XX

5.2K 692 610
                                    

= ATAU KAU MENCINTAI ORANG LAIN, LEBIH DARIPADAKU =

.

.

Playlist: Bad Decisions - Bastille, Empty Gold - Halsey, Impossible - James Arthur

.

.

Donghyuck tidak mengerti, tidak segera, tetapi itu adalah detail kedua yang Mark sadari darinya. Yang pertama adalah bahwa Donghyuck tengah menangis.

Adalah suatu ironi yang kejam untuk dipikirkan, bahwa dari semua tingkah Donghyuck yang tidak pengertian dan tak acuh, ini adalah apa yang berhasil menghantam Mark bagai belati di punggungnya. Donghyuck hanya pernah menangis di depan Mark apabila tengah kesakitan, atau terpojokkan, selalu di saat ketika ia mencapai batasnya. Donghyuck yang ini, Donghyuck yang samaㅡapa memang benar Donghyuck yang sama?ㅡmenangis di pundak Jeno, pada sulaman beledu rompi pemuda itu, warna krem berubah cokelat akibat air matanya. Donghyuck yang ini, dengan tangan Jeno yang menyisir rambutnya, yang kesulitan bernapas akibat isakannya, yang meringkuk dalam rengkuhan Jeno, melingkarkan kedua kakinya pada pinggang pemuda itu. Mark menatapnya dan ia tidak bisa, ia tidak bisa. Sebagaimana malam pernikahan mereka, sebagaimana ketika mereka kanak-kanak dan Donghyuck memaksa masuk ke rumah pohonnya. Dan Mark bisa jadi ragu, ia bisa jadi berhati-hati, memahami dan sabar, tetapi ketika hatinya membuat keputusan, rasanya seperti gigi kecil yang ditempatkan tepat di posisinya, membuat keseluruhan roda berputar, berderak, dan tidak ada cara untuk menghentikannya selain langsung merusaknya.

Donghyuck mendongak ketika Mark masuk, dan ia tidak mengerti. Ia tidak menyadari tampang Mark yang bergeser, berubah menjadi kemarahan dengan cara yang sama seperti logam yang ditempa oleh api di lambung perapian. Ia bahkan tidak sadar bahwa Mark marah, seberapa besar kemarahannya. Ia tidak bisa. Rasa sakitnya sendiri menjerit saat ini, terlalu mentah, terlalu serak, melonjak melalui ikatan mereka, dan terdengar sangat kencang, melebihi batas ikatan, hingga ia tidak mampu menyadari perasaan Mark sama sekali. Sebab apabila ia menyadarinya, maka ia tidak akan berbalik, dengan wajah berlinang air mata, bulu mata yang menggumpal antara satu sama lain dan bersinar akibat basah di bawah cahaya lilin di atas meja. Apabila ia menyadarinya, ia tidak akan melangkah mendekati Mark. (Apabila ia mampu merasakan apa yang tengah Mark rasakan, berada di dekat Mark adalah tempat terakhir yang ia inginkan.) Namun, Donghyuck yang ini, tidak seperti Donghyuck yang Mark cintai, begitu buta, begitu tuli, dan sangat, sangat naif. Sosok terpintar di seluruh kerajaan, dan pemanah yang andal, dan mungkin juga sosok tercantik, dengan hati paling lembut. Sayang, pada akhirnya, perasaanlah yang meruntuhkannya.

Donghyuck mengambil langkah mendekati Mark dan ia terlihat sangat hancur. Ia terlihat peduli. Ia terlihat sangat peduli. Dan Mark tidak menyadariㅡMark tidak pernah melihatnya seperti ini, dan sekarang ketika ia melihatnya, ia mampu memahaminyaㅡbetapa Donghyuck sangat menjaga diri ketika bersamanya, dan betapa kecil, apabila diperbandingkan, kepeduliannya apabila menyangkut Mark. Donghyuck tidak pernah menangis seperti ini untuknya, di hadapannya.

"Mark."

Sentuhan Donghyuck terasa membakar. Tangannya sedikit menyentuh siku Mark, tetapi, rasanya seolah terbakar. (Dan Mark tetap merasa bahwa ia tengah ditempa ulang. Kecuali mungkin kali ini bukan oleh kemarahannya, melainkan oleh Donghyuck yang adalah apinya.)

"Tidak bisakah kau," ucap Donghyuck, suaranya terdengar basah dan kental, bergumal di dalam tenggorokannya, terlampau cair untuk keluar dari mulutnya. Tetesan air mata kembali mengalir dan Donghyuck segera mengusapnyaㅡbahkan sekarang, bahkan sekarang ia tetap tidak mau menangis di hadapan Mark. Ia kembali mencoba, terdengar lebih buruk ketimbang sebelumnya. "Tidak bisakah kau melakukan sesuatu terhadap ini?"

[🔛] Semanis Madu dan Sesemerbak Bunga-Bunga LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang