereka duduk bersama di dalam salah satu gua di bawah kerajaan Coraline. Eunbin dan Dongsoon menghilang di bawah air, mencari bulu babiㅡ"Nona Seulgi bilang hanya wanita sejati yang cukup berani memakan bulu babi mentah, dan kami adalah wanita sejati!"ㅡYeeun tengah mencari mereka dan Jeno meringkuk seperti kucing di permukaan pasir yang hangat, cahaya matahari tumpah dengan bebas pada batu poros melalui lubang di langit-langit gua.

Donghyuck tidak pernah mengunjungi Burnt Lands, tetapi Yangyang pernah. Jeno juga pernah, tetapi pemuda itu terlalu kecil untuk mengingat tempatnya. Donghyuck agak cemburu pada mereka karena itu.

"Tidak ada yang spesial," ucap Yangyang ketika mendapati Donghyuck cemberut. "Itu hanya, kau tahu, lebih dingin daripada di Pulau. Kuharap kau juga bisa melihatnya, tetapi kurasa tempat terbaik bagi pangeran kecil adalah istananya."

Donghyuck kesal, siap mengamuk, dan hanya suara lembut Jeno yang berhasil membuatnya kembali ke akal sehatnya.

"Bersikap baiklah, Hyuckie."

"Ya, bersikap baiklah, Hyuckie. Dan mungkin aku akan mengizinkanmu menaiki perahu layarku!"

"Rakit, maksudmu?"

"Hei, aku membuatnya dengan kedua tanganku sendiri!"

Itu adalah kebohongan dan mereka semua tahu itu. Yangyang meminjamnya dari Ten, yang mana adalah pelaut paling andal di Pulau yang tidak akan bisa menolak keinginan sepupu kecilnya. Namun Donghyuck adalah sang pangeran, dan Ten juga tidak bisa menolak keinginannya. (Yah, ia akan, ia benar-benar akan, tetapi tidak kalau Donghyuck berhasil mengalahkan Yangyang. Sang pemenang mendapat segalanya, sebagaimana hukum tua perompak Shar.)

Donghyuck seketika bangkit, mengejutkan Yangyang dan Jeno.

"Aku menantangmu!" celetuknya. "Yang pertama menyentuh ujung batu di sana boleh memiliki rakitnya, bagaimana menurutmu?"

Yangyang berdiri di hadapannya, pada permukaan batu berlendir, tak lama kemudian. Dongsoon dan Eunbin telah kembali ke permukaan, dan mereka berhenti memeras air dari kepangan panjang mereka seperti putri duyung yang kesal demi memadang dua bocah laki-laki itu, seketika merasa tertarik. Yeeun memandang antara dua bocah itu, bimbang antara harus menghentikan sang pangeran dari melakukan hal yang berbahaya atau menikmati pertunjukkan.

[🔛] Semanis Madu dan Sesemerbak Bunga-Bunga LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang